Saran Perilaku Meningkatkan pelaksanaan nilai kependidikan secara kekeluargaan.

7.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu : 1. Kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Babalan untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan melalui kegiatan upaya kesehatan sekolah UKS mengenai upaya-upaya atau tatacara yang baik untuk mendapatkan berat badan ideal yang tidak beresiko menyebabkan gangguan kesehatan, melalui penyuluhan kesehatan dan kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan secara teratur kepada siswai SMA Negeri 1 Babalan untuk mengetahui status gizi dan kondisi body image siswai. 2. Kepada unit upaya kesehatan sekolah UKS agar bekerjasama dengan dinas kesehatan maupun Puskesmas setempat untuk mengadakan konseling dan konsultasi kesehatan kepada siswi mengenai penanganan permasalahan yang berkaitan dengan upaya mereka dalam mendapatkan berat badan yang ideal agar para siswi mendapatkan penegtahuan yang baik dan benar mengenai upaya mendapatkan berat badan yang ideal dan body image yang baik. 3. Kepada para siswi SMA Negeri 1 Babalan agar senantiasa membiasakan diri untuk berperilaku yang baik dalam upaya mendapatkan berat badan yang ideal dengan diet yang sehat, dan aktivitas olahraga yang teratur, tidak mongonsumsi obat pelangsi, dan mencukupi zat makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Universitas Sumatera Utara 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

2.1.1 Defenisi Perilaku

Dipandang dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bisa dilihat, sedangkan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, membaca dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2010 Setiap manusia akan bertindak dan bertingkah laku untuk berinteraksi dengan makhluk lain, hakikat manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Perilaku manusia ditujukan sebagai tanda pengenal dirinya sebagai makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Perilaku manusia yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamakan, karena pribadi manusia merupakan hal yang sangat unik dan berkembang sesuai dengan bakat dan potensinya masing-masing. Karakteristik perilaku menurut Purwanto 2009 dibedakan menjadi 2 yaitu perilaku tertutup covert behavior dan perilaku terbuka overt behavior. Perilaku tertutup covert behavior adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, berkhayal, sedih, bermimipi, dan takut. Sedangkan perilaku terbuka overt behavior adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu misalnya Universitas Sumatera Utara 12 seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anggotanya ke Puskesmas untuk diimunisasi, atau seseorang yang melakukan konsultasi dietnya kepada seora petugas gizi kesehatan, dan sebagainya. Notoatmodjo 2012 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Perilaku ini tidak sama dengan sikap. Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda- tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, Bloom dalam Notoatmodjo 2012, membagi perilaku ke dalam tiga domain, yaitu 1 kognitif, 2 afektif, dan 3 psikomotor. Untuk memudahkan pengukuran, maka tiga domain ini diukur dari pengetahuan dan sikap. 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2012. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behaviour. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo 2012, mengungkapkan bahwa sebelum Universitas Sumatera Utara orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: a. Awareness kesadaran, di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation menimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo 2012, menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. 2. Sikap Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. Sikap juga merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang satu sama lain yaitu Notoatmodjo, 2012: Universitas Sumatera Utara a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan opini terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindakbereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni Notoatmodjo, 2012: a. Menerima receiving; Menerima diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. b. Merespon responding; Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. Universitas Sumatera Utara c. Menghargai valuing; Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain tetangga, saudaranya, dsb untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab responsible; Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. 3. Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan support praktik ini mempunyai beberapa tingkatan : 1. Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respon terpimpin guide response Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua. 3. Mekanisme mecanism Universitas Sumatera Utara Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga. 4. Adopsi adoption Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut Notoatmodjo, 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang antara lain: 1. Imitasi Tindakan manusia untuk meniru tingkah pekerti orang lain yang berada di sekitarnya. 2. Sugesti Seseorang menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Faktor-faktor yang mempengaruhi sugesti: Hambatan berfikir orang yang memberikan sugesti bersikap over pandangan, pihak penerima tidak diberi pertimbangan-pertimbangan atau berfikir kritis. Keadaan pikiran yang terpecah-pecah seseorang pikirannya mengalami kelelahankebingungan karena mengahadapi kesulitan-kesulitan sehingga ia tidak bisa berfikir. Otoritas kecenderungan seseorang atau sekelompok orang untuk menerima pandangan-pandangan atau sikap-sikap tertentu dari orang yang dianggap ahli. Universitas Sumatera Utara Mayoritas seseorang menerima saja suatu sikap atau pandangan karena di dukung atau di sokong oleh orang banyak mayoritas. Will of Believe sikap menerima pandangan atau sikap orang lain karena sebelumnya di dalam dirinya telah ada sikap atau pandangan yang sama. Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain : 1. Identifikasi Seseorang ketika ia mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada peraturan- peraturan yang harus di penuhi,di pelajari atau di taatinya. 2. Simpati Faktor tertariknya seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau kelompok orang lain.

2.1.2 Determinan Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini Universitas Sumatera Utara merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang Notoatmodjo, 2012. Bloom 1998 sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo 2012 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 karakteristik, ranah atau kawasan yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Perilaku manusia menurut Purwanto 2009 terdapat banyak macamnya yaitu: 1 Perilaku refleks Perilaku refleks merupakan perilaku yang dilakukan manusia secara otomatik. Contohnya : mengecilkan kelopak mata, menaikkan bahu ketika bernafas, menganggukan kepala ketika menandakan persetujuan, dan menggelengkan kepala ketika menunjukkan penolakan. 2 Perilaku refleks bersyarat Merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan tertentu. 3 Perilaku yang mempunyai tujuan Disebut juga perilaku naluri. Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi perilaku negatif seseorang dapat dilakukan dengan : 1. Peningkatan peranan keluarga terhadap perkembangan dari kecil hingga dewasa. 2. Peningkatan status sosial ekonomi keluarga. 3. Menjaga keutuhan keluarga. 4. Mempertahankan sikap dan kebiasaan sesuai dengan norma yang disepakati. Universitas Sumatera Utara 5. Pendidikan keluarga yang disesuaikan dengan status anggota keluarga baik itu anggota tunggal, anggota tiri, dan lain-lain. Menurut Skinner seorang ahli psikologi yang dikutip Notoatmodjo 2010 merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsang dari luar. Dalam teori Skinner ada 2 dua respon, yaitu: 1. Respondent respon atau flexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer karena memperkuat respon.

2.1.3 Domain Perilaku

Lawrence Green dalam Mandy 2010 menganalisis bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: a. Faktor Predisposisi Predisposing Factors Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain sikap, pengetahuan, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai tradisi, persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang untuk bertindak. b. Faktor Pemungkin Enabling Factors Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia atau petugas yang tersedia, klinik atau sumber daya Universitas Sumatera Utara yang hampir sama. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak, ketersediaan transportasi, jam buka dan sebagainya. c. Faktor PenguatPendorong Reinforcing Factors Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja bergantung pada tujuan dan jenis program atau kegiatan yang dilakukan. Di dalam pendidikan pasien, penguat berasal dari perawat, dokter, pasien lain, dan sebagainya. Apakah penguat itu positif atau negatif bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan. Misalnya pada pendidikan kesehatan sekolah di tingkat sekolah lanjutan tingkat atas, yang penguatnya datang dari teman sebaya, guru, dan pejabat sekolah. Penelitian tentang perilaku remaja menunjukkan bahwa perilaku penggunaan obat di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh dorongan teman-teman, terutama teman dekat. Begitupun dengan anggota komunitas perilaku yang mudah ditiru ialah perilaku dari orang terdekat, seperti anggota komunitas yang lain, teman sebaya, dan sebagainya. Cara mengukur perilaku ada 2 cara Notoatmodjo, 2010 yaitu: 1. Perilaku dapat diukur secara langsung yakni wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. 2. Perilaku yang diukur secara tidak langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Pembentukan Perilaku

Pembentukan perilaku menurut Ircham 2005 ada beberapa cara, diantaranya: 1. Kebiasaan Conditioning Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan conditioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan akhirnya akan terbentuklah perilaku. 2. Pengertian Insight Pembentukan perilaku yang didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. 3. Menggunakan Model Cara ini menjelaskan bahwa domain pembentukan perilaku pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial social learning theory atau observational learning theory oleh Bandura 1977. Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan stimulus dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam Dewi, 2010 yakni: 1. Bentuk Pasif Respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Universitas Sumatera Utara 2. Bentuk Aktif Perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung, oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata disebut overt behavior.

2.1.5 Teori Terjadinya Perilaku

Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu sehingga manusia berperilaku Ircham, 2005. Teori perilaku menurut Ircham, antara lain: 1. Teori Insting Menurut Mc Dougal 2008 perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate atau perilaku bawaan dan akan mengalami perubahan karena pengalaman. 2. Teori Dorongan Drive Theory Teori ini bertitik tolak pada pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. 3. Teori Insentif Incentive Theory Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif, dengan insentif akan mendorong organisme berperilaku. Insentif atau reinforcement ada yang positif dan ada yang negatif. Reinforcement yang positif adalah berkaitan dengan hadiah dan akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Universitas Sumatera Utara 4. Teori Atribusi Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang. Apakah itu disebabkan oleh disposisi internal misal motif, sikap atau oleh keadaan eksternal. Banyak teori-teori yang berkaitan dengan perubahan perilaku seseorang dalam keseharian. Diantaranya menurut teori Anderson dalam Muzaham 2005 yang dikutip oleh Ari 2009. yaitu ada tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku pada seseorang : a Mudahnya menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan karakteristik predisposisi. b Adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada karakteristik pendukung. c Adanya kebutuhan pelayanan kesehatan karakteristik kebutuhan. 5. Theory of Reasoned Action TRA Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967 untuk melihat hubungan keyakinan, sikap, niat dan perilaku. Fishbein, 1967 mengembangkan TRA ini dengan sebuah usaha untuk melihat perubahan hubungan sikap dan perilaku Glanz, 2002. Faktor yang paling penting dalam seseorang berperilaku adalah adanya niat. Niat akan ditentukan oleh sikap seseorang. Kemudian sikap ditentukan oleh keyakinan seseorang akibat dari tindakan yang akan dilakukan. Diukur dengan evaluasi terhadap masing-masing akibat. Jadi, seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat akan akibat dari tindakan yang dilakukan secara positif akan menghasilkan Universitas Sumatera Utara sikap dan tindakan yang positif pula. Sebaliknya jika seseorang tidak yakin akan akibat dari perilaku yang dilakukan dengan positif akan menghasilkan sikap yang dan tindakan negatif Glanz, 2002. Niat seseorang untuk berperilaku juga dapat dipengaruhi oleh norma individu dan motivasi untuk mengikuti. Norma individu dapat dipengaruhi oleh norma-norma atau kepercayaan dimasyarakat.

2.2 Perilaku Kesehatan