Hasil Pengujian Hipotesis 1. Ada Perbedaan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja pada Gaya Pembahasan

Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Perilaku Inovatif Kerja Variabel Df1 Df2 F-hitung Sig. Perilaku Inovatif Kerja 1 122 1.745 0.189 Berdasarkan Tabel di atas, maka data perilaku inovatif kerja telah memenuhi asumsi homogenitas yang artinya bahwa hasil data berasal dari populasi yang memiliki vaians yang sama.

C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Ada Perbedaan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja pada Gaya

Kepemimpinan Transaksional dan Gaya Kepemimpinan Transformasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat perilaku inovatif kerja pada gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional. Pengujian ini dilakukan dengan analisis Independent T-Test dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Statistic 17.0 version for windows dan Microsoft Excel 2007 Tabel 4.20 Hasil Analisis Independent T-Test Pada Kedua Kelompok Transaksional dan Transformasional Kelompok Mean SD Mean Difference df Sig 2 tailed t Transaksional 25,42 4,35 -6.161 122 0.000 -6.972 Transformasional 31,58 5,32 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa kelompok transformasional M = 31,58 , SD = 5,32 secara signifikan memiliki tingkat perilaku inovatif kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok transaksional M=25,42 , SD=4,35, Sig 2 tailed = 0.000 0.05 dengan perbedaan mean sebesar -6,161. Hal ini membuktikan bahwa perilaku inovatif kerja akan lebih terjadi oleh orang dengan atasan yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional dibandingkan dengan kelompok transaksional

D. Pembahasan

Hasil penelitian mengungkap bahwa terdapat perbedaan perilaku inovatif kerja yang signifikan antara karyawan yang dipimpin dengan gaya transaksional dan gaya transformasional di kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Sebagian besar karyawan memiliki pemimpin dengan gaya transformasional berjumlah 67 orang dan pemimpin transaksional berjumlah 57 orang. dilihat dari tingkat perilaku inovatif kerja terlihat bahwa kelompok transformasional memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok transaksional dengan perbedaan mean sebesar 6.161. Hal ini berarti menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional pada pemimpinnya memiliki tingkat perilaku inovatif kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional. Universitas Sumatera Utara Penelitian Albrecht Dalam Kroes, 2015 menunjukkan persepsi karyawan terhadap pemimpinnya memberi pengaruh pada berubahnya motivasi, yang menyiratkan bahwa kepemimpinan menjadi faktor penting untuk menstimulasi perubahan perilaku. Konsep gaya kepemimpinan transformasional berfokus pada memberdayakan karyawan untuk melewati zona nyamannya. Dengan pemimpin transformasional, karyawan mendapat kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat kepada pemimpinnya Ossebaar 2012. Memberi insight pada kolega dan karyawannya untuk berpikir dan berperilaku lebih dari apa yang sudah diharapkan Kroes, 2015. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada hubungan pertukaran imbalan antara pemimpin dan karyawan, membuat jelas apa yang diharapkan untuk dilakukan karyawan Bass,1999. Lebih berfokus pada kinerja di dalam pekerjaan dan kurang pada stimulasi kegiatan baru, tetapi tidak menimbulkan antusias atau komitmen pada tugas yang diberikan Ossebaar, 2012. Hal ini bisa membuat perilaku inovatif kerja untuk muncul lebih tinggi pada kelompok karyawan dengan persepsi gaya kepemimpinan transformasional daripada karyawan pada kelompok gaya kepemimpinan transaksional. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kroes 2015 bahwa gaya kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan perilaku inovatif kerja. Juga penelitian dari Riaz, Aslam dan Khan 2012 yang mengungkapkan bahwa kepemimpinan transformasional menjadi prediktor Universitas Sumatera Utara positif munculnya perilaku inovatif kerja. Tetapi penelitian Riaz 2012 menunjukkan pemimpin transaksional juga mendorong munculnya perilaku inovatif kerja tetapi bisa terjadi demikian jika pemimpin transaksional menggunakan reward dan reinforcement untuk meningkatkan perilaku inovasi dan performa. Tingkat perilaku inovatif kerja yang lakukan karyawan berada di atas tingkat perilaku inovasi kerja populasi secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik perilaku inovatif kerja sebesar 28,75 lebih besar dari mean hipotetik perilaku inovatif kerja sebesar 22. Sedangkan berdasarkan norma kategorisasi distribusi normal, maka sebagian besar karyawan memiliki tingkat perilaku inovatif kerja yang sedang dengan jumlah subjek yang ada dalam kategori ini sebanyak 63 orang yang terdiri dari 43 orang berasal dari kelompok pemimpin transaksional dan 20 orang berasal dari kelompok pemimpin transformasional. Sedangkan karyawan dengan tingkat perilaku inovatif kerja yang tinggi berjumlah 56 orang yang terdiri dari 9 orang dari kelompok pemimpin transaksional dan 47 berasal dari kelompok pemimpin transformasional. Dan 5 orang dengan tingkat perilaku inovatif rendah yang berasal dari kelompok pemimpin transaksional Universitas Sumatera Utara 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan keseluruhan mengenai kesimpulan dan saran- saran sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang didapat dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpual yaitu: 1. Ada perbedaan tingkat perilaku inovatif kerja yang signifikan pada karyawan yang dipimpin dengan gaya transformasional dan dipimpin dengan gaya transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera II. 2. Kelompok gaya kepemimpinan transformasional memiliki tingkat perilaku inovatif kerja yang lebih tinggi di bandingkan dengan tingkat perilaku inovatif kerja kelompok gaya kepemimpinan transaksional dengan perbedaan mean sebesar 6.161 3. Berdasarkan kategorisasi tingkat perilaku inovatif kerja karyawan yang bekerja di Balai Wilayah Sungai Sumatera II termasuk ke dalam kategori sedang. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Employee Engagement Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Pada Perusahaan Pembangkit Jaringan Transmisi PLN Di Kota Berastagi

0 62 79

Hubungan Gaya Kepemimpinan Situasional dengan Kesejahteraan Psikologi pada Karyawan

4 71 123

Gaya Kepemimpinan Bj Habibie Sebagai Presiden Tahun 1998-1999

1 23 91

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU YOGYAKARTA.

0 4 17

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

1 1 12

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

0 0 2

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

0 0 8

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

0 0 13

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

0 0 3

Perbandingan Tingkat Perilaku Inovatif Kerja Ditinjau Dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional di Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II

0 0 70