Fungsi Tradisi Puako Darat .1 Pemotongan Ayam

4.3 Fungsi Tradisi Puako Pada Masyarakat Melayu di Kabupaten Batubara

Setiap tradisi sejatinya memiliki fungsi-fungsi disetiap pelaksanaannya, adapun fungsi-gungsi dari tradisi puako pada masyarakat melayu di kabupaten batubara adalah sebagai berikut : 4.3.1 Fungsi Tradisi Puako Darat 4.3.1.1 Pemotongan Ayam Dalam hal ini fungsi pemotongan ayam adalah untuk mengumpulkan darah yang diletakkan dalam wadah yang berupa tempurung kelapa. darah ayam yang sudah ditampung tersebut berfungsi sebagai syarat wajib untuk puako-puako tau jin yang akan dipersembahkan untuk mereka.

4.3.1.2 Pemcabutan Bulu Ayam

Pencabutan bulu ayam ini dilakukan untuk melengkapi syarat dalam tradisi ini yang diletakkan dalam tampah nantinya yang diletakkan dalam daun pisang dalam tradisi ini. Bulu ayam dianggap sakral pada tradisi ini sehingga diharuskan diletakkan bersama sesaji-sesaji atau sajen yang lain sehingga menjadi keharusan untuk mengumpulkan bulu-bulu ayam sebagai fungsinya.

4.3.1.3 Memasak

Fungsi masak itu sendiri dalam tradisi puako ini adalah sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam tradisi ini, memasak yang tentunya untuk dimakan adalah fungsinya sebagai menyiapkan makanan untuk sesaji tersebut juga untuk makanan sipemilik puako tersebut, setelah selelsai dimakan makan sisa-sisa ayam yang Universitas Sumatera Utara dimakan tersebut dikumpulkan tulang-belulangnya sebagai syarat untuk melengkapi isi tampah yang akan disembahkan untuk puako-puako tersebut.

4.3.1.4 Makan Bersama

Dalam hal ini makan bersama berfungsi sebagai moment mengumpulakan keluarga pemilik dari puako tersebut yang nantinya setelah itu akan dimulainya proses tradisi ini. Dan sebelum pemberian sesaji untuk puako tersebut sudah sepantasnya yang memberikan sesaji harus makan agar tradisi ini dapat berjalan sesuai yang dihaapkan dan dapat menghasilkan sebuah hasil yang maksimal sesuai fungsi dari makan bersama ini.

4.3.1.5 Penggantungan Tampah

Fungsi penggantungan tampah adalah agar dapat membakar kemenyan tepat dibawah tampah yang digantung tersebut yang berfungsi sebagai pemanggilan dari puako-puako oleh sepimilik puako. Dan kemenyan yang dibakar tersebut lalu diharuskan dikenakan kapada seluruh keluarga yang mengikuti proses tradisi ini yang berfungsi sebagai wujud dari pengharapan agarr dilindungi oleh puako- puako tersebut. Dan proses ini dilakukan sampai benar-benar mendapatkan sako-sako atau sebuah komunikasi yang hanya dapat dirasakan oleh batin tanpa dilakukan dengan sengaja yang juga tanpa sadar dan hanya dirasakan oleh batin yang artinya puako- puako tersebut sudah menerima sesaji-sesaji tersebut.

4.3.1.6 Peletakan Tampah

Universitas Sumatera Utara Peletakkan tampah pada tradisi puako ini berfungsi sebagai akhir dari tradisi ini, dan tampah yang diletakkan dipersimpangan atau dipertigaan jalan berfungsi sebagai pemberian sesaji kepada puako-puako tersebut. dan peletakkan tampah dilakukan ketika senja ini berfungsi karena pada saat tersebut waktu berkumpulkannya puako-puako dan tempatnya tepat didaerah itu agar dapat dijaga dan dilindungi oleh puako-puako tersebut. 4.3.2 Fungsi Tradisi Puako Laut 4.3.2.1 Ancak