submandibular.
20
Sembilan puluh persen saliva adalah diproduksi oleh 3 pasang kelenjar mayor yaitu: parotid, submandibular, dan sublingual.
Kelanjar parotis memproduksi 60-65 saliva yang bersifat serous yang mengandung amilase, kelenjar
submandibula mensekresikan 20-30 saliva yang bersifat musin, dan kelenjar sublingual yang berukuran terkecil memproduksi saliva yang bersifat viscous dan
kental.
20
Gambar 5. Kelenjar-kelenjar saliva
19
2.6.1 Fungsi Saliva
Fungsi saliva dapat dikategorikan kepada 5 untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan keseimbangan ekologis, yaitu: pencernaan, lubrikasi dan cleansing,
menjaga intergritas enamel, antibakterial, dan rasa.
19-21
Saliva telah memainkan peranan yang penting dalam sistem pencernaan. Musin dari saliva dapat menfasilitasi
pengunyahan dan penelanan makanan dengan melumas makanan, dan menghasilkan satu lapisan serous pada mukosa rongga mulut agar tidak mengalami dehirasi. Enzim
amilase saliva membantu dalam pencernaan karbohidrat starch.
20,21
Saliva mengandung zat antibakteri seperti lysozyme, imunoglobulin A IgA, yang dapat menyerang mikroorganisme seperti bakteri yang hadir pada makanan,
dengan menghidrolisis dan memecahkan dinding selular bakteri.
20,21
Saliva juga memainkan peranan yang penting dalam mempertahankan integritas enamel gigi
maupun secara fisikal atau kimiawi dengan modulasi remineralisasi dan
Universitas Sumatera Utara
demineralisasi. Faktor utama untuk mengendalikan stabilitas enamel hydroxyapatite adalah konsentrasi kalsium, fosfat, fluoride dan pH dalam saliva.
20,21,22
2.6.2 Komposisi Saliva
Komposisi saliva mengandung 99 air. Saliva mengandung konstituen organik dan anorganik. Konstituen organik adalah enzim ptyalin atau amilase saliva
yang disekresi oleh kelenjar parotid.
20
Konstituen organik yang lain adalah lipase lingual, yaitu enzim yang bekerja pada trigliserida. Musin merupakan glikoprotein
yang disekresi utama dari kelenjar sublingual dan sebagian kecil dari kelenjar submandibular. Musin berfungsi dalam mempertahankan viskositas saliva dan
membantu dalam pelumasan makanan. Ion- ion yang termasuk dalam konstituen anorganik pada saliva adalah: Na
+
, K
+
, Ca
++
, HCO
3 -
dan Cl
-
. Saliva juga mengandung lisozim dan imunoglobulin A IgA.
20-22
2.6.3 Kapasitas Buffer dan pH Saliva
Kapasitas buffer saliva adalah sangat penting dalam mempertahankan pH saliva dan memainkan peranan yang penting dalam remineralisasi. Kapasitas buffer
saliva pada dasarnya adalah tergantung pada konsentrasi bikarbonat, dan berkorelasi dengan laju aliran saliva. Kapasitas buffer dapat mencegah kolonisasi oleh
mikroorganisme patogen. Buffer saliva juga dapat menetralkan asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang bersifat asam, sehingga dapat mencegah enamel
demineralisasi.
19,20
Kapasitas buffer saliva sebagian besar adalah disediakan oleh bikarbonat, dihidrogen dan hidrogen fosfat, dan protein. Konsentrasi ion bikarbonat dalam saliva
pada keadaan istirahat mendekati 1 mmoll dan meningkat sampai lebih dari 50 mmoll saat distimulasi. Peningkatan konsentrasi ion bikarbonat menyebabkan
peningkatan pH.
20
Peningkatan laju aliran saliva dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi urea dan elektrolit seperti Na
+
, Cl
-
, Ca
2+
, PO
4 3-
, OH
-
dan HCO
- 3
. Ion bikarbonat dapat menyebabkan peningkatan pada pH dan merupakan prinsip sistem
Universitas Sumatera Utara
buffer dalam saliva. Kapasitas buffer dapat diperiksa dengan menggunakan tes buffer strip.
21,22
pH saliva bergantung pada laju aliran saliva, jika laju aliran saliva itu tinggi, salivanya akan bersifat basa dan mencapai pH dari 7,5- 8,0.
20
pH saliva adalah hampir netral yaitu dengan pH = 7, dan saliva mengandung HCO
3
, yang dapat menetralkan zat asam yang ada dalam rongga mulut.
20-22
Sedikit peningkatan pH dan kapasitas buffer akan menfasilitasi remineralisasi serta beberapa pengaruh lain
terhadap flora rongga mulut. Secara spesifik, keadaan ini akan mengontrol peningkatan jumlah mikroorganisme, khususnya Streptococcus mutans yang
kariogenik serta Candida albicans.
21
2.6.4 Volume dan Laju Aliran Saliva