BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap petani yang mengikuti Program KRPL yaitu petani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Makmur yang terdapat di
Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap
Program KRPL dan hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL.
5.1 Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL
Program KRPL Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai telah dilaksanakan dengan menerapkan
kegiatan – kegiatan yang terdapat dalam Program KRPL. Adapun anjuran komponen kegiatan yang di anjurkan oleh PPL yang terdapat dalam Program
KRPL adalah sebagai berikut : 1.
Pembibitan a.
Mengikuti kegiatan pembibitan di Kebun Bibit Kelurahan KBK Kebun Bibit Kelurahan KBK merupakan tempat pembibitan tanaman sayuran
yang akan ditanami oleh petani di pekarangan rumah. Kebun Bibit Kelurahan yang ada merupakan lahan yang dipinjamkan oleh Kepala Lingkungan untuk
dapat dimanfaatkan oleh petani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Makmur sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan dalam Program KRPL. Adapun
kegiatan dalam pembibitan adalah ikut serta dalam kegiatan pembibitan yang
40
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan setiap ada tanaman yang perlu dibibitkan bila pemanenan telah dilakukan oleh petani di pekarangan rumahnya. Sehingga petani bisa langsung
kembali menanam sayuran yang ada di pekarangan rumahnya. b.
Merawat bibit tanaman di Kebun Bibit Kelurahan KBK Kegiatan lain dalam pembibitan di KBK adalah merawat bibit tanaman sayuran.
Perawatan dilakukan rutin oleh para petani secara bergantian yang di koordinasi oleh ketua kelompok tani. perawatan pada umumnya dilakukan dengan menyirami
bibit tanaman pada pagi dan sore hari. c.
Membersihkan Kebun Bibit Kelurahan KBK Membersihkan Kebun Bibit Kelurahan merupakan kegiatan rutin petani.
Pembersihan dilakukan dengan membuang gulma pada bibit tanaman dan tanaman penganggu lainnya.
2. Penanaman
a. Menanam dengan menggunakan bibit dari Kebun Bibit Kelurahan KBK
Penanaman tanaman di pekarangan rumah pada umumnya di peroleh bibit tanamannya dari KBK. Petani dapat langsung menanam tanaman sayuran yang
telah mereka panen sebelumnya. b.
Menggunakan polybag untuk tanaman sayuran Penggunaan polybag merupakan tempat yang paling banyak dilakukan oleh petani
mengingat terbatasnya luas lahan pekarangan yang mereka miliki. Polybag akan disusun rapi diatas rangkaian kayu bertingkat yang sering disebut dengan sistem
penanaman vertikultur.
Universitas Sumatera Utara
c. Penanaman dilakukan langsung setelah panen
Setelah pemanenan, petani diharapkan dapat langsung kembali menanam tanaman. Petani bisa memperoleh bibit tanaman dari Kebun Bibit Kelurahan,
sehingga tidak akan kesulitan memperoleh bibit tanaman. 3.
Pemeliharaan a.
Melakukan penyiangan tanaman Penyiangan dilakukan oleh petani dengan membuang tanaman pengganggu seperti
rumput liar yang ada di sekitar tanaman yang mereka tanam. Kegiatan ini rutin dilakukan petani setiap harinya sehingga tanaman sayuran yang mereka tanam
terbebas dari serangan tanaman penganggu. b.
Memberikan pupuk pada tanaman Pemberian pupuk pada tanaman dilakukan oleh petani dengan memanfaatkan
pupuk kompos maupun pupuk kandang. Pemberian pupuk dilakukan dengan baik dan berkelanjutan dengan dosis secukupnya dikarenakan pupuk yang mereka
gunakan merupakan pupuk organik tanpa menggunakan pupuk buatan. c.
Memberantas hama dan penyakit pada tanaman Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan oleh petani dengan membuang
tanaman pengganggu seperti rumput liar dan ulat. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
4. Pertemuan Bulanan
a. Menghadiri pertemuan bulanan
Pertemuan antara petani dengan PPL dilakukan rutin sebulan sekali. Dalam pertemuan ini PPL berkesempatan untuk bisa mengontrol dan mengarahkan petani
Universitas Sumatera Utara
bila menemui kendala - kendala dalam kegiatan Program KRPL seperti terus memotivasi petani agar terus merawat dan memperhatikan tanaman di pekarangan
rumah di sela kesibukan mereka mengolah usahatani yang mereka miliki. b.
Ikut serta merancang rencana kegiatan dengan PPL Dalam kegiatan pertemuan yang rutin dilakukan sebulan sekali, petani dapat ikut
serta merancang kegiatan apa yang akan mereka lakukan bersama. Seperti pembersihan KBK yang dilakukan secara bersama oleh petani di waktu luang.
c. Mengikuti kegiatan yang diadakan PPL
Petani mengikuti kegiatan yang diadakan oleh PPL bersama dengan petani lainnya.
Tingkat adopsi diukur dengan menggunakan Metode Skoring. Komponen Program KRPL terdiri dari 4 empat komponen dengan empat indikator
penilaian. Mengikuti Program dapat diartikan bahwa petani mengikuti Program KRPL, sedangkan sesuai anjuran adalah komponen Program KRPL yang
dianjurkan oleh PPL diterapkan oleh petani. Penilaian tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL dilakukan dengan
menggunakan skor pada setiap komponen yang diukur pada setiap kegiatan petani dengan rentang skor 0 – 12, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Skor antara 0 – 4 : Rendah
Skor antara 5 - 8 : Sedang
Skor antara 9 – 12 : Tinggi
Tingkat adopsi dari masing – masing komponen kegiatan memiliki skor yang berbeda. Tingkat adopsi yang paling menonjol adalah komponen kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pembibitan dengan skor sebesar 34 lampiran 2. Komponen kegiatan pembibitan adalah mengikuti kegiatan pembibitan di Kebun Bibit Kelurahan KBK, merawat
bibit tanaman di Kebun Bibit Kelurahan KBK, membersihkan Kebun Bibit Kelurahan KBK. Dimana setiap petani yang mengikuti Program KRPL antusias
menjalankan perannya dalam membibitkan sayuran yang perlu dibibitkan bila telah diambil untuk penanaman di pekarangan rumahnya. Bibit tanaman sayuran
tersebut meliputi kacang panjang, kucai, tomat, kangkung, daun sop, dan sebagainya.
Tingkat adopsi dengan kriteria sedang adalah komponen kegiatan pemeliharaan, meliputi melakukan penyiangan tanaman, memberikan pupuk pada tanaman, dan
memberantas hama dan penyakit pada tanaman. Skor untuk komponen kegiatan pemeliharaan ini sebesar 28 lampiran 2.
Tingkat adopsi yang terendah dalam Program KRPL ini adalah komponen kegiatan pertemuan bulanan yang meliputi menghadiri pertemuan bulanan, ikut
serta merancang rencana kegiatan dengan PPL, dan mengikuti kegiatan yang diadakan PPL. Skor untuk komponen kegiatan pertemuan bulanan ini adalah 24
lampiran 2. Perbedaan tingkat adopsi tinggi, sedang dan rendah pada Program KRPL
dipengaruhi oleh persepsi petani mengenai komponen kegiatan yang ada dalam program ini. Pada dasarnya petani mampu menerapkan komponen kegiatan yang
mudah untuk dikerjakan, selain itu motivasi dan kemauan diri petani dalam melakukan komponen kegiatan juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi
tingkat adopsi petani dalam mengadopsi Program KRPL.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL di Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota
Binjai
Tingkat Adopsi Jumlah orang
Persentase
Tinggi 7
47 Sedang
5 33,3
Rendah 3
20
Jumlah 15
100
Sumber : Data diolah dari lampiran 2 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel yang mempunyai tingkat adopsi
tinggi sebanyak 7 sampel 47, tingkat adopsi sedang sebanyak 5 sampel 33,3, dan tingkat adopsi rendah 3 sampel 20.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL tinggi diterima H
1
diterima H ditolak.
5.2 Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi terhadap Program KRPL