d. Luas lahan Petani yang mempunyai lahan yang luas adalah lebih mudah menerapkan inovasi
dari petani yang memilikilahan yang sempit, hal ini dikarenakan koefisienan dalam penggunaan sarana produksi.
e. Jumlah tanggungan Banyaknya jumlah tanggungan keluarga, akan mendorong petani untuk
melakukan banyak kegiatanaktifitas terutama dalam upaya mencari dan menambah pendapatan keluarga.
Ginting. M, 2002.
2.3 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jonri Suhendra Sitompul 2008 dengan judul “Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam dan Hubungannya
Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani” Diperoleh kesimpulan tingkat adopsi terhadap teknologi budidaya nilam di daerah penelitian masih sangat
rendah. Faktor umur, jumlah tanggungan tidak mempunyai hubungan dengan tingkat adopsi terhadap teknologi budidaya nilam. Akan tetapi tingkat pendidikan,
pengalaman bertani, total pendapatan, luas lahan mempunyai hubungan dengan tingkat adopsi terhadap budidaya nilam.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Harnanik 2014 dengan judul “Keragaan Adopsi Teknologi pada Pelaksanaan M-KRPL di Tiga Lokasi Kota Prabumulih
” diperoleh kesimpulan
Pembelajaran yang intensif, bantuan saprodi, pertemuan kelompok dan demplot pada kegiatan M-KRPL menghasilkan tingkat adopsi
budidaya sayuran di lahan pekarangan yang cukup baik. Petani kooperator
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar masih melakukan kegiatan budidaya sayuran dipekarangan. Namun untuk budidaya ikan lele sangkuriang hanya diadopsi sebagian kecil
peserta karena kesulitan modal berupa bibit dan pakan untuk sampai pada skala usaha yang layak. Untuk wilayah perumahan dengan karakteristik ibu rumah
tangga berpendidikan tinggi disarankan dipilihkan teknologi alternatif yang ringan seperti hidroponik atau media bukan tanah untuk mengantisipasi kesulitan media
tanam yang membutuhkan tenaga besar.
Pada penelitian yang dilakukan Melfrianti Romauli 2013 dengan judul “ Tingkat
adopsi petani terhadap teknologi pertanian terpadu usahatani padi organik” diperoleh kesimpulan bahwa tingkat adopsi petani terhadap teknologi pertanian
terpadu usahatani padi organik di daerah penelitian tinggi dengan jumlah
persentase 70 . Ada hubungan antara pengalaman bertani dengan tingkat adopsi
petani terhadap teknologi pertanian terpadu usahatani padi organik tetapi tidak terdapat hubungan antar karakteristik sosial ekonomi petani yang lain yaitu umur,
tingkat pendidikan, luas lahan serta total pendapatan keluarga dengan tingkat adopsi petani terhadap teknologi pertanian terpadu usahatani padi organik.
2.4 Kerangka pemikiran