yang paling banyak menerapkan Program KRPL di daerah penelitian adalah petani dengan tingkat pendidikan yang rendah yaitu tingkat pendidikan SD
sebanyak 7 orang sementara petani dengan tingkat pendidikan Perguruan tinggi hanya sebanyak 2 orang. Ini berbanding terbalik dengan asumsi diatas. Petani
sampel di daerah penelitian memang menerapkan Program KRPL dengan kemauan sendiri tanpa adanya pandangan bahwa semakin sedikit ilmu yang
mereka miliki maka mental mereka untuk menambah ilmu pengetahuan berkurang. Hal ini patut diapresiasi mengingat pada umumnya memang petani
kebanyakan hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
c. Hubungan Pengalaman Bertani Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pangalaman lebih banyak sehingga
sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. Gambaran hubungan pengalaman bertani dengan tingkat adopsi terhadap Program
KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 22. Hubungan Pengalaman Bertani dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian
Pengalaman Bertani Tahun
Tingkat Adopsi Skor
Range 2 - 30
4 – 12 Rata – Rata
11 7,86
r
s
0,360 t
tabel
: 2,160 t
hitung
: 1,391 Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat hubungan pengalaman bertani dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka diuji dengan maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi
Rank Spearman. Dari hasil analisis pada tabel 22, diperoleh nilai r
s
= 0,360. Nilai
koefisien korelasi sebesar 0,360 menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel pengalaman bertani dengan variabel tingkat adopsi petani
terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda positif menunjukkan bahwa apabila pengalaman bertani petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap
Program KRPL juga meningkat dan demikian sebaliknya apabila pengalaman bertani petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL
menurun. Nilai t
hitung
sebesar 1,391 menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
α = 0,05 = 2,160
.
Hal ini berarti H diterima dan H
1
ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel pengalam bertani dengan variabel tingkat adopsi petani
terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga
sudah dapat membuat perbandingan dalam membuat keputusan. Namun dari hasil penelitian di lapangan, petani yang menerapkan Prgram KRPL kebanyakan
merupakan petani pemula dengan rentang tahun antara 1 – 10 tahun sebanyak 10 orang, hal ini berbanding terbalik dengan asumsi diatas. Petani sampel di daerah
penelitian melaksanakan Program KRPL dengan alasan dikarenakan kegiatan yang ada dalam program mudah untuk dilaksanakan. Selain itu penyuluh juga
turut serta membantu dalam proses pelaksanaan program.
.
Universitas Sumatera Utara
d. Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL