Jenis Data Metode Pengumpulan Data Pembahasan 1. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio Terhadap Financial Distress

20 PTRO Petrosea, Tbk √ √ √ 7 21 SMMT Golden Eagle Energy, Tbk √ X X - 22 TOBA Toba Bara Sejahtera, Tbk √ X X - 23 ARTI Ratu Prabu Energi, Tbk √ √ √ 8 24 BIPI Benakat Integra, Tbk √ X X - 25 ELSA Elnusa, Tbk √ X X - 26 ENRG Energi Mega Persada, Tbk √ √ √ 9 27 ESSA Surya Esa Perkasa, Tbk √ √ √ 10 28 MEDC Medco Energi Internasional, Tbk √ √ √ 11 29 RUIS Radiant Utama Interinsco, Tbk √ √ √ 12 30 ANTM Aneka Tambang Persero, Tbk √ X X - 31 CITA Cita Mineral Investindo, Tbk √ X X - 32 CKRA Cakra Mineral, Tbk √ X X - 33 DKFT Central Omega Resources, Tbk √ X X - 34 INCO Vale Indonesia, Tbk √ √ √ 13 35 PSAB J Resources Asia Pasific, Tbk √ X X - 36 SMRU SMR Utama, Tbk √ X X - 37 TINS Timah Persero, Tbk √ √ √ 14 38 CTTH Citatah, Tbk √ √ √ 15 39 MITI Mitra Investindo, Tbk √ √ √ 16 Sumber: data olahan Peneliti, 2016.

3.6. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan keuangan perusahaan periode 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website www.idx.co.id dan buku-buku referensi. Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber data yang relevan dengan penelitian, yaitu melalui buku, jurnal, skripsi, dan data-data internet.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Bila dilihat dari tinjauan penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh rasio keuangan yang terdiri atas Debt to Total Asset Ratio DAR, Debt to Equity Ratio DER, Long Term Debt to Total AssetRatioLDAR, Long Term Debt To Equity Ratio LDER terhadap financial distress perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012– 2014, maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

3.8.4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengolah data-data yang tersedia sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan hubungan antara fenomena yang diteliti.

3.8.4. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik digunakan untuk mempelajari kekuatan antara variabel sehingga dari hubungan tersebut dapat ditaksir nilai variabel tidak Universitas Sumatera Utara bebas jika variabel bebasnya diketahui atau sebaliknya. Uji asumsi klasik ini meliputi :

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data menjadi prasyarat pokok dalam analisis, digunakan untuk melihat tingkat normalitas data. Tingkat kenormalan data sangat penting karena dengan data yang berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Pengujian dilakukan dengan ujiKolmogorov-Smirnov atau grafik P-P Plot. Kriteria ujinya adalah apabila nilai signifikansi residual Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari 0,05Asymptotic Significance0,05, maka residual terdistribusi secara normal dan jika grafik P-P Plot menyebar mengikuti garis diagonal maka residual terdistribusi normal Priyatno, 2013:34-53.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakanuntuk melihat terjadinya hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi Priyatno, 2013:56.Multikolinearitas akan terjadi jika korelasi antar variabel bebas menunjukan nilai yang sangat tinggi atau mendekati 1. Pengujian lain dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Varian Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF 5, maka terjadi multikolinearitas antar variabel bebas Sarwono, 2012:122. Universitas Sumatera Utara

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model dalam model regresi linier ada korelasi antar pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat keadaan di mana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah heterokedasitas Priyatno, 2013:62. Universitas Sumatera Utara Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji Glejser Testing yaitu dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residual residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, dan absolut adalah nilai mutlaknya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05, maka tidak terjadi heterokedasitas Ghozali, 2005.

3.8.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Pada tahap ini dijelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen dengan metode regresi linear berganda dengan rumus : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana : Y = Financial Distress a = konstanta X1 = DAR X2 = DER X3 = LDAR X4 = LDER b 1 = koefisien regresi variabel DAR b 2 = koefesien regresi variabel DER b 3 = koefesien regresi variabel LDAR b 4 = koefesien regresi variabel LDER e = error Universitas Sumatera Utara 3.8.4. Pengujian Hipotesis 3.8.4.1. Uji Signifikansi Simultan UjiF Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Pada uji ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan α = 5 Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ha ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5

3.8.4.2. Uji Signifikansi Parsial Ujit

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Pada uji ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan α = 5. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5

3.8.4.3. Koefisien Determinasi R

2 Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi variabel terikat juga semakin besar. Kelemahan mendasar dalam Universitas Sumatera Utara penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model maka R square akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi model Situmorang dkk, 2010:144. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana jumlah seluruh perusahaan pertambangan tersebut adalah 39 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel atau 48 data observasi yang memenuhi kriteria. 4. 2 Hasil Penelitian 24.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai gambaran data meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, niali rata-rata mean, dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Financial Distress, DAR, DER, LDAR, dan LDER Descriptive Statistics N Range Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation FID 48 2.23 1.34 3.57 2.495 5 .36014 DAR 48 1.92 .12 2.04 .5548 .37900 DER 48 3.75 .19 3.94 1.143 9 1.00886 LDAR 48 .51 .01 .52 .1919 .15133 LDER 48 1.63 .01 1.64 .4685 .46937 Universitas Sumatera Utara Descriptive Statistics N Range Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation FID 48 2.23 1.34 3.57 2.495 5 .36014 DAR 48 1.92 .12 2.04 .5548 .37900 DER 48 3.75 .19 3.94 1.143 9 1.00886 LDAR 48 .51 .01 .52 .1919 .15133 LDER 48 1.63 .01 1.64 .4685 .46937 Valid N listwise 48 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 16 perusahaan dengan 48 amatan penelitian, yaitu 16 perusahaan dikali dengan tiga tahun periode penelitian. 2. Variabel dependen Financial Distress FID memiliki nilai minimum sebesar 1,34 dan nilai maksimum sebesar 3,57 dengan rata-rata 2,4955. Hal ini menunjukkan bahwa semua perusahaan yang menjadi sampel tidak ada yang mengalami financial distress dan cenderung berada pada kondisi perusahaan yang sehat. 3. Variabel independen Debt to Total Asset Ratio DAR memiliki nilai minimum sebesar 0,12 dan nilai maksimum sebesar 2,04 dengan rata-rata 0.5548. Hal ini menunjukkan bahwa ada perusahaan yang memiliki resiko keuangan yang tinggi dan ada juga yang memiliki resiko keuangan yang rendah jika dilihat dari nilai statistik rasionya, tetapi rata-rata perusahaan sampel berada pada tingkat resiko yang normal. Universitas Sumatera Utara 4. Variabel independen Debt to Total Equity Ratio DER memiliki nilai minimum sebesar 0,19 dan nilai maksimum sebesar 3,94 dengan nilai rata-rata 1,1439. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki tingkat rasio yang besar sehingga dapat diartikan bahwa struktur permodalan perusahaan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat. 5. Variabel independen Long TermDebt to Total Asset Ratio LDAR memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,52 dengan nilai rata-rata 0,1919. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel memiliki rasio LDAR yang baik, artinya tidak banyak dari asset yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh hutang jangka panjangnya. 6. Variabel independen Long TermDebt to Total Equity Ratio LDER memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 1,64 dengan nilai rata-rata 0,4685. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel memiliki rasio LDER yang baik meskipun ada beberapa perusahaan yang memiliki rasio yang tinggi, tetapi rata-rata perusahaan sampel tidak memiliki resiko keuangan yang tinggi untuk rasio hutang jangka panjang terhadap total ekuitas ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

24.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan analisis grafik dan statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas dilakukan dengan melihat kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov. Analisis statistik dilakukan karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan secara visual. Data bisa terlihat normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.1 terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi nomal maka variabel dependen audit timeliness memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji one-sample kolmogorov-smirnov. Nilai signifikansi dari residual yang berdistribusi secara normal adalah jika nilai asymp.Sig 2-tailed dalam pengujian one-sample kolmogorov-smirnov test lebih dari 0,05. Hasil uji one-sample kolmogorov-smirnov test ditampilkan pada Tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .35092615 Most Extreme Differences Absolute .134 Positive .134 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .929 Asymp. Sig. 2-tailed .353 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov smirnov adalah 0,929 dengan nilai asymp.sig.2-tailed sebesar 0,353 hal ini berarti data dalam model regresi berdistribusi normal, karena nilai asymp.sig.2-tailed lebih besar dari 0,05.

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Pengukuran multikolonieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolonieritas. Berikut hasil perhitungan menggunakan SPSS 19. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant 2.388 .123 DAR .129 .183 .136 .592 1.689 DER -.010 .107 -.028 .245 4.089 LDAR -.143 1.193 -.060 .208 5.388 LDER .160 .456 .208 .262 6.001 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa antar variabel independen tidak terjadi multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang memiliki nilai 0,10 dan nilai VIF 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson DW-Test. Untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .657 a .432 .417 3.36689 1.761 a. Predictors: Constant, LDER, DAR, DER, LDAR b. Dependent Variable: FID Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,761. Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel 48, dan jumlah variabel independen 4 k=4. Dari Tabel 4.4 dapat diketahui nilai DW sebesar 1,761 yang lebih besar dari batas atas dU 1,7206 dan kurang dari 4 – 1,7206 4 – dU maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika : 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.3 garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Z-Score perusahaan jasa pertambangan yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen rasio DAR, DER, LDAR, dan LDER.

24.2.3. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y FID = α + β 1 DAR + β 2 DER + β 3 LDAR + β 4 LDER + e Keterangan: Y FID = Financial Distress α = Konstanta β 1 - β 4 = Koefisien Regresi DAR = Debt to Total Asset Ratio DER = Debt to Total Equity Ratio LDAR = Long TermDebt to Total Asset Ratio LDER = Long Term Debt to Total Equity Ratio e = Error term Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.388 .123 19.492 .000 DAR .129 .183 .136 3.703 .048 DER -.010 .107 -.028 2.094 .026 LDAR -.143 1.193 -.060 -.120 .905 LDER .160 .456 .208 .350 .728 a. Dependent Variable: FID Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y FID = 2.388+ 0.129DAR – 0.010DER – 0.143LDAR + 0.160LDER+e Dari persamaan regresi diatas di atas dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta = 2,388 Artinya jika variabel debt to total asset ratio DAR, debt to total equity ratio DER, long term debt to total asset ratio LDAR, dan long term debt to total equity ratio LDER dianggap sama dengan nol atau tetap, maka variabel financial distress naik sebesar 2,388. 2. Koefisien regresi debt to total asset ratio = 0,129 Artinya apabila debt to total asset ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan financial distress sebesar 0,129. 3. Koefisien regresi debt to total equity ratio = - 0,010 Artinya apabila debt to total equity ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan tingkat financial distress sebesar 0,010. Universitas Sumatera Utara 4. Koefisien regresi long term debt to total asset ratio = - 0,143 Artinya apabila long term to total asset ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan tingkat financial distress sebesar 0,143. 5. Koefisien regresi long term debt to total equity ratio = 0,160 Artinya apabila long term to total equity ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan financial distress sebesar 0,160. 4.2.4. Uji Hipotesis 4.2.4.1. Uji Signifikansi Simultan Uji F Untuk menguji hubungan secara simultan antara variabel debt to total asset ratio DAR, debt to total equity ratio DER, long term debt to total asset ratio LDAR, dan long term debt to total equity ratio LDER terhadap financial distress menggunakan uji kelinieran persamaan regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio n .308 4 .077 .572 .685 a Residual 5.788 43 .135 Total 6.096 47 a. Predictors: Constant, LDER, DAR, DER, LDAR b. Dependent Variable: FID Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh nilai F hitung sebesar 0,572 F tabel sebesar 2,59 dan sig = 0,685 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen debt to total asset ratio, debt to total equity ratio, long term debt to total asset ratio, dan long term debt to total equity ratio tidak berpengaruh terhadap financial distress.

4.2.4.2. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu debt to total asset ratio, debt to total equity ratio, long term debt to total asset ratio, dan long term debt to total equity ratio secara langsung mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1 Consta nt 2.388 .123 19.492 .000 DAR .129 .183 .136 3.703 .048 DER -.010 .107 -.028 2.094 .026 LDAR -.143 1.193 -.060 -.120 .905 LDER .160 .456 .208 .350 .728 a. Dependent Variable: FID Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh hasil pengujian pada variabel Debt to Total Asset Ratio DAR yaitu nilai t hitung sebesar 3,703 t tabel sebesar 2,01669 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Total Asset Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress. Untuk variabel Debt to Total Equity Ratio DER diperoleh nilai t hitung sebesar 2,094 t tabel sebesar 2,01669 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Total Equity Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress. Untuk variabel Long Term Debt to Total Asset Ratio LDAR diperoleh nilai t hitung sebesar -0,120 t tabel sebesar 2,01669 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,905 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Long Term to Total Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap Financial Distress. Untuk variabel Long Term Debt to Total Equity Ratio LDER diperoleh nilai t hitung sebesar 0,350 t tabel sebesar 2,01669 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,728 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Long Term Debt to Total Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Financial Distress.

4.2.4.3. Koefisien Determinasi R

2 Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi berganda ditunjukkan oleh nilai Adjusted R. Square. Hasil pengujian Universitas Sumatera Utara koefisien determinasi Adjusted R. Square dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .657 a .432 .417 3.36689 a. Predictors: Constant, LDER, DAR, DER, LDAR Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.8 nilai Adjusted R Square adalah 0,417 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 41,7 sedangkan sisanya 58,3 dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

4.3. Pembahasan 1. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio Terhadap Financial Distress

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah debt to total asset ratioberpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.7 variabel debt to total asset ratio mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,048 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga debt to total asset ratio dapat diterima. Dengan demikian diterima H a dan H o ditolak artinya variabel debt to total asset ratio secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap financial distress Z-Score pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.Hasil penelitian ini Universitas Sumatera Utara konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad 2011 yang menyebutkan bahwa debt to total asset ratio berpengaruh positif terhadap financial distress.

2. Pengaruh Debt to Total Equity Ratio Terhadap Financial Distress

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah debt to total equity ratioberpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.7 variabel debt to total equity ratio mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,026 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga debt to total equity ratio dapat diterima. Dengan demikian diterima H a dan H o ditolak artinya variabel debt to total equity ratio secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap financial distress Z-Score pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad 2011 yang menyebutkan bahwa debt to total equity ratio berpengaruh positif terhadap financial distress.

3. Pengaruh Long Term Debt to Total Asset Ratio Terhadap Financial Distress

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah long term debt to total asset ratioberpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.7 variabel long term debt to total asset ratio mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,905 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga long term debt to total asset ratio tidak dapat diterima. Dengan demikian diterima H o dan H a ditolak artinya variabel long term debt to total asset ratio secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap financial Universitas Sumatera Utara distressZ-Score pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.Dengan kata lain hipotesis ini tidak dapat diterima.

4. Pengaruh Long Term Debt to Total Equity Ratio Terhadap Financial

Distress Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah long term debt to total equity ratioberpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.7 variabel long term debt to total asset ratio mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,728 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga long term debt to total equity ratio tidak dapat diterima. Dengan demikian diterima H o dan H a ditolak artinya variabel long term debt to total equity ratio secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap financial distress Z-Score pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.Dengan kata lain hipotesis ini tidak dapat diterima. 5. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio, Debt to Total Equity Ratio, Long Term Debt to Total Asset Ratio, dan Long Term Debt to Total Equity Ratio Terhadap Financial Distress Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh nilai F hitung sebesar 0,572 F tabel sebesar 2,59 dan sig = 0,685 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen debt to total asset ratio, debt to total equity ratio, long term debt to total asset ratio, dan long term debt to total equity ratio tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian diterima H o dan H a ditolak artinya variabel debt to total asset ratio, debt to total equity ratio, long term debt to total Universitas Sumatera Utara asset ratio, dan long term debt to total equity ratio secara simultan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap financial distress Z-Score pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.Artinya hipotesis ini tidak dapat diterima. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan