Teori Kesusastraan Landasan Teori

2.3 Landasan Teori

Teori merupakan yang alat terpenting dari suatu pengalaman. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan Koentjaraningrat, 1998:3. Teori adalah rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Nilai- Nilai Pendidikan dalam Kitab San Zi Jing 字 ” menggunakan teori kesusastraan dan teori pendidikan untuk membahas lebih dalam tentang nilai-nilai pendidikan moral, sosial dan budaya yang terdapat dalam Kitab San Zi Jing.

2.3.1 Teori Kesusastraan

Teori kesusastraan yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari kata sos Yunani yang berarti bersama, bersatu, berkawan, teman, dan logi logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dari akar kata sash Sansekerta berarti mengarahkan, mengajarkan, memberikan petunjuk dan instruksi. Akhiran tras berarti alat, sarana. Merujuk dari defenisi tersebut, keduanya memiliki objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Zainal 1986: 11 berpendapat pendekatan sosiologi melihat segala macam nilai- nilai dalam masyarakat, institusi-institusi sosial, serta komunikasi atau individu dari hasil karya tertentu. Sastra merupakan cerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan. Karya Sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Universitas Sumatera Utara Yasa 2012: 21 mengatakan sosiologi sastra dikenakan pada tulisan-tulisan para kritikus dan ahli sejarah sastra yang ditujukan pada cara-cara seorang pengarang dipengaruhi oleh status kelasnya, ideologi masyarakat, keadaan-keadaan ekonomi yang berhubungan dengan pekerjaannya, dan jenis pembaca yang dituju. Semua itu terangkum dalam aspek yang membangun sebuah cipta sastra, salah satu aspek yang membangun keutuhan sebuah cerita adalah perwatakan tokoh-tokohnya. Ciri-ciri perwatakan seorang tokoh selalu berkaitan dengan pengarang dan lingkungan dimana ia hidup. Demikian juga menyangkut tipe orang atau tokohnya. Biasanya dalam setiap cerita selalu terdapat beberapa tokoh, dalam hal inilah pengetahuan sosiologi berperan mengungkapkan isi sebuah karya sastra. San Zi Jing adalah salah satu karya sastra Tiongkok kuno yang menyenangkan dan berguna karena karya ini tidak hanya memiliki cerita yang menghibur tetapi juga memberikan manfaat pelajaran bagi manusia. Ratna 2004:332-333 mengemukakan bahwa, sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut: 1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat. 2. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat. 3. Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisa, dipinjam melalui kompetensi masyarakat yang dengan sendirinya telah mengandung masalah-masalah kemasyarakatan. Universitas Sumatera Utara 4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat,dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkadang terkandung estetika,etik,bahkan logika. Masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap ketiga aspek tersebut. 5. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat inter subjektifitas, masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya sastra. Dengan demikian sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya. Sosiologi sastra tidak hanya membicarakan karya sastra itu sendiri melainkan hubungan masyarsakat dan lingkungan serta kebudayaan yang menghasilkannya.

2.3.2 Teori Pendidikan