BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kepatuhan Compliance Theory
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan public di Indonesia telah
diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara
hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam-LK. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan
compliance theory. Hendrich dalam Sinaga 2014:14 menyatakan bahwa, terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu
instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan
tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normative berhubungan
dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.
Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya di
bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu.
Universitas Sumatera Utara
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai
dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. 2.1.2
Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya PSAK No. 1 Paragraf 12 Tahun 2007.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam
periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat. Laporan keuangan
mempunyai tujuan utama yakni memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan keuangan akan
menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomi yang diambilnya.
Tujuan pelaporan keuangan pada intinya terfokus pada pemberian informasi yang bermanfaat bagi para penggunanya dalam setiap
membuat keputusan ekonomi. Terkait dengan pelaporan keuangan, karakterisitik kualitatif merupakan salah satu elemen dari laporan
keuangan . Karakteristik kualitatif informasi lingkungan memberikan pengguna laporan keuangan satu pilihan di antara berbagai alternatif
pelaporan dan akuntansi. Karakteristik ini pada mulanya didefinisikan sebagai sifat informasi yang penting agar membuatnya
berguna. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang
membuat informasi bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan Ikhsan dan Suprasto, 2008:107.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi adalah sebagai berikut: 1.
Pembuat keputusan dan dapat dipahami Informasi akuntansi harus dapat dipahami dan digunakan dapat
mengubah perilaku dalam pengambilan keputusan.
2. Kualitas Primer
a. Relevansi relevance. Tepat waktu merupakan kata kunci
yang terkandung dalam relevansi, artinya apabila informasi yang dibutuhkan tersedia setelah pengambilan keputusan
dilakukan, maka nilai informasi tersebut tidak lagi berguna.
b. Dapat dipercaya Reliability. Untuk dapat dipercaya,
informasi akuntansi harus memiliki tiga karakteristik, yaitu: •
Daya uji verifiability. Konsep ini berarti, bahwa informasi dapat dibuktikan kebenarannya apabila suatu
tingkat kesepakatan yang tinggi dapat diamankan dan dibuktikan dengan pengukur independen dengan metode
pengukuran yang sama.
• Kejujuran penyajian represantation faithfulness.
Konsep ini berarti bahwa kesesuaian hubungan atau kesepakatan antara angka akuntansi dan penjelasan
dengan sumber atau kejadian dimana angka dan penjelasan benar-benar didukung bukti nyata.
• Netralitas neutrality. Konsep ini berarti, bahwa
informasi tidak dapat dipilih untuk tujuan menguntungkan satu atau sekelompok pihak yang
berkepentingan terhadap pihak lain.
3. Kualitas Sekunder
a. Komparabilitas atau Daya Banding comparability.
Hakikat dari pengertian daya banding comparability adalah bahwa informasi akan semakin bermanfaat jika dapat
dikaitkan dengan ukuran atau standar tertentu.
b. Konsistensi consistency. Mengingat banyaknya alternatif
pelaporan yang ada, metode yang dianut perusahaan haruslah digunakan secara konsisten ajeg agar kontinuitas
dan komparabilitas di dalam laporan keuangan dapat tercapai SFAC No. 2 dalam Santoso, 2007:22-24.
Sesuai dengan tujuan dan karakteristiknya, laporan keuangan akan memberikan manfaat yang optimal bagi para penggunanya untuk dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan jika dapat dipublikasikan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Auditing dan Standar Pelaporan Audit
2.1.3.1 Pengertian Audit
Definisi auditing adalah sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan Boynton dkk, 2003:5.
Tujuan audit secara umum atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal
yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Kewajaran
laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
Terdapat tiga jenis audit diantaranya sebagai berikut: 1 Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan financial statement audit berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang
laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah
disajikann secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum GAAP. Secara signifikan, audit laporan keuangan dapat menurunkan risiko investor dan kreditor dalam
membuat berbagai keputusan investasi dengan tidak menggunakan informasi yang bermutu rendah.
2 Audit Kepatuhan Audit kepatuhan compliance audit berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu
entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. Laporan audit kepatuhan umumnya
ditujukan kepada otoritas yang menerbitkan kriteria tersebut dan dapat terdiri dari 1 ringkasan temuan atau 2
pernyataan keyakinan mengenai derajat kepatuhan dengan kriteria tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3 Audit Operasional Audit operasional operational audit berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu Boynton, dkk, 2003:6-7.
2.1.3.2 Standar Auditing
“Standar auditing yang diakui secara luas dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten generally
accepted auditing standards sepuluh standar auditing yang berlaku umum” Boynton dkk, 2003:61.
Adapun Standar Auditing yang Berlaku Umum GAAS yakni sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan
penugasan, independensi sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus supervise dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang harus dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan
kuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Universitas Sumatera Utara
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang ada
di dalammya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana suditor dihubungkan dengan laporan keuangan,
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor Boynton dkk, 2003:62.
2.1.4 Audit Delay
Audit delay mengimplikasikan bahwa laporan keuangan disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk menjelaskan perubahan di dalam
perusahaan yang mungkin mempengaruhi pengguna pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat
waktu akan menyebabkan informasi kehilangan nilainya di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.
Beberapa pengertian mengenai audit delay atau ketepatwaktuan pelaporan keuangan sebagai berikut:
“the number of days between the date of the financial statement and the date of the auditors report was used to measure the audit delay” Ahmad
dan Kamarudin, 2003:7.
Universitas Sumatera Utara
“Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit” Prayogi, 2012:3.
Audit Delay adalah “Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor independen” Iskandar dan
Trisnawati, 2010:181. Audit Delay merupakan lamanya rentang waktu penyelesaian audit
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tangga l diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah yang dapat
mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang
berdasarkan informasi yang dipublikasikan Kartika, 2011:155.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur
dari perbedaan waktu antara tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tercantum pada laporan audit independen.
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. “Aset terdiri atas aset lancar current assets dan aset tak lancar
non-current assets atau aset tetap fixed assets” Asnawi dan Wijaya, 2010:18. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar umumnya
merupakan perusahaan yang besar. Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk
mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor,
Universitas Sumatera Utara
pengawas permodalan dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk
mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal. Jadi, semakin besar ukuran perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek
Kartika, 2011:159.
“Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan ditandai dengan
beberapa ukuran antara lain total penjualan, total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan” Rochimawati,
2008:3. Perusahaan yang memiliki ukuran relatif lebih besar, biasanya
memiliki audit delay yang lebih singkat, karena perusahaan ini dimonitor oleh investor, pengawas modal, dan pemerintah. Hal ini
memaksa perusahaan untuk lebih cepat menyampaikan laporan keuangannya. Selain itu, perusahaan besar sudah memiliki internal
control yang lebih baik dalam mencegah terjadinya kesalahan dalam informasi dan hal ini akan membantu auditor dalam melaksanakan
proses audit Simbolon, 2009:26.
Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public
demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Public demand akan informasi yang tinggi terhadap perusahaan
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kepercayaan tersebut dapat meningkatkan tingkat
keberlangsungan usaha dari perusahaan tersebut. Semakin bagus ukuran perusahaan akan diproksikan dengan semakin tinggi total aset yang dimiliki
oleh suatu entitas. Ukuran perusahaan diukur menggunakan log total asset perusahaan
yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan pada akhir periode.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Laba Rugi Perusahaan
Laba rugi suatu perusahaan mempunyai arti penting, karena keberhasilan kinerja suatu perusahaan pada umumnya diukur dengan
laba yang diperoleh, atau dengan kata lain laba merupakan indikator dalam menilai berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan mengelola
aktiva. Laba perusahaan adalah sebagai hasil yang didapat dari pendapatan dikurangi beban yang terjadi pada kegiatan perusahaan
Santoso, 2007:93.
“Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mencapai laba
secara maksimal, dengan demikian pencapaian laba secara maksimal dijadikan salah satu ukuran keberhasilan kinerja keuangan perusahaan”
Abdullah, 2005:87. Teori tersebut konsisten dengan penelitan yang dilakukan oleh
Iskandar dan Trisnawati 2010:178 yang menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta
auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi
maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya, sehingga good news tersebut segera dapat
disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
“Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon
kerugian perusahaan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi
perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek” Kartika, 2011:159-160. Dalam penelitian ini laba rugi perusahaan diukur dengan
menggunakan dummy yaitu untuk perusahaan yang mengalami laba diberi kode dummy 1 dan perusahaan yang mengalami rugi diberi kode dummy 0.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Opini Auditor
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan
tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam
suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku yang terd iri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar introductory
paragraph, paragraf lingkup scope paragraph dan paragraf pendapat opinion paragraph Kartika, 2011:156.
Menurut Arens dan Loebbecke 1997:36, bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan paragraf wajar
tanpa pengecualian unqualified opinion dari 90 persen laporan audit menggunakan bentuk ini.
Kondisi untuk laporan wajar tanpa pengecualian: 1.
Semua laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba, dan laporan arus kas – sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
2. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut
telah melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah dipenuhi.
4. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan.
Dalam suatu keadaan terdapat tiga kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian yakni:
1. Pembatasan lingkup audit
2. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum 3.
Auditor tidak independen Jika salah satu dari ketiga kondisi di atas, yang menuntut
penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian, ditemukan dalam audit dan dampaknya material, auditor harus memberikan
pendapat selain wajar tanpa pengecualian dalam laporannya. Tiga jenis laporan audit yang paling penting untuk kondisi ini adalah :
pendapat tidak wajar adverse opinion, pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion, dan pendapat wajar
Universitas Sumatera Utara
dengan pengecualian qualified opinion Arens dan Loebbecke, 1997:39-40.
Maka dalam penelitian ini variabel opini auditor diukur dengan
menggunakan variabel dummy, yaitu perusahaan yang memperoleh qualified opinion qualified opinion, adverse opinion, disclaimer of opinion akan
diberi nilai dummy 0, sedangkan yang memperoleh unqualified opinion, akan diberi nilai dummy 1.
2.1.8 Tingkat Solvabilitas
“Rasio solvabilitas disebut juga dengan rasio pengungkit leverage ratio, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana sebuah perusahaan didanai
oleh utang” Asnawi dan Wijaya, 210:35. Rasio solvabilitas yang umum digunakan ada dua yaitu debt to total
aset dan debt to equity ratio. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk melihat pengaruh solvabilitas terhadap audit delay.
“Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan guna mengetahui financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin besar hutang jangka
panjang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan” Abdullah, 2005:52.
Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik
berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Kesulitan keuangan merupakan berita buruk bad news yang akan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk.
Debt to Equity Ratio DER diukur menggunakan rumus : DER = Total Hutang x 100
Total Ekuitas
2.1.9 Reputasi Kantor Akuntan Publik
“Kantor Akuntan Publik KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik” Rachmawati 2008:3.
Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan
memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar
memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau
tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik
dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang Prayogi, 2012:5-6.
Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Adapun kategori
Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan The Big Four di Indonesia, yaitu:
1 KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan.
2 KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.
3 KAP Ernst Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Suherman dan Surja.
Universitas Sumatera Utara
4 KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio Yuliana dan Aloysia dalam Setiawan,
2013:33.
Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy dengan
mengelompokkan auditor-auditor yang berasal dari KAP yang bermitra dengan kelompok lima besar di Amerika Serikat. Kelompok 4 besar the big
four diberi kode 1, sedangkan untuk KAP selain yang bermitra dengan kelompok 4 besar the big four diberi kode 0.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu