Unsur Menghargai Kesempatan Belajar

Berdasarkan analisis di atas penulis menemukan 6 ajaran dari kitab San Zi Jing yang masuk kedalam kategori nilai pendidikan moral dalam unsur ketekunan.

4.2 Nilai Pendidikan Sosial dalam Kitab San Zi Jing

字 Analisis nilai pendidikan moral difokuskan pada unsur menghargai kesempatan belajar dan unsur menjadi manusia yang berguna. Berikut adalah data analisis kitab San Zi Jing yang berkaitan dengan nilai pendidikan sosial unsur menghargai kesempatan belajar.

4.2.1 Unsur Menghargai Kesempatan Belajar

7. 泉, 十七,始发愤,读书籍 彼既 ,犹悔 ,尔小生,宜早 思 字 学 方法 度 s ū lǎo quán, èrshí qī, shǐ fā fèn, dú shū jí. bǐ jì lǎo, yóu huǐ chí, ěr xiǎo shēng, yí zǎo sī. San Zi Jing 2011;196-197 Su Xun mulai belajar keras di usia 27 tahun, setelah menginjak usia dewasa menyesal tidak belajar sungguh-sungguh di masa muda. Bagi generasi muda haruslah belajar dengan tekun dan giat, manfaatkan waktu yang berharga untuk belajar agar tidak menyesal di kemudian hari. Berdasarkan kutipan di atas penulis mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung nilai menghargai kesempatan belajar seperti “menyesal tidak belajar” dan “manfaatkan waktu”. Kalimat manfaatkan waktu bermaksud jangan membuang waktu, rajinlah belajar dari sekarang, jika nilai ini di terapkan sejak dini maka pada generasi selanjutnya tidak akan ada kata menyesal, seperti yang disebutkan pada kalimat “setelah menginjak usia dewasa menyesal tidak belajar sungguh-sungguh di masa muda ”, hal ini termaksuk dalam nilai pendidikan sosial. Universitas Sumatera Utara Analisis di atas diperkuat dengan kisah dari Su Xun yang terdapat dalam buku cerita San Zi Jing. 12Su Xun dari zaman dinasti Song, ketika muda tidak suka belajar, ketika belajar pun tidak serius. Sampai usia 27, ketika abangnya lulus ujian negara dan memberikan kebanggaan bagi keluarga, barulah dia bersedia belajar. setelah belajar setahun dia merasa artikel yang di tulisnya sudah sangat baik, dia pun mengikuti ujian, tetapi tidak lulus. Oleh karena itu dia pulang kerumah dan membakar semua artikel yang pernah di buatnya, bertekad memulai dari awal. Sejak saat itu, dia mengunci diri di kamar, setiap hari belajar keras. Lima enam tahun berlalu, dia sudah sangat fasih menulis artikel dengan ribuan kata. Pada akhirnya dia menjadi salah satu dari “8 sastrawan Zaman dinasti Song Tang. ” San Zi Jing 2012; 187 Berdasarkan kisah di atas dapat dipelajari nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamankan Su Xun, yang tidak suka belajar dan tidak serius ketika belajar, giat belajar pada usia 27 setelah melihat abangnya telah berhasil. Hal ini mengingatkan anak-anak agar tidak lagi bermalas-malasan, dari sekarang gunakan waktu untuk belajar, asalkan mau belajar dari kesalahan pasti bisa sukses. Data berikutnya adalah teks yang berkenaan dengan nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang dikutip dari kitab San Zi Jing. 8. 梁灏, 十 ,对大延,魁多士 彼既 , ,尔小生,宜立 字 学 方法 度 ruò liáng hào, èrs híbā, duì dà yán, kuí duō shì. bǐ jìchéng, zhòng chēng yì, ěr xiǎoshēng, yí lìzhì. San Zi Jing 2011;198-199 Liang Hao di usia 82 tahun baru lulus ujian, meskipun sudah tua masih bisa berhasil, bagi generasi muda rajinlah belajar dari sekarang, tetapkan tekad dan tujuan maka masa depan kita pasti cemerlang. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kutipan di atas penulis mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung nilai pendidikan sosial seperti “baru lulus ujian” dan “sudah tua masih bisa berhasil ”. Kalimat di atas bermaksud agar anak-anak jangan putus asa meskipun gagal, asalkan memiliki tekad seperti yang disebutkan dalam kalimat “rajinlah belajar dari sekarang, tetapkan tekad dan tujuan maka masa depan kita pasti cemerlang ” hal ini termasuk kedalam unsur menghargai kesempatan belajar. Analisis di atas diperkuat dengan kisah dari Su Xun yang terdapat dalam buku cerita San Zi Jing. 13Liang Hao dari zaman dinasti Song, sejak muda sudah mengikuti ujian negara, ingin berhasil dan mempunyai nama yang baik, tetapi setiap tahun mengikuti ujian, tetapi setiap tahun tetap gagal, meskipun gagal berkali-kali dia tidak berkecil hati. Putra dari Liang Hao juga seorang yang rajin dan giat belajar, bahkan sudah lulus ujian negara dan mendapatkan juara pertama, selain bahagia putranya telah lulus ujian, harapan pada diri sendiri juga tinggi, dia bertekad harus mendapatkan juara pertama juga. Sejak saat itu, dia lebih giat lagi belajar, setiap teman melihatnya begitu rajin, menasehatinya agar tidak perlu terlalu memakasakan diri, anak mu telah mendapatkan juara, seumur hidup tidak perlu khawatir akan keuangan , mengapa harus diri sendiri mendapatkan gelar ? Tetapi, kata-kata tersebut tidak mempengaruhinya, dia tetap belajar keras, akhirnya pada usia 82 tahun, dia lulus ujian dan mendapatkan juara pertama. Pada saat kaisar memanggilnya, dia sangat percaya diri dan sikapnya tidak kalah dengan juara muda, sehingga mendapatkan pujian dari banyak orang. Liang Hao tidak peduli pandangan orang terhadap juaranya di masa tua, karena dia sudah sampai pada tujuannya, menyelesaikan harapannya. San Zi Jing 2012; 191 Berdasarkan kisah di atas dapat dipelajari nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamankan Liang Hao, yang gagal berkali- kali dan lulus ujian di usia 82 tahun. Hal ini mengajarkan kepada anak-anak maupun orang tua bahwa usia tua dan muda juga bisa sukses, percaya pada diri sendiri tidak ada kata terlambat asalkan tidak putus ada dan peduli terhadap pandangan orang lain. Universitas Sumatera Utara Data berikutnya adalah teks yang berkenaan dengan nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang dikutip dari kitab San Zi Jing. 9. 莹 岁,能咏诗,泌七岁,能赋棋 彼颖悟,人 奇,尔幼学,当效 之 字 学 方法 度 yíng bā suì, néng yǒng shī, mì qī suì, néng fù qí. bǐ yǐng wù, rén chēngqí, ěr yòu xué, dāng xiào zhī. San Zi Jing 2011;200-201 Zu Ying usia 8 tahun sudah bisa melantunkan puisi, Li Mi usia 7 tahun sudah bisa membuat puisi, kepintaran mereka menakjubkan, saat ini kita sebagai pelajar seharusnya mencontoh ketekunan mereka untuk belajar lebih giat lagi. Berdasarkan kutipan di atas penulis mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung nilai pendidikan sosial seperti “bisa melantunkan puisi” d an “bisa membuat puisi” yang bermaksud agar anak-anak dapat memperkaya diri sendiri dan memacu diri sendiri untuk lebih baik dari orang lain, seperti yang disebutkan dalam kalimat “kita sebagai pelajar seharusnya mencontoh ketekunan mereka untuk belajar lebih giat lagi ” hal ini termasuk kedalam unsur menghargai kesempatan belajar. Analisis di atas diperkuat oleh 2 kisah dari Zhu Ying dan Li Mi yang terdapat dalam buku cerita San Zi Jing. 14Zu Ying dari zaman dinasti Bei Wei, di usia 8 tahun sudah bisa menghapal buku seperti Shi Jing dan Shang Shu. Karena setiap hari Zu Ying belajar keras tanpa mengenal lelah, sehingga tidak berpikiran untuk tidur, karena kasih sayang orang tuanya, mereka menyembunyikan semua lampu minyak yang ada di rumah, tidak membiarkannya belajar sampai terlalu larut. Zhu Ying yang rajin dan cerdas, mengeluarkan minyak lampu yang disembunyikannya pada saat orang tuanya tertidur dan terus belajar, Zhu Ying menutup jendela dan menutup dirinya dengan selimut agar tidak diketahui orang tuanya, dan bisa belajar dengan tenang. Suatu hari dikarenakan Zu Ying belajar terlalu larut, pagi harinya terlambat bangun, karena buru-buru mengejar jam masuk sekolah, dan bergegas ke sekolah, sesampai di sekolah kebetulan hari ini giliran dia memaparkan isi buku Shang Shu. Saat itu dia baru sadar bahwa dia salah membawa buku Qu Li, dia tampak tenang melihat buku Universitas Sumatera Utara Qu Li, tetapi mulut memaparkan isi dari Shang Shu, dan menghapalnya tiga kali, tidak hanya cepat juga tidak ada satu pun kesalahan kata. Guru dan teman-temannya sangat terkejut setelah mengetahuinya. Kaisar pun memujinya setelah mengetahui kejadian ini. Pada akhirnya dia bekerja menjadi seketaris dan jurnalis di kerajaan. San Zi Jing Gu Shi 2012; 136-137 Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa Zu Ying yang belajar keras tanpa mengenal lelah, bahkan ketika orang tuanya tidak mengizinkan dia untuk berlajar sampai larut malam, dia tetap belajar didalam selimut. Semangat dan kegigihan dia untuk rajin belajar adalah unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamkan Zu Ying. 15Li Mi dai zaman dinasti Tang, ketika umur 7 tahun sudah bisa menulis puisi, dan pandai bermain catur china, disebut sebagai anak ajaib. Setelah kaisar mengetahuinya, dia di panggil ke istana agar di uji oleh menteri Zhang. Menteri Zhang mengujinya membuat puisi dengan judul “ Persegi Bulat Gerak Diam”, Li Mi tanpa ragu-ragu menjawab: “Persegi bagai kebenaran, Bulat bagai kebijaksanaan, Gerak bagai keberhasilan, Diam bagai keinginan ”, artinya, Persegi adalah melakukan sesuatu harus memiliki prinsip- prinsip keadilan, Bulat adalah menggunakan akal harus memikirkan dengan cermat, Gerak adalah harus mengembangkan bakat diri, Diam adalah ketika merasa puasberhasil seharusnya bersikap lebih tenang. Kaisar Tang terkejut setelah mendengar jawabannya, bekali-kali memujinya : “Setiap kata berhubungan dengan catur, tetapi tidak ada satupun kata ‘catur’ pantas disebut anak ajaib.” Karena kecerdasannya dia diangkat sebagai menteri, membantu kaisar Tang menyelesaikan masalah negara. San Zi Jing Gu Shi 2012; 137-138 Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa Li Mi yang bisa menulis puisi di usia 7 tahun memacu semangat anak-anak untuk giat belajar agar dapat memiliki keahlian dan kemahiran tersendiri adalah unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamkan Li Mi kepada anak-anak agar dapat rajin belajar dari sekarang untuk memperkaya diri sendiri. Berdasarkan kisah di atas dapat dipelajari nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamankan Zhu Ying dan Li Mi, kepintaran Universitas Sumatera Utara dan ketekunan mereka diusia dini mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih giat belajar sejak kecil dan mengajarkan kepada orang tua pentingnya pendidikan di usia dini. Data berikutnya adalah teks yang berkenaan dengan nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang dikutip dari kitab San Zi Jing. 10. 蔡文姬,能 琴,谢道韫,能咏吟 彼女子, 聪敏,尔男子,当自 警 字 学 方法 度 cài wén jī, néng biàn qín, xiè dào yùn, néng yǒng yín. bǐ nǚ zǐ, qiě cōng mǐn, ěr nán zǐ, dāng zì jǐng. San Zi Jing 2011;202-203 Cai WenJi paham akan temperamen musik, Xie DaoYun bisa membuat puisi, mereka berdua adalah wanita tetapi sangat pintar, sebagai pria juga harus meneladani dan memperkaya diri sendiri untuk belajar lebih giat. Berdasarkan kutipan di atas penulis mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung nilai pendidikan sosial yaitu “wanita” d an “pria”. Pada zaman dulu hanya pria yang bisa sekolah, wanita hanya dirumah. Tetapi tokok- tokoh wanita ini tidak bersekolah tapi sangat berbakat, dan rajin melatih diri sendiri. Meskipun zaman sekarang tidak ada lagi perbedaan kesempatan belajar antara pria dan wanita, tetapi anak-anak laki-laki zaman sekarang lebih malas dibandingkan anak perempuan. Hal ini juga termasuk ke dalam unsur mengharagai kesempatan belajar yang bermaksud agar pria jangan mau kalah dengan wanita. Analisis di atas diperkuat oleh 2 kisah dari Cai WenJi dan Xie DaoYun yang terdapat dalam buku cerita San Zi Jing. 16Cai Yong, sarjana dari zaman dinasti Dong Han, mempunyai seorang putri Cai WenJi yang pandai akan temperamen musik. Suatu hari, Cai Yong bermain alat musik petik china, tiba-tiba salah satu tali putus, disisi lain Cai WenJi yang sedang melihat buku Universitas Sumatera Utara berkata: “ayah, tali 1 putus ya ?”, Cai WenJi sama sekali tidak menoleh, bahkan bisa mendengarkan tali mana yang putus, ayahnya sangat terkejut dan bepikir mungkin ini hanya kebetulan. Ayahnya sengaja memutuskan salah satu tali, kemudian memainkannya, Cai WenJi bertanya pada ayahnya: “kenapa tali 4 juga putus ?”, Cai Yong terdiam dan yakin bahwa putrinya memiliki bakat musik. Dibawah bimbingan ayahnya, Cai WenJi berlatih keras, beberapa tahun kemudian dia menjadi ahli alat musik petik china. San Zi Jing Gu Shi 2012; 140-141 Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa Cai WenJi yang bisa membedakan temperamen musik membuat ayahnya kaum pria tediam dan yakin bahwa Cai WenJi memiliki bakat musik. Hal ini memacu kaum pria untuk giat belajar agar dapat memiliki keahlian dan kemahiran tersendiri adalah unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamkan Cai Wen Ji kepada kaum pria agar dapat rajin belajar dari sekarang untuk memperkaya diri sendiri . 17Xie DaoYun dari zaman dinasti Jin, suatu hari pamannya Xie An perdama mentri terkenal pada zaman dinasti Jin melihat diluar jendela sedang turun salju, ide sesaat, ingin menguji kemahiran keponakannya untuk membuat puisi dan bertanya : “salju yang turun seperti apa? ”, Kakak Xie DaoYun menjawab : “seperti menaburkan garam di langit ”, Xie Dao Yun menjawab : “seperti biji dedalu putih yang mengapung diudara ”, Mendengar jawaban tersebut pamannya berkata : “bagus Menggambarkan keringan salju. ” Sejak saat itu reputasi Xie DaoYun menyebar luas, orang-orang memangilnya : “Yong Xu Cai Nv perempuan berbakat menyanyikan kapas ”. San Zi Jing Gu Shi 2012; 141-142 Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa Xie DaoYun yang paham akan temperamen musik memacu semangat kakaknya kaum pria untuk giat belajar agar dapat memiliki keahlian dan kemahiran tersendiri adalah unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamkan Xie DaoYun kepada kaum pria agar tidak kalah dengan kaum wanita dan dapat rajin belajar dari sekarang untuk memperkaya diri sendiri . Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kisah di atas dapat dipelajari nilai pendidikan sosial dalam unsur menghargai kesempatan belajar yang ditanamankan Cai WenJi dan Xie DaoYun, agar wanita dapat memperkaya diri sendiri dan memacu diri sendiri untuk lebih baik, begitu juga dengan pria. Data berikutnya adalah teks yang berkenaan dengan nilai pendidikan sosial dalam unsur menjadi manusia yang berguna yang dikutip dari kitab San Zi Jing.

4.2.2 Unsur Menjadi Manusia yang Berguna