22
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi identifikasi variabel penelitian, defenisi
operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data Hadi, 2000.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Identifikasi variabel penelitian merupakan langkah penetapan variabelvariabel utama yang menjadi fokus dalam penelitian serta penentuan fungsinya masing-
masing Azwar, 2000. Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesa penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
: Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
2. Variabel terikat
: Perilaku Inovatif Kerja
B. Defenisi Variabel Operasional Penelitian
Definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati Azwar, 2010. Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Perilaku Inovatif Kerja
Perilaku inovatif kerja merupakan perilaku individu yang melalui proses pemunculan ide baru untuk menghasilkan, memperkenalkan dan menerapkan ide
baru yang bermanfaat bagi pribadi maupun perusahaan. perilaku inovatif kerja diukur melalui empat dimensi utama dari De Jong 2010 yang meliputi idea
exploration, idea generation, idea championing, idea implementation. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala perilaku inovatif kerja, maka semakin tinggi
perilaku inovatif kerja yang dimiliki seorang idividu atau karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dari skala perilaku inovatif kerja, maka
semakin rendah perilaku inovatif kerja individu atau karyawan.
2. Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan
Transaksional
Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang
lebih baik dengan cara merubah individu, tim atau organisasi dengan membimbing , menginspirasi, memperhatikan kebutuhan karyawan. Gaya
kepemimpinan transformasional diukur melalui empat komponen yaitu individualized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan
individualized consideration Bass, 2006. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya memimpin yang diterapkan oleh pemimpin untuk
memotivasi bawahan melalui hadiah, pujian, atau resource yang bernilai lainnya dan bawahan harus menyelesaikan tugas yang diberikan untuk mendapatkan
hadiah tersebut. Gaya kepemimpinan transaksional diukur melalui 3 komponen
Universitas Sumatera Utara
yaitu contingent reward, management by exception active, management by exception passive. Gaya kepemimpinan dapat dilihat dari skor nilai yang
diperoleh melaui pengisian skala tersebut. Jika skor skala gaya kepemimpinan transformasional tinggi dan skor skala gaya kepemimpinan transaksional rendah
maka karyawan mempersepsikan pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ditempat kerja. Sebaliknya, bila semakin tinggi skor skala gaya
kepemimpinan transaksional dan skor skala gaya kepemimpinan transformasional rendah maka karyawan mempersepsikan pemimpin menerapkan gaya
kepemimpinan transaksional.
C. Populasi Penelitian 1.
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2012. Hadi 2000 mengemukakan bahwa populasi dibatasi oleh sejumlah subjek dengan sedikitnya memiliki satu
karakteristik yang sama. Pada penelitian ini, karakteristik populasi yang digunakan peneliti adalah seluruh karyawan Balai Wilayah Sungai Sumatera
Utara II
Universitas Sumatera Utara
D. Metode Pengambilan Data 1.
Skala Perilaku Inovatif Kerja
Metode pengambilan data mengenai Perilaku Inovatif Kerja dilakukan dengan Skala Perilaku Inovatif Kerja skala ini disusun berdasarkan dimensi-
dimensi perilaku inovatif kerja dari De Jong dan Hartog 2010 yang mencakup empat dimensi utama idea exploration, idea generation, idea championing, idea
implementation. Model skala perilaku inovatif kerja ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 pilihan jawaban. Untuk aitem favourable ,
jawaban “TP Tidak Pernah” diberi nilai 0, “HTP Hampir Tidak Pernah” diberi nilai 1, “KK
Kadang- Kadang” diberi nilai 2, “S Sering” diberi nilai 3, dan “SL Selalu”
diberi nilai 4. Untuk aitem unfavourable mendapatkan nilai sebaliknya.
Tabel 3.1. Blue Print Skala Perilaku Inovatif Kerja No
Aspek Favourable
Unfavourable
1 Idea Exploration
2,5,10,13,16,19,20 4,9
2 Idea Generation
11,12,14,15 3
Idea Championing 3,7,8,17,18,21
4 Idea Implementation
1,6
Total
19 2
2. Skala Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan
Transaksional
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku kepemimpinan transformasional adalah skala gaya kepemimpinan transformasional. Skala ini
disusun berdasarkan empat komponen gaya kepemimpinan dari Bass 2006 yaitu
Universitas Sumatera Utara
individualized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan individualized consideration. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku
kepemimpinan transaksional adalah skala gaya kepemimpinan transaksional. Skala ini disusun berdasarkan tiga komponen gaya kepemimpinan transaksional
menurut Bass 1990 yaitu Contingent reward, Management by Exception Active, dan Management by Exception Passive. Model skala gaya kepemimpinan
transformasional dan gaya kepemimpinan transformasional ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 pilihan jawaban. Untuk aitem favourable, jawaban
“STS Sangat Tidak Setuju” diberi nilai 1, “TS Tidak Setuju” diberi nilai 2, “N Netral” diberi nilai 3, “S Setuju” diberi nilai 4, dan “SS Sangat Setuju” diberi
nilai 5. Untuk aitem unfavourable mendapatkan nilai sebaliknya.
Tabel 3.2. Blue Print Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional No
Komponen Favourable
Unfavourable
1 Individualized influence
17,19,24,28 2
Inspirational motivation 20,22,26,32,37,41
38 3
Intellectual stimulation 18,23,27,35,40
21,25 4
Individualized consideration 29,30,31,34,39,36 33
Total 21
4
Tabel 3.3. Blue Print Skala Gaya Kepemimpinan Transaksional No
Komponen Favourable
Unfavourable
1 Contingent reward
2,3,4,10,14,15 2
Management by Exception Active 7,8,9,13
3 Management by Exception Passive 1,5,11,12,16,6
Total
16
Universitas Sumatera Utara
E. Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas Alat Ukur
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono, 2012. Validitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah validitas isi. Validitas isi mengukur sejauh mana aitem-aitem yang ada didalam tes dapat mencakup keseluruhan objek yang hendak diukur. Adapun
pengujian validitas ini dengan menggunakan analisis rasional atau dengan pendapat dari para ahli di bidang tersebut.
2. Daya Diskriminasi Item
Menurut Azwar 2010, uji daya diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem dapat membedakan antara individu atau kelompok yang tidak
memiliki atribut dengan yang memiliki atribut yang akan diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi korelasi antara distribusi antar
skor skala itu sendiri dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan komputasi program SPSS 17.0. menurut Adapun
kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
≥ 0.30.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Suatu alat ukur dikatakan reliable ketika alat ukur yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama Sugiyono, 2012. Pengujian reliabilitas alat ukur ini dengan konsistensi internal
Cronbach’s alpha coeffecient, yang mana pengujian dilakukan hanya
Universitas Sumatera Utara
dengan mencobakan instrumen sekali saja kepada subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala. Semakin koefisien
reliabilitas mendekati angka 1.00, menunjukkan semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 0.00, berarti semakin
rendah reliabilitasnya. Untuk pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba skala Perilaku Inovatif Kerja dan Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional diberikan kepada 220 orang karyawan di Balai Wilayah Sungai
Sumatera II. Hasil uji coba skala perilaku inovatif kerja menghasilkan 11 aitem yang diterima dari 21 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi aitem
�
��
. ≥ 0,30 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.883. Indeks aitem yang memiliki daya
diskriminasi tinggi bergerak dari �
��
= 0,518 sampai dengan �
��
= 0,695.
Tabel 3.4. Distribusi Aitem Skala Perilaku Inovatif Kerja Setelah Uji
Coba
No Aspek
Favourable Unfavourable
1 Idea Exploration
10,13,16, 2
Idea Generation 12,14,15
3 Idea Championing
3,8,17 4
Idea Implementation 1,6
Total
11
Universitas Sumatera Utara
Uji coba skala Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dilakukan pada subjek penelitian yang berjumlah 220 orang karyawan Balai Wilayah Sungai
Sumatera II. Hasil uji coba skala Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional menghasilkan 20 aitem dari 25 aitem untuk gaya kepemimpinan
transformasional dan 13 aitem dari 16 aitem untuk gaya kepemimpinan transaksional. Indeks diskriminasi aitem
�
��
. ≥ 0,30 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.908 untuk gaya kepemimpinan transformasional dan sebesar 0.790
untuk gaya kepemimpan transaksional.
Tabel 3.5. Distribusi Aitem Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional
Setelah Uji Coba
No Aspek
Favourable Unfavourable
1 Individualized influence
17,19,24,28 2
Inspirational motivation 20,22,26,32,37,41
3 Intellectual stimulation
18,23,27,35,40 4
Individualized consideration 29,30,31,34,39
Total 20
Tabel 3.6. Distribusi Aitem Skala Gaya Kepemimpinan Transaksional
Setelah Uji Coba
No Aspek
Favourable Unfavourable
1 Contingent reward
2,3,10,14,15 2
Management by Exception Active 7,8,9,13
3 Management by Exception Passive
1,5,11,6
Total
13
Universitas Sumatera Utara
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian