KARAKTERISTIK BIODIESEL KESIMPULAN Proses Etanolisis Sludge Palm Oil (SPO) Dalam Sistem Pelarut Choline Chloride (ChCl) : Gliserol Pada Produksi Biodiesel

46

4.5 KARAKTERISTIK BIODIESEL

Karakteristik biodiesel yang dihasilkan beserta dan perbandingannya dengan standar ASTM D6751 dan SNI dapat dilihat pada Tabel 4.3. Kriteria utama dari kualitas biodiesel adalah tercantumnya sifat fisik dan kimia biodiesel tersebut di dalam persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu badan standar yang berwenang. Standar kualitas biodiesel selalu diperbarui seiring dengan perkembangan mesin kendaraan, standar emisi, ketersediaan bahan baku biodiesel, dan lain-lain. Standar yang mengatur kualitas biodiesel saat ini tergantung pada berbagai faktor sesuai dengan daerahnya masing-masing, termasuk standar karakteristik mesin diesel yang beredar, keunggulan jenis-jenis mesin diesel yang umum di suatu daerah tertentu, dan iklim serta cuaca pada negara atau daerah yang menggunakan biodiesel [18]. Tabel 4.3 Karakteristik Biodiesel [18, 19] Parameter Unit Nilai Standar ASTM D6751 Standar SNI Ester Content Densitas pada 40 ̊C Viskositas kinematik pada 40 ̊C Flash Point Free Glycerine Total Glycerine Monoglyceride content Diglyceride content Triglyceride content mm kgm 3 mms 2 ̊C mm mm mm mm mm 99,5537 864,6189 5,1991 160 0,4440 - - 1,9-6 130 0,02 0,24 0,80 0,20 0,20 96,5 850-890 2,3 - 6 100 0,02 0,24 - - - Dari hasil uji beberapa karakteristik biodiesel tersebut, dapat dilihat bahwa biodiesel yang dihasilkan telah memenuhi standar SNI dan ASTM. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian DES berbasis ChCl : gliserol sebagai cosolvent dalam proses etanolisis secara satu tahap tergolong baik karena tidak mengurangi kualitas biodiesel yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian yang telah di lakukan adalah: 1. Penambahan DES berbasis ChCl : gliserol dalam proses transesterifikasi menyebabkan sludge palm oil SPO dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel hanya dengan melalui satu tahap proses dan memberikan yield serta kemurnian yang tinggi walaupun memiliki kadar FFA yang cukup tinggi, yaitu sebesar 7,5290 2. DES berbasis ChCl : gliserol sebagai cosolvent dapat meningkatkan yield dengan mengurangi reaksi samping, serta memudahkan pemisahan, dan pencucian. 3. Analisis fisik yang dilakukan pada biodiesel yaitu analisis densitas, viskositas kinematik, dan titik nyala memperoleh hasil berturut-turut yaitu 864,6189 kgm 3 ; 5,1991 cSt dan 160 o C. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa biodiesel yang dihasilkan telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI yaitu 840-890 kgm 3 untuk densitas, 2,3-6,0 cSt untuk viskositas kinematik pada suhu 40 o C dan titik nyala lebih dari 100 o C. 4. Hasil yield etil ester tertinggi adalah 83,19 diperoleh pada reaksi transesterifikasi tanpa esterifikasi, dengan kondisi operasi 70°C dengan konsentrasi katalis 1 bb, rasio molar etanol : SPO sebesar 9 : 1, dan konsentrasi DES berbasis ChCl : gliserol 4 selama 60 menit. Universitas Sumatera Utara 48

5.2 SARAN