dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi. Jika disajikan bersama, semua laporan ini memberikan gambaran
akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaanHorne, 2005:193.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan.Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos
tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya
dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian Harahap, 2010:297.
Analisis dan interpretasi dari bermacam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan bagi para analis dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio
Sawir, 2005: 6. Manfaat Analisis Rasio keuangan menurut Kasmir2008:154 :
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap
kewajiban kepada pihak lainnya. 2.
Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap seperti angsuran pinjaman termasuk bunga
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya
aktiva tetap dengan modal 4.
Untuk menganalisis seberapa besr aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang
5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva 6.
Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang.
2.1.3. Financial Leverage 2.1.3.1. Pengertian Leverage
Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu
manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono 2001:257 “leverage adalah
penggunaan aset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih
besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “Results from the use of fixed-cost or funds to magnify returns to the
firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in leverage result in decreases
return and risk”. Artinya bahwa akibat dari penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga
akan meningkatan risiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk membiayai aktiva serta menanggung beban tetap
melainkan juga untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis
keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.
2.1.3.2. Jenis-jenis Leverage
Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut
masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne
2005;440,445 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Leverage Operasi Operating Leverage
Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup
untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan memiliki
biaya-biaya tetap tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari
penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap.
2. Leverage Keuangan Financial Leverage
Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial
eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT
Earning Before Interest and Tax yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut. Financialleverage dapat didefenisikan sebagai
kemampuan perusahaan perusahaan dalam menggunakan kewajiban- kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk mempengaruhi
perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa. Financial leverage atau leverage keuangan timbul karena
adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus di bayar oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban keuangan yang tetap
ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan pada tingkat EBIT dan
Universitas Sumatera Utara
harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Ada dua kewajiban keuangan yang sifatnya tetap,
yaitu: 1 bunga atas hutang, dan 2 dividen untuk saham preferen. Di dalam analisis financial leverage di asumsikan bahwa
dividen untuk pemegang saham preferen selalu dibayar dalam setiap periode. Asumsi ini diperlukan karena tujuan utama dari finacial
leverage adalah untuk mengetahui berapa jumlah uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan
dividen untuk pemegang saham preferen dibayarkan. Leverage keuangan menilai sejauh mana perusahaan
menggunakan utang yang dipinjam. Jenis-jenis dari rasio leverage
keuangan adalah DAR, DER, LDAR dan LDER. Debt to Total asset Ratio adalah rasio utang terhadap total aktiva didapat dari membagi
total utang perusahaan dengan total utang perusahaan. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan
dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Besarnya hasil perhitungan rasio utang
menunjukkan besarnya total utang yang dapat dijamin oleh aktiva
total.
Semakin tinggi DAR semakin besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan, karena utang membawa konsekuensi beban
bunga tetap, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangannya. Para pemegang saham biasanya lebih menyukai
Universitas Sumatera Utara
rasio leverage lebih banyak karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan, sedangkan para kreditor lebih menyukai rasio leverage
yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang, maka resiko kerugian yang dialami kreditor akan lebih rendah jika terjadi likuidasi.
Debt to Equity Ratio adalah rasio utang terhadap ekuitas dihitung dengan hanya membagi total utang perusahaan termasuk
kewajiban jangka pendek dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan
kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Besarnya hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas
menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas, maka akan semakin besar risiko keuangan yang
ditanggung perusahaan. Para kreditor secara umum menyukai jika rasio ini lebih
rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang tersedi bagi pemegang saham dan semakin besar
perlindungan bagi kreditor. Jika DER semakin meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu
semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap
kreditur semakin meningkat. Long Term Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang
menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Long Term Debt To Equity LDER merupakan perbandingan antara utang jangka panjang
dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham.
3. Leverage Total Gabungan Combination leverage Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh
perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham EPS. Leverage kombinasi terjadi apabila
perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham
biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset, sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada biaya tetap
atas penggunaan dana pinjaman.
2.1.4. Financial Distress
Menurut Fachrudin 2008, ada beberapa definisi financial distress kesulitan keuangan menurut tipenya, antara lain sebagai berikut :
1. Economic Failure Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana
pendapatan perusahaan tidak cukup untuk menutupi total biaya, termasuk cost of capital. Bisnis ini masih dapat melanjutkan operasinya sepanjang
Universitas Sumatera Utara
kreditur bersedia menerima tingkat pengembalian rate of return yang di bawah pasar.
2. Business Failure Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi
dengan alasan mengalami kerugian. 3. Technical Insolvency
Adapun sebuah perusahaan bisa dikatakan dalam keadaan technical insolvency apabila suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
lancarnya ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kekurangan
likuiditas yang bersifat sementara, dimana jika diberikan beberapa waktu, maka kemungkinan perusahaan bisa membayar hutang dan bunganya
tersebut. Di sisi lain, apabila technical insolvency merupakan gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin bisa menjadi sebuah tanda perhentian
pertama menuju bankruptcy. 4. Insolvency in Bankruptcy
Insolvency in bankruptcy bisa terjadi di suatu perusahaan apabila nilai buku hutang perusahaan tersebut melebihi nilai pasar asset saat ini.
Kondisi tersebut bisa dianggap lebih serius jika dibandingkan dengan technical insolvency, karena pada umumnya hal tersebut merupakan
tanda kegagalan ekonomi, bahkan mengarah pada likuidasi bisnis. Perusahaan yang sedang mengalami keadaan seperti ini tidak perlu
terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
Universitas Sumatera Utara
5. Legal Banckruptcy Perusahaan dapat dikatakan mengalami kebangkrutan secara hukum
apabila perusahaan tersebut mengajukan tuntutan secara resmi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
2.1.5. DiskriminanAltmanZ-Score