Penggantungan Tampah Jenis Dan Makna Dalam Tradisi Puako Darat Pada Masyrakat Melayu Kabupaten Batubara

sebagai makna dari saling melengkapi, saling menjaga dan saling membutuhkan antara puako dan sipemilik puako tersebut.

4. Penggantungan Tampah

Gambar 5 Tampah Proses ini ditandai dengan disiapkannya bahan-bahan sesaji untuk sajen seperti darah yang sudah ditampung dalam tempurung kelapa, bunga pialang, sekapur sirih, kemenyan dan rokok daun yang memiliki makna sebagai pemersatu yang membentuk satu kesatuan untuk sesaji atau sajen puako tersebut. Gambar 6 Bunga pialang Bunga pialang adalah lambang keindahan dan dimaknakan sebagai kesuburan. bunga pialang yang dapat tumbuh dimana-mana menjalar juga Universitas Sumatera Utara diartikan walau kita berpisah jauh namun kita nantinya akan bersatu untuk melakukan ritual ini, anak-cucu selalu mengenang, semua puako warisan leluhur berupa apa saja yang memang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal agar selalu melaksanakan ritual puako ini sebagai warisan leluhur. Gambar 7 Sekapur sirih Sekapur sirih dalam tradisi puako pada masyarakat melayu dimaknakan sebagai lambang persahabatan dan juga persaudaraan antara etnis melayu dan juga puako tersebut sebagai warisan atau ahli waris puako tersebut yang menganggap berharga. Selain itu juga sekapur sirih digunakan sebagai awal media komunikasi terhadap puako tersebut. Sekapur sirih juga dimaknakan sebagai dalam masyarakat Melayu sekapur sirih mempunyai arti hormat menghormati, berbudi bahasa, bersatu padu, hidup beradat dan berperaturan terutama pada makna dalama tradisi Puako ini. Sekapur sirih terdiri dari Kapur, didapati dari kerang atau batu kapur sementara sifatnya hangat dan melenturkan. jadi arti dari kapur melambangkan hati yang bersih tapi jika dalam keadaan memakasa bisa juga menimbulkan kemarahan, dan juga Sirih, pohonnya bersifat memanjat dan memerlukan Universitas Sumatera Utara sandaran, arti dari sirih sifat merendah diri dan memuliakan orang lain, sedangkan diri sendiri adalah pemberani. Gambar 8 Rokok daun Rokok daun pada tradisi puako pada masyarakat Melayu di Kabupaten Batubara dilambangkan sebagai bentuk hati yang tabah dan rela berkorban. Ini dimaknakan sebab rokok memiliki daun tembakau yang berasa pahit dan selalu dibakar baik dalam keadaan apapun, susah, senang, sedih maupun bahagia. Rokok daun juga dimaknakan sebagai bagian dalam kehidupan kita yang ada dalam dua aspek yaitu hubungan timbal balik yang saling melengkapi, baik susah dan senang, sehat dan sakit, jiwa dan raga dan lain-lain. Ini dikarenakan hubungan saling membutuhkan antara tembakau dan daunnya sebagai dua bagian yang tak terpisahkan sama dengan kehidupan manusia sampai kapanpun yang selalu memiliki dua aspek yang tak terpisahkan. Pemanggilan puako : Ooooiiiii… mambang darat engkowlah mambang atas segalo mambang Mambang-mambang elok nan pelok Ooooiiiii… mambang laut engkowlah mambang atas segalo mambang Universitas Sumatera Utara Mambang-mambang landai da gitu pandai Ooooiiiii… mambang laut engkowlah mambang atas segalo mambang Mambang-mambang kuat da gitu hebat Uda kami bikinkan niha tuk ondak kau Kami sombahkan niha tuk kau Uda kami bikinkan niha tuk ondak kau Kami sombahkan niha tuk kau Apo lagi.. engko, Tololong anak cucu jangan ganggu Sombuhkanlah dio Jago-jago dio niha.. yoooo Artinya Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang Mambang-mambang yang cantik dan tampan Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang Mambang-mambang yang pintar dan cerdas Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang Mambang-mambang yang hebat dan kuat Ini sudah kami buatkan atas apa yang kamu mau Kami sembahkan ini hanya untukmu Sekarang, kamu Tolonglah anak-cucu jangan diganggu Tolong sembuhkan dia Universitas Sumatera Utara Jaga dia baik-baik ya Dari tanda diatas dapat dilambangkan bahwa makna dari mantra tersebut adalah menginginkan adanya permintaan perlindungan pada puako atau jin-jin agar dapat dijauhkan dari segala macam bahaya, disembuhkan segala macam penyakit dan juga dijaga agar selalu dalam keadaan baik dengan cara melakukan ritual ini yang memberikan sesaji atau sajen sebagai syarat mutlak agar tercipta hal-hal yang diinginkan tersebut oleh karena itu harus diadakan ritual ini yang bersifat tradisi karena dilakukan secara berulang-ulang dengan estimasi waktu satu tahun sekali. Dalam mantra ini juga disebutkan bagaimana makna yang menunjukkan bahwa pengharapan yang begitu besar, dan dalam bentuk kepercayaan akan kekuatan yang dimiliki oleh puako yang memiliki sesuatu yang mampu melindungi, menjaga serta menyembuhkan sipemilik puako dari segala macam hal-hal yang tidak diinginkan, ini dibuktikan pada kalimat Ooooiiiii… mambang laut engkowlah mambang atas segalo mambang, Mambang-mambang elok nan pelok, Ooooiiiii… mambang laut engkowlah mambang atas segalo mambang, Mambang-mambang landai da gitu pandai, Ooooiiiii… mambang laut engkowlah mambang atas segalo mambang, Mambang-mambang kuat da gitu hebat yang memiliki arti Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang, Mambang-mambang yang cantik dan tampan, Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang, Mambang-mambang yang pintar dan cerdas, Hey mambang jin atau hantu kamulah mambang dari semua mambang, Mambang-mambang yang hebat dan kuat. Sehingga dapat disimpulkan Universitas Sumatera Utara bahwa bagaimana pada tradisi ini Etnis Melayu yang di Kabupaten Batubara sangat mempercayai akan kegunaan dari tradisi ini. Dalam mantra ini juga dapat diketahui bagaimana kepecayaan akan ada gangguan dari Puako tersebut sehingga dilaksanakannya tradisi ini agar dapat terhindar dan juga dapat diberhentikan gangguan dari puako tesebut ini dibuktikan akan adanya kalimat dalam mantra ini yang bebunyi Uda kami bikinkan niha tuk ondak kau, Kami sombahkan niha tuk kau, Apo lagi. engko, Tololong anak cucu jangan ganggu, Sombuhkanlah dio, Jago-jago dio niha.. yoooo yang memiliki arti Ini sudah kami buatkan atas apa yang kamu mau, Kami sembahkan ini hanya untukmu, Sekarang, kamu, Tolonglah anak-cucu jangan diganggu, Tolong sembuhkan dia, Jaga dia baik-baik ya. Artinya dapat diketahui bagaimana kepercayaan masyarakat etnis Melayu di Kabupaten Batubara akan tradisi puako ini sangat penting dalam kehidupan mereka, dan tidak dapat dipisahkan dalam berkehidupan sehari-hari dikarenakan akan kepercayaan akan dijaga, dilindungi dan juga akan disembukankan dari penyakit yang dipercayai akibat tidak dilaksanakan tradisi ini.

5. Peletakkan Tampah