25
Sumatera, berkembang seiring pendirian perkebunan-perkebunan. Para pekerja perkebunan dengan mayoritas laki-laki akan menciptakan permintaan aktivitas prostitusi.
Komersialisasi seks di Indonesia terus berkembang, selama pendudukan Jepang antara tahun 1941-1945, semua perempuan yang dijadikan budak sebagai wanita penghibur
dikumpulkan dan dijadikan satu dalam rumah-rumah bordir. Bukan hanya wanita yang tadinya memang sebagai wanita penghibur saja yang masuk ke rumah bordir, di masa
pemerintahan Jepang banyak pula wanita yang tertipu ataupun terpaksa melakukan hal tersebut. Terdapat perbedaan kehidupan wanita tuna susila dari kedua masa penjajahan
tersebut Belanda dan Jepang, wanita-wanita yang dijadikan pelacur pada kedua masa penjajahan tersebut lebih menyukai kehidupannya yang nyaman pada masa penjajahan
Belanda dibanding dengan masa penjajahan Jepang. Hal ini dikarenakan banyak Sinyo yang memberi hadiah pakaian, uang, perhiasan, tempat tinggal, sedangkan orang Jepang terkenal
pelit dan lebih suka kekerasan Hull, 1997:15. Kemudian pelacuran lebih bervariatif pada tahun 1980-an dengan diawali munculnya
fenomena baru yaitu hadirnya perek , yang biasa diartikan sebagai perempuan eksperimental. Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah, masih
bersekolah, dan bekerja sebagai pekerja seks. Menurut Murray 1993:5, dalam Hull 1997 menyatakan bahwa mereka menekankan kepentingan diri sendiri, secara bebas melakukan
hubungan seks dengan siapa saja yang mereka inginkan, dengan atau tanpa bayaran. Biasanya seorang perek adalah seseorang wanita muda, dengan memiliki jiwa petualang dan
mempunyai sikap melawan.
2.4.3. Jenis Jenis PSK
Karena sangat beranekan ragamnya pelacuran di Indonesia membuat upaya pengklasifikasikan pelacuran menjadi rumit. Terdapat banyak jenis-jenis pelacuran
Universitas Sumatera Utara
26
perempuan di Indonesia dan untuk membedakannya agak rumit. Adapun jenis jenis PSK adalah :
a. Pekerja Seks Komersial Langsung PSKL
Perempuan ini bekerja langsung di lokalisasi dan dengan terang – terangan menjajahkan dirinya. Mereka memasang tarif beragam, mulai dari yang termahal
sampai yang termurah. Tidak ada tarif resmi, tergantung kesepakatan antara si pria dengan PSK tersebut. Contoh PSK langsung adalah PSK yag berada di Losmen
Sinabung, lokalisasi yang saya teliti ini. b.
Pekerja Seks Komersial Tidak langsung PSKTL Perempuan yang bekerja di tempat yang terselubung, dan mereka tidak
menjajahka diri secara langsung. Contoh PSKTL adalah PSK yang menerima pijat plus-plus dan ada salon salon tertentu menawarkan perawatan diri bagi pria tetapi
mereka memberi servis lebih dengan cara berhubungan badan. Menyoal tentang tarif PSKTL mempunyai tarif resmi. Tidak ada tawar menawar pada transaksi seks tersebut.
Tarif pelayanan pelacur dapat di bagi menjadi empat kategori berdasarkan panjangnya pelayanan, tingkat pendidikan, daya tarik PSK dan keterampilan PSK dalam berhubungan
seks. Kreteria kedua adalah lokasi pelayanan. Semakin nyaman tempat yang digunakan, semakin tinggi tarifnya. Yang paling memperhatinkan adalah pelacur kelas bawah. Mereka
berpraktik di tepi jalan atau lokalisasi liar. Mereka sering disebut sampah masyarakat dan dianggap mengotori keindahan kota. Pelacur jenis ini sering ditangkap dan dipenjara, namun
belum pernah ada upaya yang signifikan dari pemerintah untuk menyejaherakan mereka sebagai tindak lanjut dari penangkapan atau pemenjaraannya.
Namun, Berdasarkan modus operasinya, PSK di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu a.
Terorganisasi
Universitas Sumatera Utara
27
Terorganisasi merupakan mereka yang terorganisasi dengan adanya pimpinan, pengelola atau mucikari, dan para pekerjanya mengikuti aturan yang mereka tetapkan.
Dalam kelompok ini adalah mereka yang bekerja di lokalisasi, panti pijat, salon kecantikan.
b. Tidak Terorganisasi
Tidak Teroganisasi merupakan mereka yang beroperasi secara tidak tetap, serta tidak terorganisasi secara jelas. Misalnya pekerja seks di jalanan, kelab malam,
diskotik.
2.5.Faktor Terjerumusnya Wanita menjadi PSK
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan menjadi PSK adalah sebagai berikut.
1. Faktor Individu
Sudah menjadi suatu kodrat bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan raga. Idelanya roh, jiwa dan raga harus berfungsi secara seimbang. Jiwa manusia terdiri dari tiga aspek yaitu
kognisi berpikir, afeksi emosi dan perasaan dan konasi kehendak, kemauan dan psikomotor. Selain mengalami pertumbuhan fisik, manusia juga mengalami perkembangan
kejiwaannya. Didalam masa perkembangan kejiwaan inilah kepribadian terbentuk, dan terbentuknya kepribadian itu sangat dipenagruhi oleh dinamika perkembangan konsep
dirinya. Perkembangan ini dialami secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Dengan demikian, tidak ada manusia yang memiliki kesamaan secara mutlak antara seorang dengan yang lain. Mungkin kita jumpai ada orang-orang yang mirip. Mereka
Universitas Sumatera Utara
28
memiliki persamaan dalam satu atau beberapa hal, yaitu bentuk fisik, sifat, sikap, pendapat atau kegemaran, juga watak, temperamen dan perilakunya, namun tidak dalam segala hal.
Faktor-faktor individu yang memengaruhi remaja menjadi PSK antara lain: a.
Gangguan kepribadiaan,terdiri dari : 1
Gangguan cara berpikirnya: distorsi kognitif, keyakinancara berpikir yang salah atau negative thinking, penalaran semaunya sendiri. Gangguan cara berpikir ini dapat
terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain pandangan atau cara berpikir yang keliru atau menyimpang dari pandangan umum yang menjadi norma atau nilai-nilai hakiki
dari apa yang dianggap benar oleh komunitasnya. Membuat alasan-alasan yang dianggap benar menurut penalarannya sendiri guna membenarkan perilakunya yang
menyalahi norma-norma yang berlaku. Dapat juga berupa pandangan-pandangan negative atau selalu berpikir negatif dan pesimistis. Dengan cara pandang dan cara
berpikirnya yang keliru, biasanya individu yang mengalami cara berpikir terdistorsi ini akan manghalalkan segala tindakannya dengan megumukakan alasan-alasan yang
tidak wajar. Mengabaikan norma yang ada dan membenarkan dirinya atas perilakunya yang salah itu berlandaskan alasan-alasan yang dibuat-buat sekehendak hatinya.
Prinsipnya asal ada alasan, maka tindakannya dapat dibenarkan. 2
Gangguan emosi Adanya gangguan emosi, antara lain emosi labil, mudah marah, mudah sedih dan
seringkali putus asa, ingin menuruti gejolak hati, maka kemampuan pengontrolan atau penguasaan dirinya akam terhambat. Gangguan emosi juga dapat terwujud melalui
perasaan rendah diri, tidak mencintai diri sendiri mauun orang lain, tidak mengenal cinta kasih dan simpati, tidak dapat berempati, rasa kesepian dan merasa terbuang.
Tidak jarang orang yang mengalami gangguan emosi menjadi taku kehilangan teman walau tahu temannya memiliki niat jahat.
Universitas Sumatera Utara
29
3 Gangguan kehendak dan perilaku
Kehendak dan perilaku seseorang selain dipengaruhi oleh fungsi fisiologis fisik, juga dipengaruhi oelh pikiran dan perasannya. Jadi kalau pikiran dan emosinya sudah
mengalami gangguan, maka dapat dipastikan perilaku atau keinginannya juga mengalami dampak dari gangguan pada pikiran dan emosinya, sikap dan perilakunya
akan terpengaruhi dan biasanya dapat terjadi kehilangan kontrol, sehingga bertindak tidak terkendali atau bertindak sesuai dengan norma yang ada di dalam lingkungan.
b. Pengaruh Usia
Dengan mencapai usia mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
seksual anak yang meningkat pada remaja. Dalam akil baligh ini banyak perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik jelas terlihat dari bertambah tinggi, besar badan,
tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara pada wanita dan tumbuhnya jakun pada pria. Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap dan perilaku
yang dipengaruhi oleh perkembangan kejiwaan anaka remaja itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami perasaan ketidakpastian, disatu sisi merasa sudah bukan kanak-
kanak lagi, akan tetapi juga belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang masih sangat mudah dan kurang pengalaman. Pada masa ini
remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ingin jadi anak gaul yang diterima didalam lingkungannya dan mulai mencari identitas dirinya. Ingin
ngetrend dan mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar dan suka coba-coba,kurang mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan
penalaran. Dalam keadaan demikian, biasanya remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun penyalahgunaan narkoba.
c. Pandangan atau Keyakinan yang keliru
Universitas Sumatera Utara
30
Banyak remaja yang mempunyai keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan, sehingga mengabaikan pendapat orang lain,
menganggap dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dlam
tindakan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
d. Religiusitas yang rendah
Anak yang bertumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian mengenai
Tuhannya secara benar, maka biasanya memiliki kecerdasan spritual yang rendah. Dengan demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang dianutnya untuk bertindak,
sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu masalah yang baik dan buruk dan tidak takut akan berbuat dosa.
2. Faktor Ekonomi
Ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian azas penghasilan, produksi,distribusi, pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan, penghasilan, menjalankan usaha menurut
ajaran ekonomi. Salah satu penyebab faktor ekonomi adalah: a.
Sulit Mencari Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari yang merupakan sumber
penghasilan. Ketiadaan kemampuan dasar untuk masuk dalam pasar kerja yang memerlukan persyaratan, menjadikan wanita tidak dapat memasukinya. Atas berbagai
alasan dan sebab akhirnya pilihan pekerjaan inilah yang dapat dimasuki dan menjanjikan penghasilan yang besar tanpa syarat yang susah Mudjijono,2005:78.
Universitas Sumatera Utara
31
Berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia YKAI tahun 2003-2004 menjadi PSK karena iming-iming uang kerap menjadi pemikat yang
akhirnya justru menjerumuskan mereka ke lembah kelam. Alasan seorang wanita terjerumus menjadi pekerja seks adalah karena desakan ekonomi, dimana untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari namun sulitnya mencari pekerjaan sehingga menjadi pekerja seks merupakan pekerjaan yang termudah. Penyebab lain diantaranya tidak
memiliki modal untuk kegiatan ekonomi, tidak memiliki keterampilan maupun pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga menjadi pekerja seks
merupakan pilihan. Faktor pendorong lain untuk bekerja sebagai PSK antara lain terkena PHK sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup menjadi PSK merupakan
pekerjaan yang paling mudah mendapatkan uang. b.
Gaya Hidup Adalah cara seseorang dalam menjalani dan melakukan dengan berbagai hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pergeseran norma selalu terjadi dimana saja apalagi dalam tatanan masyarakat yang dinamis. Norma kehidupan, norma sosial, bahkan
norma hukum seringkali diabaikan demi mencapai sesuatu tujuan Gunarsa, 2003:20. Kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindari kesulitan hidup,
selain itu untuk menambah kesenangan melalui jalan pintas. Menjadi pekerja seks dapat terjadi karena dorongan hebat untuk memiliki sesuatu. Jalan cepat yang selintas terlihat
menjanjikan untuk memenuhi sesuatu yang ingin dimiliki. Gaya hidup yang cenderung mewah juga dengan mudah ditemui pada diri pekerja
seks. Ada kebanggaan tersendiri ketika menjadi orang kaya, padahal uang tersebut diketahui diperoleh dari mencari nafkah sebagai PSK . Gaya hidup menyebabkan makin
menyusutnya rasa malu dan makin jauhnya agama dari pribadi-pribadi yang terlibat dalam aktifitas prostitusi maupun masyarakat. Pergeseran sudut pandang tentang nilai-
Universitas Sumatera Utara
32
nilai budaya yang seharusnya dianut telah membuat gaya hidup mewah dipandang sebagai gaya hidup yang harus di miliki.
c. Keluarga yang tidak mampu Keluarga adalah unit sosial paling kecil dalam masyarakat yang peranannya besar
sekali terhadap perkembangan sosial, terlebih pada awal-awal perkembangannya yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya. Masalah yang sering
terjadi dalam keluarga adalah masalah ekonomi. Dimana ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan didalam keluarga, sehingga kondisi ini memaksa para orang tua
dari kelurga miskin memperkerjakan anaknya sebagai PSK. Pada dasarnya tidak ada orang tua yang mau membebani anaknya untuk bekerja namun karena ketidakmampuan
dan karena faktor kemiskinan, sehingga tidak ada pilihan lain mempekerjakan anak menjadi pekerja seks, untuk pemenuhan tuntutan kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat
ditoleransi Agus, 2005:57. Pelacuran erat hubungannya dengan masalah sosial. Pasalnya kemiskinan sering
memaksa orang bisa berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup termasuk melacurkan diri ke lingkaran prostitusi. Hal ini biasanya dialami oleh perempuan-
perempuan kalangan menengah kebawah.
3. Faktor Kekerasan
Kekerasan adalah segala bentuk tindakan kekerasan yang berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap seseorang
termasuk ancaman dan tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena, kebebasan baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi
Depkes RI, 2003. Dimana salah satu faktor kekerasan adalah: a.
Perkosaan
Universitas Sumatera Utara
33
Adalah suatu tindakan kriminal dimana si korban dipaksa untuk melakukan aktifitas seksual khususnya penetrasi alat kelamin diluar kemauannya sendiri. Perkosaan adalah
adanya prilaku kekerasan yang berkaitan dengan hubungan seksual yang dilakukan dengan jalan melanggar hukum. Banyaknya kasus kekerasan terjadi terutama kekerasan
seksual, justru dilakukan orang-orang terdekat. Padahal mereka semestinya memberikan perlindungan dan kasih sayang serta perhatian yang lebih dari pada orang lain seperti
tetangga maupun teman. Seorang wanita korban kesewenangan kaum lelaki menjadi terjerumus sebagai PSK. Dimana seorang wanita yang pernah diperkosa oleh bapak
kandung, paman atau guru sering terjerumus menjadi pekerja seks Agus, 2005:59. Korban pemerkosaan menghadapi situasi sulit seperti tidak lagi merasa berharga di
mata masyarakat, keluarga, suami, calon suami dapat terjerumus dalam dunia prostitusi. Artinya tempat pelacuran dijadikan sebagai tempat pelampiasan diri untuk membalas
dendam pada laki-laki dan mencari penghargaan. Biasanya seorang anak korban kekerasan menjadi anak yang perlahan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Tetapi di
sisi lain juga menimbulkan kegairahan yang berlebihan. Misalnya anak yang pernah diperkosa banyak yang menjadi PSK.
b. Dipaksa Disuruh Suami
Dipaksa adalah perbuatan seperti tekanan, desakan yang mengharuskan mengerjakan sesuatu yang mengharuskan walaupun tidak mau. Istri adalah karunia Tuhan yang
diperuntukkan bagi suaminya. Dalam kondisi yang wajar atau kondisi yang normal pada umumnya tidak ada seorang suami pun yang tega menjajakan istrinya untuk dikencani
lelaki lain. Namun kehidupan manusia di dunia ini sangat beragam lagi berbeda-beda jalan hidupnya, sehingga ditemui pula kondisi ketidakwajaran atau situasi yang
Universitas Sumatera Utara
34
berlangsung secara tidak normal salah satunya adalah suami yang tega menyuruh istrinya menjadi pelacur. Istri melacur karena disuruh suaminya, apapun juga situasi dan kondisi
yang menyebabkan tindakan suami tersebut tidaklah dibenarkan, baik oleh moral ataupun oleh agama. Namun istri terpaksa melakukannya karena dituntut harus
memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mengingat suaminya adalah pengangguran.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan
fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat. Lingkungan dengan
berbagai ciri khusunya memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Apalagi kalau tidak didukung oleh kemantapan dari kepribadian dasar
yang terbentuk dalam keluarga, sehingga penyimpangan prilaku yang tidak baik dapat terhindari. Dimana salah satu faktor lingkungan adalah :
a. Seks Bebas
Pada dasarnya kebebasan berhubungan seks antara laki-laki dan wanita sudah ada sejak dahulu, bahkan lingkungan tempat tinggal tidak ada aturan yang melarang siapapun
untuk berhubungan dengan pasangan yang diinginkannya Mudjijono, 2005:89. Lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup
bermasyarakat, sehingga diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik dalam pergaulan sehari-hari. Mode pergaulan diantara laki-laki dengan perempuan yang semakin bebas
tidak bisa lagi membedakan antara yang seharusnya boleh dikerjakan dengan yang dilarang. Di beberapa kalangan remaja ada yang beranggapan kebebasan hubungan
badan antara laki-laki dan perempuan merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa wanita menjadi PSK tidak semata karena tuntutan ekonomi tetapi juga akibat kekecewaan oleh
Universitas Sumatera Utara
35
laki-laki. Dimana kesuciannya telah terenggut dan akhirnya merasa kepalang tanggung sudah tidak suci lagi dan akhirnya memutuskan untuk menjadi PSK.
b. Turunan Turunan adalah generasi penerus atau sesuatu yang turun-temurun. Tidak dapat
disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi sosial. Melalui keluarga anak belajar berespons terhadap masyarakat dan
beradaptasi ditengah kehidupan yang lebih besar kelak . Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal yang mempengaruhi perkembangan
orang yang ada didalamnya. Adakalanya melalui tindakan-tindakan, perintah-perintah yang diberikan secara
langsung untuk menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan. Orang tua atau saudara bersikap atau bertindak sebagai patokan, contoh, model agar ditiru. Berdasarkan hal-hal
diatas orang tua jelas berperan besar dalam perkembangan anak, jadi gambaran kepribadian dan prilaku banyak ditentukan oleh keadaan yang ada dan terjadi
sebelumnya Gunarsa, 2000. Seorang anak yang setiap saat melihat ibunya melakukan pekerjaan itu, sehingga dengan tidak merasa bersalah itupula akhirnya ia mengikuti jejak
ibunya. Ibu merupakan contoh bagi anak. c. Broken Home
Keluarga adalah sumber kepribadian seseorang, didalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar yang membentuk kepribadian seseorang. Lingkungan keluarga
dan orang tua sangat berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan
corak dan gambaran kepribadian seseorang. Lingkungan rumah khususnya orang tua menjadi sangat penting sebagai tempat tumbuh dan kembang lebih lanjut. Perilaku
negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan perlakuan negatif yang
Universitas Sumatera Utara
36
di alami dalam keluarga. Hubungan antara pribadi dalam keluarga yang meliputi hubungan antar orang tua, saudara menjadi faktor yang penting munculnya prilaku yang
tidak baik. Dari paparan beberapa fakta kasus anak yang menjadi korban perceraian orang
tuanya, menjadi anak-anak brokenhome yang cenderung berprilaku negatif seperti menjadi pecandu narkoba atau terjerumus seks bebas dan menjadi PSK. Anak yang berasal dari
keluarga broken home lebih memilih meninggalkan keluarga dan hidup sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sering mengambil keputusan untuk berprofesi sebagai
PSK, dan banyak juga dari mereka yang nekat menjadi pekerja seks karena frustasi setelah harapannya untuk mendapatkan kasih sayang dikeluarganya tidak terpenuhi.
2.6. Kesejahteraan Sosial 2.6.1. Defenisi Kesejahteraan Sosial