56
atau terjangkau oleh program lapangan dipromosikan untuk mengikuti pelayanan VCT. Salah satu variasi pendekatan ini adalah konselor bekerjasama dengan petugas lapangan
untuk membantu kelompok memperoleh akses lebih dekat. 3. Konseling Trauma Seksual CBT
Konseling trauma seksual adalah jenis kegiatan dalam upaya membantu para PSK melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klein agar klein dapat
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
4. Pemberian Pelatihan Keterampilan Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yangmenggmabarkan
suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem
pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya
diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhikebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi.
Program pelatihan yag dilaksanakan oleh P3M adalah keterampilan menjahit dan bordir. Hal ini sangat bermanfaat mengingat kebutuhan mereka yang cukup besar.
4.9 Hubungan Lembaga Perempuan Peduli Pedila Medan dengan Lembaga Lain
Adapun hubungan yang dijalin P3M dengan instansti pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat ialah dengan :
1. LSM yang menangani bidang HIVAIDS di kota Medan seperti Medan Plus, KPA
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi sumatera UtaraKota Medan.
Universitas Sumatera Utara
57
2. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera UtaraKota Medan.
4. Organisasi Perubahan Sosial Indonesia OPSI.
5. Ikatan Perempuan Positif Seluruh Indonesia IPPSI.
BAB V ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses menjadikan data memberikan pesan kepada pembaca. Analisis data menjadikan data tersebut mengeluarkan maknanya sehingga para pembaca tidak
hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang ada dibalik itu. Analisis data merupakan tahap pengumpulan data dan informasi, penyederhanaan data kemudian data
Universitas Sumatera Utara
58
dianalisis sampai kepada kesimpulan. Kemudian data yang disajikan berupa kesimpulan data yang sudah dianalisis.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif. Melalui teknik analisis ini data hasil penelitian disusun, diklasifikasikan menjadi bentuk frekuensi, yang
setelah itu diinterprestasikan. Sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai Peranan Perempuan Peduli Pedila Medan Dalam Mendampingi Pekerja Seks Komersial di
Losmen Sinabung Medan. Untuk melihat Peranan Perempuan Peduli Pedila Medan Dalam Mendampingi
Pekerja Seks Komersial di Losmen Sinabung Medan , maka digunakan 24 angket sebagai
acuan perolehan data dengan sistem kuesioner kepada responden PSK di Losmen Sinabung Medan.
5.1. Data Profil Responden
Untuk mengenali responden, peneliti menggunakan kuesioner yang juga berisi esay profil untuk di isi oleh responden. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapat dengan
menggunakan kuesioner, maka dapat diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, dan suku. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
kedalam tabel-tabel data hasil penelitian berikut.
5.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai jenis kelamin, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100 adalah berjenis kelamin
perempuan.
5.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
3. 4.
15-20 Tahun 21-25 Tahun
26-30 Tahun 31-35 Tahun
12 7
3 2
50,00 29,16
12,50 8,34
Jumlah 24
100,00
Sumber : Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.1. diketahui usia responden bervariasi dari usia muda 15 tahun hingga usia tertua 35 tahun. Sebanyak 12 responden 50 berada pada
rentang usia 15 sampai dengan 20 tahun, sebanyak 7 29,16 responden berada pada rentang usia 21 sampai dengan 25 tahun, sebanyak 3 responden 12,50 berada pada
rentang usia 26 sampai dengan 30 tahun, dan sebanyak 2 responden 8,34 berada pada rentang usia 31 sampai dengan 35 tahun.
5.1.3. Karakteristik Berdasarkan Agama Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Universitas Sumatera Utara
60
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Kristen Protestan Islam
5 19
20,83 79,17
Jumlah 24
100
Sumber : Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2. dapat diketahui data responden berdasarkan agama, dalam penelitian ini tidak ada batasan agama tertentu yang dijadikan
sebagai responden. Pada tabel 5.2 mayoritas responden menganut agama Islam yang mana sebanyak 19 responden 79,17 dan 5 responden 20,83 menganut agama Kristen
Protestan.
5.1.4. Karakteristik Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
3. Jawa
Batak Toba Batak Mandailing
10 5
9 41,66
20,83 37,50
Jumlah 24
100
Sumber : Data Primer, Juli 2014
Universitas Sumatera Utara
61
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.3. dapat diketahui data responden berdasarkan suku. PSK di Losmen Sinabung mayoritas bersuku Jawa yaitu sebanyak 10
responden 41,66. Sebanyak 5 responden 20,83 bersuku Batak Toba, dan 9 responden 37,50 bersuku Batak Mandailing.
5.1.5. Karaketristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
3. Tamat SD
Tamat SMP Tamat SMA
7 15
2 29,16
62,50 8,33
Jumlah 24
100
Sumber : Data Primer, Juli 2014
Universitas Sumatera Utara
62
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar individu untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, bagaimana tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga turut menentukan.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4. dapat diketahui tingkat pendidikan formal terakhir responden. Dari 24 responden, sebanyak 7 responden 29,16 hanya menamatkan
pendidikannya hanya sampai jenjang SD. Sebanyak 2 responden 8,33 menamatkan pendidikannya sampai jenjang SMA. Dan mayoritas responden sebanyak 15 responden
62,50 menamatkan pendidikannya sampai jenjang SMP. Salah satu faktor yang menyebabkan PSK di Losmen Sinabung ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah adalah
faktor ekonomi. Ketidakmampuan ekonomi ini membuat mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
5.2. Outrech Kondom 5.2.1. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan atau sosialisasi kelompok yang di berikan kepada para PSK dengan target memberikan pengetahuan seberapa pentingnya penggunaan kondom dalam
berhubungan seks dan mereka diberitahu resiko apabila mereka tidak menggunakan kondom. Penyuluhan ini dilakukan bertujuan untuk menekan jumlah PSK yang terkena virus HIV
AIDS dan penyakit menular lain seperti IMS.
5.2.1.1. Frekuensi Penyuluhan Tabel 5.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penyuluhan No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
Universitas Sumatera Utara
63
1. 2.
2 x 4 x
4 20
16,6 83,4
Jumlah 24
100
Sumber : Data Primer, Juli 2014 Penyuluhan merupakan program wajib yang dilaksanakan oleh P3M. Jadwal
penyuluhan ini telah ditetapkan oleh P3M yaitu 4x dalam sebulan. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5. mengenai frekuensi penyuluhan, dapat diketahui bahwa sebanyak 20
responden 83,4 diberikan penyuluhan oleh P3M sebanyak 4x dalam sebulan. Para responden beranggapan bahwa penyuluhan itu penting, semakin sering mereka mengikuti
penyuluhan maka semakin banyaklah informasi yang mereka dapatkan. Sebanyak 4 responden mendapatkan penyuluhan dari P3M sebanyak 2x. Para responden ini beranggapan
bahwa mereka dapat menjaga kesehatan mereka sendiri tanpa mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh P3M, terkadang mereka lebih mementingkan tamu atau konsumen mereka
daripada mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan P3M.
5.2.1.2. Materi Penyuluhan Tabel 5.6.
Distribusi Responden Berdasarkan Materi Penyuluhan No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
3. HIVAIDS
IMS InfeksiMenular Seks
Seks Bebas 12
10 2
50,00 41,66
8,34
Universitas Sumatera Utara
64
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6. diketahui distribusi responden mengenai materi penyuluhan. Sebanyak 50 responden memilih HIVAIDS sebagai materi
yang paling menyenangkan. Karena menurut mereka, pekerjaan mereka sebagai PSK sangat rentan dengan HIVAIDS sehingga mereka merasa perlu mengetahui banyak tentang
HIVAIDS. Sementara itu, sebanyak 10 responden 41,66 memilih IMS sebagai materi yang mereka senangi, dan sebanyak 2 responden 8,34 memilih materi seks bebas.
5.2.1.3. Penyampaian Materi Penyuluhan Yang Diberikan Oleh P3M
Materi penyuluhan yang diberikan oleh P3M beragam, mulai dari HIVAIDS, Infeksi Menular Seks IMS, Seks bebas, dan lain-lain. Materi penyuluhan disesuaikan dengan
informasi yang dibutuhkan oleh PSK itu sendiri. Berdasarkan penellitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai penyampaian materipenyuluhan yang diberikan oleh P3M,
keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100 menyatakan bahwa P3M menyampaikan materi penyuluhan dengan menyenangkan. Karena penyampaian materi
penyuluhan menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti oleh responden. Terkadang P3M juga sering menyelipkan lelucon-lelucon dalam menyampaikan materi
penyuluhan sehingga responden merasa tidak kaku dan nyaman untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
5.2.1.4. Tingkat Kepuasan Responden Dalam Penyampaian Materi Penyuluhan Yang Diberikan Oleh P3M
Tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
65
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Responden Dalam Penyampaian Materi Penyuluhan Yang Diberikan Oleh P3M
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Puas Tidak Puas
19 5
79,16 20,84
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7. diketahui distribusi responden mengenai tingkat kepuasan responden terhadap penyampaian informasi penyuluhan yang
diberikan oleh P3M. Mayoritas responden yaitu sebanyak 19 responden 79,16 merasa puas dengan penyampaian informasi penyuluhan yang diberikan oleh P3M. Hal ini
dikarenakan, P3M menyampaikan informasi penyuluhan dengan menarik, seperti slide presentasi yang berwarna dan menampilkan banyak gambar-gambar sehingga para responden
mudah mengerti materi penyuluhan yang diberikan oleh P3M. Sebanyak 5 responden 20,18 merasa tidak puas dengan penyampian informasi penyuluhan yang diberikan oleh
P3M. Alasannya, mereka kurang mengerti materi penyuluhan yang diberikan oleh P3M.
5.2.1.5. Pemberian Kesempatan Bertanya Mengenai Materi Penyuluhan Yang Diberikan Oleh P3M Kepada Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai pemberian kesempatan bertanya mengenai materi penyuluhan yang diberikan oleh P3M kepada
responden, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100 menyatakan bahwa setelah selesai pemberian materi penyuluhan, P3M memberikan kesempatan untuk bertanya kepada
Universitas Sumatera Utara
66
responden. Para responden yang kurang mengerti akan materi penyuluhan yang diberikan oleh P3M dapat bertanya kepada pemateri.
5.2.2. Pembagian Kondom 5.2.2.1. Jumlah Kondom Yang Diberikan Oleh P3M
Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kondom Yang Diberikan Oleh P3M
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
3. 10 Buah
20 Buah 30 Buah
4 5
15 16,66
20,84 62,50
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8. diketahui distribusi responden mengenai jumlah kondom yang diberikan oleh P3M, dapat diketahui bahwa mayoritas dari
responden yaitu sebanyak 15 responden 62,50 diberikan 30 buah kondom dalam sebulan. Hal ini dikarenakan, P3M memberikan jatah kepada setiap PSK di Losmen Sinabung
sebanyak 30 buah kondom dalam sebulan. Sebanyak 5 responden 20,84 menyatakan mendapatkan 20 buah kondom dalam sebulan, sedangkan 4 responden 16,66 hanya
mendapatkan 10 buah kondom dalam sebulan. Perbedaan jumlah kondom yang didapatkan setiap responden ini diakibatkan karena perbedaan jumlah pelanggan yang datang setiap
Universitas Sumatera Utara
67
bulannya. Jadi, responden yang masih memiliki stock kondom di bulan sebelumnya, hanya mendapatkan 10 atau 20 buah kondom saja.
5.2.2.2. Frekuensi Pembagian Kondom Tabel 5.9.
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pembagian Kondom No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
2x 4x
7 17
29,16 70,84
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9. dapat diketahui distribusi responden mengenai frekuensi pembagian kondom dalam sebulan. Sebanyak 17 responden 70,84
memilih frekuensi penyuluhan sebanyak 4x dalam sebulan. Hal ini dikarenakan, memang sudah menjadi aturan dari P3M kepada PSK yang menjadi dampingannya. Sebanyak 7
responden 29,16 menyatakan 2x pembagian kondom dalam sebulan. Alasannya, karena responden masih memiliki stock kondom bulan sebelumnya. Jika kondom yang dibagikan
oleh P3M habis sebelum waktunya para responden dapat meminta kepada koordinator PSK Losmen Sinabung kak wati, karena P3M sudah menitipkan stock kondom kepada
koordinator PSK Losmen Sinabung.
5.2.2.3. Merk Kondom Yang Dibagikan
Universitas Sumatera Utara
68
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai merk kondom yang dibagikan, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100 menyatakan
bahwa merk kondom yang dibagikan adalah merk Sutra. Hal ini dikarenakan, merk kondom yang dibagikan kepada responden di Losmen Sinabung adalah kondom yang berasal dari
KPA Komisi Perlindungan Aids yang disalurkan kepada lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang prostitusi atau pelacuran. Selain itu, kondom merk Sutra
sudah teruji kualitasnya.
5.2.2.4. Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Jumlah Kondom Yang Dibagikan Oleh P3M
Tabel 5.10. Distribusi Berdasarkan Tingkat Kepuasan Dengan Jumlah Kondom Yang Dibagikan
Oleh P3M No.
Tingkat Kepuasan Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Puas Tidak Puas
18 6
75 25
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10. diketahui distribusi responden mengenai kepuasan responden terhadap jumlah kondom yang dibagikan oleh P3M. Sebanyak
18 responden 75 menyatakan puas dengan jumlah kondom yang dibagikan. Hal ini dikarenakan, jumlah kondom yang dibagikan sesuai dengan kebutuhan para responden yang
ada di Losmen Sinabung, sedangkan 6 responden 25 menyatakan tidak puas dengan
Universitas Sumatera Utara
69
jumlah kondom yang dibagikan. Hal ini dikarenakan, jumlah kondom yang dibagikan tidak sesuai cukup untuk melayani tamu merekan yang datang.
5.2.2.5. Boleh Tidaknya Meminta Pertambahan Kondom Jika Stock Kondom
Responden Habis Tabel 5.11.
Distribusi Berdasarkan Boleh Tidaknya Meminta Pertambahan Kondom Jika Stock
Kondom Responden Habis No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Boleh Tidak Boleh
21 3
87,5 12,5
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11. diketahui distribusi responden mengenai boleh tidaknya responden meminta pertambahan kondom jika stock kondom
responden habis. Mayoritas dari responden yaitu sebanyak 21 responden menyatakan boleh meminta tambahan kondom, apabila stock kondom yang dimilkinya habis. Alasan responden
meminta tambahan kondom karena pelanggan yang datang melebihi jumlah kondom yang dibagikan. Sebanyak 3 responden tidak diperbolehkan meminta pertambahan kondom
alasannya mereka telah di blacklist oleh P3M karena mereka menyalahgunakan menjual kembali kondom yang dibagikan.
Universitas Sumatera Utara
70
5.2.2.6. Jumlah Pelicin Yang Dibagikan Oleh P3M Tabel 5.12.
Distribusi Berdasarkan Jumlah Pelicin Yang Dibagikan No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
2 Sachet 4 Sachet
5 19
20,84 79,16
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12. diketahui distribusi responden mengenai jumlah pelicin yang dibagikan oleh P3M. Pada dasarnya 1 sachet pelicin dapat
digunakan untuk melayani tamu sebanyak 5-10 orang tergantung cara pemakaian. Sebanyak 19 responden 79,16 menyatakan bahwa pelicin yang dibagikan sebanyak 4 sachet untuk
sebulan. Hal ini dikarenakan, P3M memberikan jatah kepada setiap PSK sebanyak 4 sachet pelicin dalam sebulan. Sebanyak 5 responden 20,84 menyatakan bahwa pelican yang
dibagikan hanya 2 sachet dalam sebulan. Alasannya, karena stock pelicinnya yang dimiliki
PSK masih ada.
Universitas Sumatera Utara
71
5.2.2.7. Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pelicin Yang Dibagikan Tabel 5.13.
Distribusi Berdasarkan Tingkat Kepuasan Terhadap Jumlah Pelicin Yang Dibagikan No.
Tingkat Kepuasan Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Puas Tidak Puas
18 6
75 25
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13. diketahui distribusi responden mengenai tingkat kepuasan terhadap jumlah pelicin yang dibagikan. Mayoritas responden
yang berjumlah 18 75 menyatakan bahwa mereka puas dengan jumlah pelicin yang diberikan oleh P3M karena jumlah pelicin yang dibagikan cukup dan sesuai dengan jumlah
tamu mereka yang datang. Sebanyak 6 responden 25 merasa tidak puas dengan jumlah pelicin yang diberikan oleh P3M. Hal ini dikarenakan, jumlah pelicin yang diberikan tidak
sebanding dengan jumlah pelanggan yang datang.
5.3. Voluntary Counseling And Testing VCT
5.3.1. Klinik VCT
Universitas Sumatera Utara
72
5.3.1.1. Frekuensi Responden Mengunjungi Klinik VCT
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai respon responden mengunjungi klinik VCT, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100
menyatakan bahwa para responden mengunjungi klinik VCT sebanyak 3x dalam sebulan. Hal ini dikarenakan, memang jadwal yang diberikan oleh pihak klinik yang melakukan VCT
adalah 2x dalam sebulan.
5.3.1.2. Jenis Pemeriksaan Klinik VCT Yang Diberikan Oleh P3M Tabel 5.14.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Klinik VCT Yang Diberikan No.
Jenis Pemeriksaan Frekuensi F
Persentase
1. 2.
HIVAIDS IMS
20 4
83,4 16,6
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14. diketahui distribusi responden mengenai jenis pemeriksaan VCT yang diberikan. Mayoritas responden yang berjumlah 20
83,4 menyatakan bahwa lebih memilih pemeriksaan HIVAIDS. Hal ini dikarenakan, jenis penyakit ini sangat berbahaya yang belum ada obatnya dan sangat rentanbagi PSK.
Sebanyak 4 responden 16,6 memilih melakukan pemeriksaan IMS, karena sebelumnya mereka mempunyai riwayat penyakit IMS, jadi ada rasa ketakutan pada diri mereka terkena
penyakit itu lagi mengingat profesi mereka sangat beresiko terkena penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
73
5.3.1.3. Sifat Kerahasiaan Hasil VCT Responden
Sesuai dengan kode etik, seorang dokter atau perawat wajib menjaga kerahasiaan dari hasil pemeriksaan setiap pasiennya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh
peneliti mengenai sifat kerahasiaan hasil pemeriksaan VCT, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100 menyatakan bahwa setiap dokter atau perawat yang melakukan
pemeriksaan VCT menjaga kerahasiaan dari hasil pemeriksaan.
5.3.1.4.Durasi Pemeriksaan VCT Tabel 5.15.
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pemeriksaan VCT No.
Waktu Pemeriksaan Frekuensi F
Persentase
1. 2.
30 Menit 45 Menit
19 5
79,16 20,84
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15. diketahui distribusi responden mengenai lama waktu pemeriksaan VCT. Mayoritas responden yang berjumlah 19 79,16
menyatakan bahwa waktu pemeriksaan VCT yang dilakukan adalah 30 menit. Hal ini dikarenakan, waktu tersebut sudah ditentukan oleh pihak klinik dan P3M, sedangkan 5
responden 20,84 menyatakan bahwa waktu pemeriksaan VCT adalah 45 menit, karena
Universitas Sumatera Utara
74
terkadang mereka menyampaikan keluhan-keluhan penyakit lain yang dirasakan akhir-akhir
ini. 5.3.2.
Mobile Klinik 5.3.2.1. Frekuensi
Mobile Klinik Dalam Sebulan
Adapun mobile klinik adalah pemeriksaan kesehatan PSK dengan cara dokter dan perawatnya datang ke lokasi kerja PSKnya, seperti losmen-losmen, oukup, tempat pijet plus-
plus Spa. P3M bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas yang memiliki pelayanan VCT,
seperti Puskesmas Padang Bulan dan Puskesmas Bestari untuk melakukan mobile klinik ke wilayah dampingan P3M.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai frekuensi mobile klinik dalam sebulan, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100
menyatakan bahwa mobile klinik dilakukan 2x dalam sebulan yaitu diminggu kedua dan
minggu keempat.
5.3.2.2. Pernah Tidaknya Responden Dalam Mengikuti Pemeriksaan VCT Mobile
Klinik Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
75
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Responden Dalam Mengikuti Pemeriksaan VCT
Mobile Klinik No.
Keikutsertaan Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Pernah Tidak Pernah
15 9
62,5 37,5
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16. diketahui distribusi responden mengenai keikutsertaan responden dalam pemeriksaan VCT mobile klinik. Sebanyak 15
responden 62,5 menyatakan pernah mengikuti kegiatan mobile klinik. Karena menurut mereka, mobile klinik ini sangat menguntungkan bagi mereka, PSK tersebut tidak perlu
capek lagi untuk pergi ke Puskesmas memeriksakan kesehatan mereka. Sebanyak 9 responden 37,5 menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan mobile klinik, karena
mereka menggangap kegiatan mobile klinik ini hanya menganggu waktu kerja mereka.
5.3.2.3. Siapa Yang Melakukan Pemeriksaan Mobile VCT Tabel 5.17.
Distribusi Responden Berdasarkan Siapa Yang Melakukan Pemeriksaan Mobile VCT No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
Universitas Sumatera Utara
76
1. 2.
Perawat Dokter
10 14
41,60 58,40
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17. diketahui distribusi responden mengenai siapa yang melakukan pemeriksaan mobile VCT. Sebanyak 14 responden
58,40 menyatakan bahwa yang melakukan pemeriksaan mobile VCTadalah dokter, sedangkan 10 responden 41,60 menyatakan bahwa yang melakukan pemeriksaan mobile
VCT adalah perawat.
5.3.2.4. Ada Tidaknya Responden Yang Menolak Untuk Melakukan Pemeriksaan VCT Mobile Klinik
Tabel 5.18. Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Responden Yang Menolak Untuk
Melakukan Pemeriksaan VCT Mobile Klinik
Universitas Sumatera Utara
77
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Ada Tidak Ada
7 17
29,16 70,83
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18. diketahui distribusi responden mengenai ada tidaknya responden yang menolak untuk melakukan pemeriksaan VCT mobile
klinik. Sebanyak 7 responden 29,16 yang tidak mau melalukan pemeriksaan VCT mobile klinik. Responden yang tidak mau melakukan pemeriksaan VCT mobile klinik ini merasa
takut dan beranggapan bahwa mobile klinik ini tidak penting baginya, mereka beranggapan mobile VCT hanya mengganggu waktu kerja mereka. sedangkan 17 responden 70,83
menyatakan bahwa tidak ada responden yang menolak untuk melakukan pemeriksaan VCT mobile klinik. Hal ini dikarenakan, pekerjaan mereka sebagai PSK yang rentan akan berbagai
macam penyakit membuat mereka harus peduli akan kesehatan dirinya. Susi 20 Tahun, salah satu responden saya mengatakan “Saya tidak pernah menolak untuk melakukan
pemeriksaan VCT mobile klinik, justru baguslah mobile VCT ini dibuat saya tidak perlu repot-repot ke klinik untuk periksa kesehatan saya. Lagipula, pemeriksaan ini kan gratis, jadi
rugi saya rasa untuk menolak pemeriksaan VCT mobile klinik”.
5.4. Program Pelatihan Keterampilan
Kaitannya dengan PSK, lewat program pemberdayaan keterampilan ini diharapkan dapat membantu mereka untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi PSK. Program
pemberdayaan keterampilan yang diberikan oleh P3M adalah keterampilan menjahit dan salon.
Universitas Sumatera Utara
78
5.4.1. Bentuk Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M Tabel 5.19.
Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Menjahit Salon
10 14
41,60 58,40
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Pada tabel 5.19. dapat diketahui distribusi responden mengenai bentuk keterampilan yang diberikan oleh P3M. Sebanyak 14 responden 58,40 memilih salon sebagai bentuk
pelatihan keterampilan yang diminatinya. Alasannya, salon merupakan keterampilan yang mudah dilakukan. Salah satu responden saya yang bernama Wati 23 Tahun mengatakan
bahwa “Saya memilih salon karena salon itu mudah untuk dilakukan, dan untuk mencari lowongan pekerjaan di salon-salon lebih mudah daripada menjahit”. Responden lain
bernama Ida 30 Tahun mengatakan bahwa “Kalau saya lebih memilih menjahit, karena dulu saya SMK jurusan tata busana. Jadi, sedikit banyak saya sudah mengetahui teknik-
teknik dasar menjahit”.
5.4.2. Frekuensi Pelatihan Keterampilan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai frekuensi pelatihan keterampilan yang diberikan oleh P3M, keseluruhan responden yang berjumlah 24
atau 100 menyatakan bahwa pelatihan keterampilan dilakukan sebanyak 2x dalam sebulan. Pelatihan keterampilan ini dijadwalkan pada hari sabtu di minggu kedua dan minggu
Universitas Sumatera Utara
79
keempat. Pelatihan keterampilan menjahit dilakukan di kantor P3M, sedangkan untuk pelatihan keterampilan salon dilakukan di Losmen Sinabung.
5.4.3. Kehadiran Responden Dalam Pelatihan Keterampilan Tabel 5.20.
Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran Responden Dalam Pelatihan Keterampilan
No. Keikutsertaan
Frekuensi F Persentase
1. 2.
3. Selalu
Kadang-Kadang Tidak Pernah
15 6
3 62,50
25,00 12,50
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20. diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 15 orang 62,50 selalu mengikuti kegiatan pelatihan
keterampilan yang diberikan oleh P3M, seperti yang dikatakan Melly 24 Tahun “Saya selalu mengikuti kegiatan menjahit, karena menurut saya kegiatan ini sangat menguntungkan
sekaligus menyenangkan. Pengetahuan menjahit saya bisa bertambah, selain itu saya juga bisa berkumpul bersama teman-teman pelatihan yang lainnya”. Sebanyak 6 responden
menyatakan kadang-kadang mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan, Rani 19 Tahun mengatakan bahwa “Saya kadang-kadang mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan, kalau
lagi rajin saya ikut, kalau lagi malas ya tidak ikut”.
Universitas Sumatera Utara
80
Sementara itu, 3 responden 12,50 menganggap bahwa kegiatan pelatihan keterampilan itu tidak penting, sehingga mereka tidak pernah mengikuti kegiatan pelatihan
keterampilan yang diberikan oleh P3M.
5.4.4. Perlu Tidaknya Mengikuti Pelatihan Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M Tabel 5.21.
Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya Mengikuti Pelatihan Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Perlu Tidak Perlu
19 5
79,16 20,84
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21. diketahui bahwa 19 responden 79,16 menyatakan perlu mengikuti pelatihan keterampilan. Hal ini dikarenakan, kegiatan
Universitas Sumatera Utara
81
pelatihan keterampilan memberikan manfaat bagi responden, sehingga bagi responden yang ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai PSK dapat memanfaatkan keterampilan yang telah
diberikan oleh P3M, baik itu menjahit ataupun salon. Dan sebanyak 5 responden 20,84 menyatakan tidak perlu mengikuti kegiatan tersebut karena anggapan mereka kegiatan ini
hanya kegiatan yang sia-sia dan menyita waktu mereka, mereka lebih memilih melayani tamu daripada mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
5.4.5. Ada Tidaknya Hasil Dari Pelatihan Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M Tabel 5.22.
Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Hasil Dari Pelatihan Keterampilan Yang Diberikan Oleh P3M
No. Kategori
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Ada Tidak Ada
17 7
70,83 29,17
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22. diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 17 70,83 menyatakan bahwa ada hasil dari pelatihan yang
diberikan oleh P3M. Hasil tersebut seperti salon, responden bisa merias wajahnya sendiri dan
Universitas Sumatera Utara
82
teman-teman lainnya walaupun tidak bekerja ditempat salon atau membuka usaha salon
sendiri, responden sudah memiliki keterampilan tersebut.
5.5. Konseling Trauma Seks CBT
Konseling trauma seksual adalah jenis kegiatan dalam upaya membantu para PSK melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klein agar klein dapat
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
5.5.1. Pernah Tidaknya Mengikuti CBT Tabel 5.23.
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengikuti CBT No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Pernah Tidak Pernah
4 20
16,70 83,30
Universitas Sumatera Utara
83
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23. diketahui bahwa hanya 4 responden 16,70 yang pernah mengikuti CBT. Salah satu responden saya yang mengikuti kegiatan
ini adalah Lisa 19 Tahun “Saya dulu pernah mengikuti kegiatan CBT ini, waktu itu saya mendapatkan pelecehan seksual dari ayah tiri saya”.
5.5.2. Tempat Mengikuti CBT Tabel 5.24.
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Mengikuti CBT No.
Kategori Frekuensi F
Persentase
1. 2.
Kantor P3M Losmen Sinabung
20 4
83,30 16,70
Jumlah 24
100
Sumber: Data Primer, Juli 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.24. menggambarkan bahwa responden yang memilih kantor P3M sebagai tempat mengikuti CBT sangat dominan karena terkait
dengan hal penentuan tempat, P3M telah menentukan tempat yang baik untuk melakukan kegiatan CBT adalah kantor P3M, alasannya supaya para PSK dapat lebih terbuka tentang
masalah pribadinya dan mereka bebas menyampaikan keluhan dan mereka terlepas dari belenggu sang mucikari germo yang kadang-kadang mengintimidasi mereka agar tidak
Universitas Sumatera Utara
84
berterus terang tentang masalah pribadi mereka. Jadi sebanyak 20 responden 80,30 memilih kantor P3M sebagai tempat mengikuti kegiatan CBT,sementara itu 4 responden
16,70 menyatakan bahwa kegiatan CBT dilakukan di Losmen Sinabung. Alasannya yaitu mereka mengeluh biaya transportasiongkos yang mereka keluarkan ke kantor P3M karena
pada faktanya jarak lokalisasi losmen sinabung ke kantor P3M cukup jauh, dan terkadang mereka beranggapan kegiatan-kegiatan yang seperti ini hanya menyita waktu mereka dan
lebih memilih melayani tamu atau konsumen yang datang. Ketika pembagian kondom ke Losmen Sinabung disinilah terkadang kegiatan CBT berlangsung, volunteer dari P3M yang
menangani CBTberdiskusi dan sharing kepada responden yang mengalami CBT.
5.5.3. Ada Tidaknya Manfaat Dari CBT
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai ada tidaknya manfaat dari CBT, keseluruhan responden yang berjumlah 24 atau 100
menyatakan bahwa ada manfaat dari kegiatan CBT. Responden yang memiliki trauma pelecehan seksual yang dilakukan oleh pacarnya, temannya, ataupun orangtuanya sehingga
tidak memiliki semangat, merasa putus asa dapat berbagi cerita sharing dengan volunteer
P3M. P3M memberikan masukan, saran dan dukungan semangat. BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab - bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran mengenai Peranan Perempuan
Peduli Pedila Medan Dalam Mendampingi Pekerja Seks Komersial Di Losmen Sinabung Medan.
Universitas Sumatera Utara
85
1. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, bahwa outreach kondom penyuluhan dan
pembagian kondom yang dilakukan oleh P3M kepada PSK dampingannya,khususnya
PSK yang ada di Losmen Sinabung sudah berjalan dengan baik.
2. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, bahwa VCT klinik VCT, mobile klinik
yang dilakukan oleh P3M kepada PSK dampingannya,khususnya PSK yang ada di
Losmen Sinabung sudah berjalan dengan baik.
3. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, bahwa pelatihan keterampilan yang
dilakukan oleh P3M kepada PSK dampingannya,khususnya PSK yang ada di Losmen
Sinabung sudah berjalan dengan baik.
4. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, bahwa Konseling Trauma Seks CBT
yang dilakukan oleh P3M kepada PSK dampingannya,khususnya PSK yang ada di
Losmen Sinabung sudah berjalan dengan baik.
6.2 Saran