Dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “Results from the use of fixed-cost or funds to magnify returns to the
firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in leverage result in decreases
return and risk”. Artinya bahwa akibat dari penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga
akan meningkatan risiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk membiayai aktiva serta menanggung beban tetap
melainkan juga untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis
keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.
2.1.3.2. Jenis-jenis Leverage
Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut
masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne
2005;440,445 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Leverage Operasi Operating Leverage
Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup
untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan memiliki
biaya-biaya tetap tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari
penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap.
2. Leverage Keuangan Financial Leverage
Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial
eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT
Earning Before Interest and Tax yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut. Financialleverage dapat didefenisikan sebagai
kemampuan perusahaan perusahaan dalam menggunakan kewajiban- kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk mempengaruhi
perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa. Financial leverage atau leverage keuangan timbul karena
adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus di bayar oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban keuangan yang tetap
ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan pada tingkat EBIT dan
Universitas Sumatera Utara
harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Ada dua kewajiban keuangan yang sifatnya tetap,
yaitu: 1 bunga atas hutang, dan 2 dividen untuk saham preferen. Di dalam analisis financial leverage di asumsikan bahwa
dividen untuk pemegang saham preferen selalu dibayar dalam setiap periode. Asumsi ini diperlukan karena tujuan utama dari finacial
leverage adalah untuk mengetahui berapa jumlah uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan
dividen untuk pemegang saham preferen dibayarkan. Leverage keuangan menilai sejauh mana perusahaan
menggunakan utang yang dipinjam. Jenis-jenis dari rasio leverage
keuangan adalah DAR, DER, LDAR dan LDER. Debt to Total asset Ratio adalah rasio utang terhadap total aktiva didapat dari membagi
total utang perusahaan dengan total utang perusahaan. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan
dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Besarnya hasil perhitungan rasio utang
menunjukkan besarnya total utang yang dapat dijamin oleh aktiva
total.
Semakin tinggi DAR semakin besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan, karena utang membawa konsekuensi beban
bunga tetap, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangannya. Para pemegang saham biasanya lebih menyukai
Universitas Sumatera Utara
rasio leverage lebih banyak karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan, sedangkan para kreditor lebih menyukai rasio leverage
yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang, maka resiko kerugian yang dialami kreditor akan lebih rendah jika terjadi likuidasi.
Debt to Equity Ratio adalah rasio utang terhadap ekuitas dihitung dengan hanya membagi total utang perusahaan termasuk
kewajiban jangka pendek dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan
kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Besarnya hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas
menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas, maka akan semakin besar risiko keuangan yang
ditanggung perusahaan. Para kreditor secara umum menyukai jika rasio ini lebih
rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang tersedi bagi pemegang saham dan semakin besar
perlindungan bagi kreditor. Jika DER semakin meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu
semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap
kreditur semakin meningkat. Long Term Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang
menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Long Term Debt To Equity LDER merupakan perbandingan antara utang jangka panjang
dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham.
3. Leverage Total Gabungan Combination leverage Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh
perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham EPS. Leverage kombinasi terjadi apabila
perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham
biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset, sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada biaya tetap
atas penggunaan dana pinjaman.
2.1.4. Financial Distress