Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penggangu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada penelitian ini uji
autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin-Watson DW Test, uji Lagrange Multiplier LM Test, dan run test.
a. Uji Durbin-Watson DW Test
Berikut ini adalah tabel pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi Ghozali, 2013:111:
Tabel 4.9 Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi dengan k=5
dan n=96:
No Hipotesis Nol
Keputusan Jika
1 Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0ddl
2 Tidak ada autokorelasi positif
No Desicion dl
≤d≤du 3
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4-dld4 4
Tidak ada korelasi negatif No Desicion
4-du ≤d≤4-dl
5 Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif Tidak Tolak
dud4-du
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi DW Test
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1
.630
a
.397 .364
17.30265 2.147
a. Predictors: Constant, Reputasi.KAP, Opini.Auditor, Tingkat.Solvabilitas, Laba.Rugi, Ukuran.Perusahaan
b. Dependent Variable: Audit.Delay
Sumber: hasil pengolahan spss
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.9 di atas menunjukkan nilai D-W sebesar 2,147. Selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
tingkat signifikansi 5, jumlah sampel 96 n=96, dan variabel independen 5 k=5. Maka dari tabel Durbin Watson didapatkan
nilai batas bawah dl adalah sebesar 1,560 dan batas atas du
adalah sebesar 1,778. Oleh karena nilai D-W 2.147 lebih besar dari batas atas du
1,778 dan kurang dari 4 – 1,778 – = 2,222 4 – du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi positif atau
negatif du d 4 – du atau 1,778 2,147 2,222 atau dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi.
b. Uji Lagrange Multiplier LM Test
Uji LM test lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sampel yang digunakan relatif besar. Uji LM akan
menghasilkan statistik Breusch-Godfrey BG Test. Untuk menguji BG Test langkah awal yang harus dilakukan ialah
mendapatkan nilai residual. Setelah nilai residual diperoleh, kemudian membentuk variabel Lag residual Ut dengan cara
melakukan transformasi data. Adapun tampilan output BG Test yang diperoleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi LM Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant .048 36.765
.001 .999 Ukuran.Perusahaan
-.075 1.251
-.008 -.060 .952 Laba.Rugi
1.522 6.188
.030 .246 .806 Opini.Auditor
-.181 3.944
-.005 -.046 .964 Tingkat.Solvabilitas
.080 .738
.012 .109 .914 Reputasi.KAP
.667 4.829
.018 .138 .890 Auto
-.086 .115
-.086 -.754 .453
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Pengambilan Keputusan: Pada tampilan output terlihat bahwa koefisien parameter
untuk variabel Auto Lag menunjukkan probabilitas signifikan 0.453 di atas 0.05. Dalam hal ini berarti data tidak terdapat
autokorelasi.
c. Uji Run Test