variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan
hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.
Luas lahan yang dimaksud dalam pembahasan adalah luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani, bukan luas lahan pekarangan rumah. Luas lahan pertanian
yang dimiliki oleh petani pada umunnya ditanami dengan tanaman palawija jagung, dan hortikultura seperti sawi, dan kangkung. Untuk Program KRPL
sendiri, luas lahan pekarangan tidak berpengaruh besar dalam kegiatannya, dikarenakan dengan luas lahan yang sempit dan sedikit pun petani bisa
melaksanakan Program KRPL dengan memanfaatkan polybag dan sistem tanam vertikultur yang ditanami sayur - sayuran.
e. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL
Dalam penelitian ini diduga bahwa jumlah tanggungan keluarga petani memiliki hubungan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL. Hal ini berarti semakin
banyak jumlah tanggungan maka akan semakin tinggi adopsi terhadap Program KRPL. Dugaan ini didasari pada asumsi bahwa tanggungan keluarga, akan
mendorong petani untuk melakukan lebih banyak kegiatan ataupun aktivitas. Gambaran hubungan jumlah tanggungan dengan tingkat adopsi terhadap Program
KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian
Jumlah Tanggungan Tingkat Adopsi Skor
Range 0 - 3
4 – 12 Rata – Rata
1 7,86
r
s
-0,055 t
tabel
: 2,160 t
hitung
: -0,199 Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Untuk melihat hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.
Dari hasil analisis pada tabel 24, diperoleh nilai r
s
= -0.055 . Nilai koefisien korelasi sebesar -
0,055 menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel jumlah tanggungan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL.
Koefisien bertanda negatif menunjukkan bahwa apabila jumlah tanggungan petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan
demikian sebaliknya apabila pengalaman bertani petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat. Nilai t
hitung
sebesar -0,199 menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
α = 0,05 = 2,160
.
Hal ini berarti H diterima
dan H
1
ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel pengalam bertani dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL.
Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
kedua variabel ditolak.
Semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin tinggi adopsi terhadap Program KRPL. Dugaan ini didasari pada asumsi bahwa tanggungan keluarga,
akan mendorong petani untuk melakukan lebih banyak kegiatan ataupun aktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah tanggungan petani pada umumnya dapat membantu petani dalam kegiatan Program KRPL namun pada kenyataan dilapangan jumlah tanggungan tidak
mempengaruhi petani dalam kegiatan Program KRPL, petani sendiri yang berperan aktif dalam kegiatan Program KRPL.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN