Karakteristik Pedagang Pajak Sembada Kondisi Pajak Sembada

2.2.1 Karakteristik Pedagang Pajak Sembada

Secara umum karakteristik pedagang Pajak Sembada dapat digolognkan pada beberapa jenis tempat berjualan diantaranya : a. Pedagang yang menempati kios, umumnya berada di pinggir jalan pasar hingga ke dalam pasar. Pedagang yang berjualan di kios ini biasanya berjualan sembako seperti beras, minyak makan, gula dan bumbu-bumbu saset. b. Pedagang yang menempati meja atau lapak. Para pedagang yang menempati meja atau lapak umumnya hanya berada di pinggir-pinggir jalan pasar. Para pedagang harus memanfaatkan secara maksimal keterbatasan tempat yang dialaminya untuk menaruh barang yang dijual. Selain itu meja atau lapak antara pedagang sangat berdekatan letaknya. Hingga terkadang mempersulit penjual dan pembeli untuk melakukan aktifitas jual belinya. c. Pedagang informal. Pedagang ini berjualan di bagian trotoar atau pinggiran pasar yang berhadapan langsung dengan jalan raya. Para pedagang informal ini adalah pedagang liar yang ada di sekitar Pasar Sembada dan mereka di bawah naungan Pasar Sembada, para pedagang ini hanya menggunakan lapak terpal atau tenda-tenda payung saja. Jumlah pedagang informal yang banyak dan tidak tertata rapi terkadang mengganggu para pembeli ketika berjalan memasuki pasar.

2.2.2 Kondisi Pajak Sembada

Kondisi pembangunan atau renovasi pasar tradisional cenderung diserahkan kepada pihak pengembang, investor ataupun agen pasar. Dalam hal ini termasuk kondisi Pajak Sembada, misalnya saja pada beberapa lapak yang telah Universitas Sumatera Utara diperbaiki oleh para agen pasar tersebut dikenakan biaya yang lebih mahal untuk ditempati. Agen pasar juga telah memonopoli sebagian lapak para pedagang dengan cara membeli lapak berupa kios dari pedagang dengan harga murah yang kemudian diperbaiki dan disewakan kembali kepada pedagang yang ingin menempati dengan harga yang lebih mahal. Pada akhirnya, konsumen juga lah yang akhirnya dirugikan karena harga barang yang dijual akan relatif lebih mahal untuk mengimbangi biaya sewa kios yang harus ditanggung pedagang. Kondisi demikian terjadi di Pasar Sembada selama kurun waktu empat tahun belakangan ini. Hal ini berbarengan dengan masalah mereka dengan tempat perbelanjaan modern yang mengambil sebagian pelanggan mereka yakni Carrefour. Tab el 5 Jumlah Pedagang yang Menempati Kios dan Meja Lapak di Pasar Sembada Tahun 2004 – November 2013 Tahun Jumlah Kios LapakMeja 2004 60 300 2005 60 320 2006 62 322 2007 58 330 2008 55 315 2009 55 305 2010 57 300 2011 55 310 2012 55 290 2013 53 285 Sumber: PD Pasar Kota Medan, 2013. Keterangan atas tabel 5 menunjukkan jumlah pedagang yang menempati kios dan lapakmeja yang berada di Pasar Sembada mengalami penurunan secara bersamaan pada tahun 2013. Sementara itu pada lokasi berjualan yang berjenis Universitas Sumatera Utara kios telah terjadi penurunan jumlah sejak tahun 2007. Faktor utama yang menyebabkan menurunnya jumlah konsumen adalah karena berdirinya pasar modern Carrefour yang berada tepat di samping pasar. Selain dikarenakan faktor persaingan antara keberadaan pasar tradisional dan pasar modern, kondisi Pajak Sembada juga turut dipengaruhi oleh keberadaan para pedagang tradisional secara umum memiliki kesadaran yang rendah terhadap kedisiplinan, kebersihan dan ketertiban. Pedagang sering tidak menempatkan barang dagangannya sesuai dengan luas kios dan meja. Sehingga menjadi tidak teratur, akibatnya kualitas barangnya terkesan kurang bersih. Para pedagang sering diberikan teguran dan arahan dari pihak pengelola yang bertujuan agar dapat memperbaiki kondisi ini, namun dikarenakan tingkat apatisme yang tinggi terkadang membuat para pedagang tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Pemahaman pedagang terhadap perilaku konsumen masih rendah, sehingga kurang memahami selera konsumen. Konsumen yang semakin kritis tidak diimbangi dengan kemampuan pedagang memahami konsumen yang cepat berubah. Hal ini dikarenakan kualitas barang yang umumnya level dua serta disajikan dengan cara ditumpuk di lapak. Hal ini tentu mempersulit para pembeli dalam hal memilih barang yang ingin dibelinya. Hal ini juga lah yang membuat sebagian para pedagang memaksakan untuk menjual barang yang tidak laku atau sudah tidak segar lagi pada keesokkan harinya. Pasar Sembada merupakan pasar yang terletak di pinggir Jalan Jamin Ginting, yang kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang padat penduduk. Namun, yang sangat disayangkan adalah fasilitas yang ada di pasar sangat tidak Universitas Sumatera Utara mengakomodir setiap kepentingan para pembeli dan penjual. Contohnya saja jalan di dalam pasar yang berlubang dan juga dipenuhi dengan sampah para pedagang yang membuat rasa tidak nyaman bagi para pembeli ketika hendak berbelanja. Belum lagi bila terjadi hujan lebat, maka jalan-jalan di pasar akan tergenang air yang berwarnah hitam keruh dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Keberadaan toilet di Pasar Sembada juga sangat sedikit dan juga sulit untuk ditemukan. Hal ini tentu sangat menyulitkan bagi para pembeli yang hendak pergi ke toilet. Belum lagi kebersihan toilet yang sungguh sangat memperihatinkan membuat setiap orang yang memasukinya akan merasa sangat tidak nyaman. Untuk kebersihan Pasar Sembada hanya memiliki beberapa petugas pengangkut sampah untuk mengangkut sampah-sampah pasar. Bahkan petugas kebersihan tadi hanya mengangkut sampah pada saat pagi hari dan sore hari, sementara jumlah sampah yang dihasilkan pasar sangat banyak. Keberadaan tempat sampah juga sangat sedikit, tempat sampah hanya berbentuk anyaman keranjang bambu yang tidak mengklasifikasikan jenis sampah organik maupun non-organik, artinya setiap jenis sampah terkumpul di dalam tempat sampah tersebut. Keamanan pasar juga sangat lah buruk karena hampir tidak ada petugas yang berjaga-jaga baik siang maupun malam. Sehingga tidak heran bila sering terjadi pencurian di dalam lokasi pasar. Di malam hari yang menjaga pasar adalah para OKP yang berkuasa di daerah tersebut. Namun, mirisnya OKP yang dibayar oleh para pedagang untuk menjagai barang dagangan mereka tersebut terkadang Universitas Sumatera Utara malah mencuri barang-barang dagangan para pedagang, hal ini di katakana sendiri oleh pedagang yang berjualan di Pasar Sembada tersebut.

2.3 Super Market

Dokumen yang terkait

Etos Kerja Pedagang tradisional Ditengah Maraknya Pasar Modern

9 78 96

Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan

4 44 104

Dampak Kehadiran Pasar Ritel Modern terhadap Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung

0 11 80

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 14

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 2 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 26

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 22

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 1 4

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 2