Proses Pembuatan Biodiesel Secara Satu Tahap

38 terbentuknya meniskus, namun juga adanya capillary bridge oleh fluida di dalam fluida lain. Terbentuknya capillary bridge ini menimbulkan gaya tarik menarik di antar partikel adhesi dan mengurangi tegangan permukaan yang berada di sekitar meniskus. Tegangan permukaan dapat mempengaruhi transfer massa antar molekul [43, 44]. Minyak tidak larut dalam etanol akibat adanya gaya intermolekul kohesi yang kuat, namun setelah ditambahkan DES, DES akan bekerja pada interfacial area antara minyak dan etanol, membentuk meniskus dan capillary bridge, membuat gaya tarik menarik antar molekul minyak dan etanol, sehingga mengurangi surface tension dan mempercepat transfer massa dan dapat menjadi media reaksi antara etanol dan minyak.

4.2.1 Proses Pembuatan Biodiesel Secara Satu Tahap

Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab 4.2 bahwa penambahan DES berbasis ChCl : gliserol akan membentuk meniskus dan capillary bridge yang akan meningkatkan gaya tarik menarik antar molekul minyak dengan etanol dan mengurangi tegangan permukaan sehingga transfer massa antara etanol dengan minyak menjadi lebih cepat, maka dilakukanlah proses pembuatan biodiesel secara satu tahap tanpa esterifikasi terlebih dahulu dengan adanya DES yang berbasis ChCl : gliserol di dalam proses transesterifikasi dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh DES tersebut di dalam proses tanpa esterifikasi. Gambar 4.2 menunjukkan hasil reaksi transesterifikasi tanpa DES yang berbasis ChCl : gliserol dan tanpa esterifikasi dengan hasil reaksi tanpa esterifikasi namun menggunakan DES yang berbasis ChCl : gliserol. Universitas Sumatera Utara 39 a b Gambar 4.2 Hasil Reaksi Transesterifikasi Tanpa Esterifikasi : a Tanpa DES b Dengan DES Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa reaksi transesterifikasi tanpa DES dan tanpa melalui esterifikasi, terbentuk sabun dan emulsi, sedangkan untuk reaksi transesterifikasi dengan menggunakan DES berbasis ChCl : gliserol, terbentuk 2 lapisan yang terdiri dari lapisan etil ester dan lapisan gliserol. Etanolisis merupakan kedua proses transesterifikasi trigliserida dan esterifikasi asam lemak untuk menghasilkan fatty acid ethyl ester FAAE atau yang sering disebut biodiesel, dengan produk samping berupa gliserol maupun air [45]. Reaksi etanolisis adalah reaksi yang reversibel dan berurutan, dimana 1 mol etanol bereaksi dan 1 mol ester terbentuk pada setiap tahapnya. Jumlah alkohol yang berlebih dari jumlah stoikiometri yang seharusnya diperlukan untuk menggeser kesetimbangan reaksi ke arah pembentukan produk ester [46]. Selama proses produksi biodiesel berlangsung dengan menggunakan katalis basa, pembentukan sabun bisa terjadi karena terhidrolisisnya trigliserida. Selain itu, tidak larutnya alkohol dalam trigliserida sering mengakibatkan terbentuknya emulsi selama reaksi berlangsung, namun ketika etanol yang digunakan sebagai alkohol dalam reaksi tersebut, emulsi yang terbentuk tidak segera terpecah untuk membentuk dua lapisan yang terdiri dari lapisan etil ester pada bagian atas dan lapisan gliserol pada bagian bawah. Emulsi yang terbentuk dengan adanya penggunaan etanol merupakan emulsi yang sangat stabil sehingga mempersulit proses pemisahan dan pemurnian ester [47]. Universitas Sumatera Utara 40

4.2.2 Pengaruh Jumlah DES Berbasis ChCl : Gliserol terhadap Yield