Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

d. Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini dikarenakan keefesienan penggunaan sarana produksi. Gambaran hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 23. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian Luas Lahan Ha Tingkat Adopsi Skor Range 0,0125 - 0,05 4 – 12 Rata – Rata 0,0135 7,86 r s 0,352 t tabel : 2,160 t hitung : 1,356 Sumber : Data diolah dari lampiran 1 Untuk melihat hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis pada tabel 23, diperoleh nilai r s = 0.352. Nilai koefisien korelasi sebesar - 0,352 menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel luas lahan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda positif menunjukkan bahwa apabila luas lahan petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat dan demikian sebaliknya apabila luas lahan petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL juga menurun. Nilai t hitung sebesar 1,356 menunjukkan bahwa t hitung t tabel α = 0,05 = 2,160 . Hal ini berarti H diterima dan H 1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel luas lahan dengan Universitas Sumatera Utara variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak. Luas lahan yang dimaksud dalam pembahasan adalah luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani, bukan luas lahan pekarangan rumah. Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani pada umunnya ditanami dengan tanaman palawija jagung, dan hortikultura seperti sawi, dan kangkung. Untuk Program KRPL sendiri, luas lahan pekarangan tidak berpengaruh besar dalam kegiatannya, dikarenakan dengan luas lahan yang sempit dan sedikit pun petani bisa melaksanakan Program KRPL dengan memanfaatkan polybag dan sistem tanam vertikultur yang ditanami sayur - sayuran.

e. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Dokumen yang terkait

Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

8 93 81

Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

3 85 86

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai)

7 95 75

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Rumah Kompos (Studi Kasus : Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 49 105

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI DESA ABUNG JAYO KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

7 22 65

Analisis Pemahaman Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Masyarakat Kota Malang

0 3 6