penilaian pada peforma mereka. Peringatan dan hukuman bisa diberikan jika karyawan melakukan kesalahan.
D. Dinamika Perbedaan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Pada Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
Perilaku inovatif kerja merupakan merupakan perilaku kerja yang bertujuan untuk menghasilkan, memperkenalkan dan menerapkan ide baru yang
bermanfaat bagi pribadi maupun perusahaan. Menurut Farr dan Ford dalam De Jong, 2010 Perilaku Inovatif Kerja adalah perilaku individu untuk
memperkenalkan ide, proses, produk, prosedur baru dan berguna di dalam organisasi, kelompok atau peran kerja sendiri. Sedangkan De Jong dan Hartog
De Jong Hartog, 2010 menyebutkan perilaku inovatif kerja tidak hanya sekedar menghasilkan ide baru tetapi juga melibatkan proses implementasi
terhadap ide tersebut khususnya pada seting pekerjaan Untuk sebuah organisasi tentu perilaku inovasi sangat penting untuk
meningkatkan keberhasilan proses internal dan kualitas outcomes. Untuk menjaga tetap berkompetisi dan untuk menjamin bertahan hidupnya sebuah organisasi
Messmann, 2012. Dan untuk karyawan yang berkontribusi dengan melakukan inovasi. Akan membawa keuntungan pada kemampuan untuk menyesuaikan
antara kondisi dan kebutuhan kerja dan kebutuhan personal juga kompetensi yang dimilikinya, dan terakhir meningkatnya tingkat kepuasan kerja dan well being
Janssen dalam Messmann. 2012
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku inovatif kerja, salah satunya adalah hubungan yang dimiliki karyawan dengan atasannya
Nijenhuis, 2015. Hubungan karyawan dengan atasannya menjadi aspek penting dari lingkungan kerja secara langsung mempengaruhi kepercayaan karyawan
dalam bekerja dan melihatkan hasil upaya inovatifnya Nijenhuis, 2015. Menurut Nijenhuis 2015 berpendapat bahwa gaya pemimpin yang berpartisipasi
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang didasari paksaan menjadi penting di dalam proses berinovasi. Beberapa studi umumnya membedakan antara
kepemimpinan transformasional dan transaksional. Gaya kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai gaya pemimpin
yang merubah bawahannya untuk mencapai hal yang penting bagi karyawan tersebut dengan merubah nilai, ide, minat dan memotivasi mereka untuk memberi
kinerja yang lebih dari apa yang sudah ditentukan sebelumnya Bass ,1990. Pemimpin transformasional memberi stimulasi pada pengikutnya untuk
melakukan hal-hal yang lebih dari apa yang diharapkan dengan memotivasi bawahannya secara instrinsik Bass Riggio, 2006.
Pada dimensi Intelectual stimulation pemimpin dengan gaya transformasional mampu membuat bawahan untuk mengevaluasi kembali masalah yang mungkin
terjadi dan lingkungan kerja mereka sehingga ide inovatif bisa terus berkembang Bass Riggio, 2006 dimensi
inspirational motivation pemimpin
transformasional memberi keyakinan pada kemampuan mereka sendiri sehingga bawahan mudah untuk menunjukkan perilaku inovatif. Dan terakhir melalui
individualized consideration pemimpin transformasional dapat membuat
Universitas Sumatera Utara
bawahannya berperilaku inovatif karena pada dimensi ini pemimpin memberikan penekanan pada keberagaman bakat yang dimiliki bawahannya dengan
mempelajari karateristik bawahannya Bass Riggio, 2006. Beberapa studi menemukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh dengan perilaku inovatif kerja, seperti Kresnandito 2012 menemukan ada pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan
transformasional terhadap perilaku inovatif pada 52 penyiar radio PRSSNI Jawa Timur. Dan Penelitian dari Reuvers, Engen, Vinkenburg dan Evered 2008
menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dan innovative work behavior pada 335
partisipan di empat hotel di Australia. Juga penelitian Riaz 2012 pada 100 manajer bank Rawalpindi dan Islamabad menunjukkan kepemimpinan
transformasional secara positif memprediksikan munculnya perilaku inovatif kerja.
Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional didasarkan pada hubungan pertukaran dimana pemimpin membuat jelas apa yang diharapkan untuk
bawahannya Bass,1999 dan menawarkan imbalan ketika bawahan melakukan apa yang diharapkan, membuat setiap proses sebagai transaksi. Kepemimpinan
transaksional bisa dikatakan terkait secara negatif dengan perilaku inovatif karena lebih memfokuskan pada kinerja dan kurang pada stimulasi kegiatan baru
Pieterse dkk, 2010. Tetapi penelitian Riaz 2012 pada manajer bank Rawalpindi dan Islamabad menunjukkan kepemimpinan transaksional juga mendorong
munculnya perilaku inovatif kerja, hal ini bisa terjadi jika pemimpin transaksional
Universitas Sumatera Utara
menggunakan reward dan reinforcement untuk meningkatkan perilaku inovasi dan performa
Bass Dalam Ossebaar , 2012 mengatakan bahwa kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh negatif pada perilaku inovatif karyawan melalui
contingent rewards, passive management by exception dan active management by exception. Hal ini disebabkan karena pemimpin transaksional memberikan hadiah
melalui untuk tujuan tertentu saja, karyawan tidak diharapkan untuk melampaui tujuan yang sudah ditentukan di awal dan dengan begitu tidak akan terlibat dalam
perilaku inovatif tetapi kepemimpina transaksional bisa memiliki efek positif dalam keadaan tertentu Ossebaar, 2012
Berdasasrkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional memiliki pengaruh dengan perilaku inovatif
karyawan oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melihat perbedaan tingkat perilaku inovatif kerja pada gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan
transaksional
E. Hipotesis Penelitian