Untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL di Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota
Binjai
Tingkat Adopsi Jumlah orang
Persentase
Tinggi 7
47 Sedang
5 33,3
Rendah 3
20
Jumlah 15
100
Sumber : Data diolah dari lampiran 2 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel yang mempunyai tingkat adopsi
tinggi sebanyak 7 sampel 47, tingkat adopsi sedang sebanyak 5 sampel 33,3, dan tingkat adopsi rendah 3 sampel 20.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL tinggi diterima H
1
diterima H ditolak.
5.2 Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi terhadap Program KRPL
Faktor sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan tingkat adopsi petani adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan dan jumlah
tanggungan. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani,
maka dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.
Universitas Sumatera Utara
a. Hubungan Umur Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL
Dalam penelitian ini diduga bahwa makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum diketahui, sehingga dengan demikian petani
berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut.
Dengan asumsi bahwa semakin tinggi umur petani maka respon petani terhadap adopsi inovasi akan semakin berkurang. Gambaran hubungan umur dengan
tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 20. Hubungan Umur dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian
Umur Tahun Tingkat Adopsi Skor
Range 21 – 70
4 – 12 Rata - Rata
44,5 7,86
r
s
-0,064 t
tabel
: 2,160 t
hitung
: -0,231 Data diolah dari lampiran 1
Untuk melihat hubungan umur dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.
Dari hasil analisis pada tabel 20, diperoleh nilai r
s
= -0.064. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,064
menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel umur dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda
negatif menunjukkan bahwa apabila umur petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian sebaliknya apabila umur
petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat. Nilai t
hitung
sebesar -0,231 menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
α = 0,05 = 2,160
.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berarti H diterima dan H
1
ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel umur dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap
Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara kedua variabel ditolak.
Makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih
cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut. Hasil penelitian di lapangan
menunjukkan bahwa petani yang melaksanakan Program KRPL berada diantara rentang umur 20 – 50 tahun yaitu sebanyak 11 orang dari total sampel sebesar 15
orang. Hal ini berarti dengan bertambahnya umur petani maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian juga sebaliknya.
b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Adopsi petani Terhadap Program KRPL