Berjualan Hingga Sore Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada

Keamanan pasar juga dapat dikatakan kurang memadai karena hampir tidak ada petugas yang berjaga-jaga baik siang maupun malam. Sehingga tidak heran bila sering terjadi pencurian di dalam lokasi pasar. Di malam hari yang menjaga pasar adalah para OKP organisasi kepemudaan 14 Beberapa pedagang di Pasar Sembada sempat menyampaikan keluhannya terhadap keberadaan Carrefour yang mengakibatkan mereka harus menambah durasi waktu berjualan. Jika mereka biasanya hanya berjualan 6 hingga 10 jam setiap harinya, maka kini mereka harus berjualan selama 10 hingga 12 jam agar yang berkuasa di daerah tersebut. Namun, mirisnya OKP yang dibayar oleh para pedagang untuk menjaga barang dagangan mereka tersebut terkadang malah mencuri barang- barang dagangan para pedagang, hal ini di katakan sendiri oleh pedagang yang berjualan di Pasar Sembada tersebut.

3.2.3. Berjualan Hingga Sore

Pada mulanya, sebelum Carrefour dibangun di samping Pasar Sembada para pedagang tradisional di Pasar Sembada melakukan aktifitas berjualan mulai dari pukul 04.00 pagi hingga pukul 14.00 siang. Seperti yang telas dijelaskan di bagian bab sebelumnya bahwa jenis-jenis pedagang yang berjualan di Pasar Sembada juga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan waktu berjualan dan barang dagangannya. 14 Keberadaan OKP atau organisasi kepemudaan di pasar atau pajak adalah suatu hal yang umum terjadi diberbagai lokasi pasar lainnya di Kota Medan, keberadaan mereka yang berkedok sebagai penjaga keamanan juga disertai dengan beragam pungutan liar kepada para pedagang, seperti pungutan keamanan, pungutan kebersihan hingga pada pungutan tentatif seperti acara pelantikan dan hari besar lainnya. Keberadaan OKP juga kadangkala dibekingi oleh aparat pemerintah dalam pengelolaan pasar dengan sistem bagi hasil diantara mereka, walaupun hal tersebut merugikan pedagang, namun pedagang pada umumnya diam saja dan memaklumi hal tersebut. Universitas Sumatera Utara barang dagangannya dapat habis terjual. Kesulitan dalam menjual barang dagangan agar laku terjual dengan cepat, terutama untuk jenis ikan, sayuran maupun buah-buahan juga berdampak pada berkurangnya kualitas komoditi yang diperdagangkan, seperti: ikan akhirnya dijual dengan kondisi yang tidak lagi segar, sayur maupun buah yang akhirnya juga dijual dalam kondisi yang sudah mulai membusuk, dan berbagai kerusakan kualitas komoditi lainnya. Sebagai perbandingan untuk melihat pedagang-pedagang mana saja yang menambah jam berjualannya maka peneliti akan menjelaskan perbandingannya, untuk jenis pedagang yang berjualan pada waktu pukul 04.00 hingga pukul 08.00 pagi yaitu pedagang sayuran dan pedagang lauk pauk seperti ayam dan ikan. Waktu awal mereka berjualan masih tetap sama seperti sebelum berdirinya Carrefour yakni pukul 04.00. aktifitas yang terjadi pada pukul 04.00 ini juga masih sama seperti dulu yakni ketika para distributor sayur masih sibuk menurunkan sayuran mereka dari mobil ternyata sudah ada para pembeli yang siap sedia menunggu untuk memilih-milih sayuran yang ingin mereka beli. Bedanya adalah bila dahulu mereka berjualan sayur hanya sampai Pukul 08.00 pagi saja, maka semenjak Carrefour dibangun mereka harus menambah jam berjualan mereka hingga pukul 09.00 pagi, hal ini tidak serta merta terjadi ketika Carrefour dibangun lalu omset penjualan pedagang sayur menurun, tetapi hal ini terjadi sekitar 1 tahun setelah Carrefour dibuka. Bapak Tambunan 57 tahun seorang pedagang di Pasar Sembada menuturkan bahwa : “. . . Penghasilan kami menurun setelah hadirnya Carrefour ini karena mereka mengadakan pasar murah, akibatnya penjualan Universitas Sumatera Utara kami kurang karena penjualan kami kurang maka pendapatan kami juga berkurang . . .”. Lebih lanjut, Bapak Tambunan menambahkan bahwa : “Karena penjualan kami semakin menurun maka modal kami jadi tertanam, jadi untuk memutar modal ya biasanya minjam uanglah atau apa yang bisa dijadikan modal ya di jadikanlah . . . “. Menurut mereka tidak terlalu jelas mengapa hal tersebut terjadi. Karena untuk pelanggan-pelanggan mereka dari kalangan pembeli yang akan mengecerkan sayurnya masih tetap membeli sayur dari mereka. Penjual malah berpendapat bahwa kaum ibu rumahtangga yang sudah semakin berkurang dalam hal membeli sayur di Pasar Sembada ini. Sementara itu para penjual lauk pauk seperti para penjual ayam masih tetap memulai kegiatannya pada pukul 04.00 pagi. Kegiatan berjualan mereka akan berhenti pukul 09.00 pagi, yang artinya mereka telah menambah durasi berjualan mereka yang pada dahulu mereka berjualan dari pukul 04.00 hingga 08.00 maka kini berubah menjadi 04.00 hingga 09.00 pagi. Aktifitas para pedagang ikan juga masih sama yaitu bagaimana pada pukul 04.00 pagi di tengah udara pagi yang masih dingin para distributor ikan tersebut menurunkan peti-peti yang sudah berisi ikan-ikan yang dibalut es ke tempat lapak para pedagang. Perbedaannya adalah bila dahulu penjual-penjual ikan tersebut bisa menghabiskan jualan mereka pada pukul 04.00 hingga 08.00 pagi maka saat ini sama seperti pedagang sayuran dan ayam mereka harus menambah durasi berjualan mereka selama satu jam yakni dari pukul 04.00 hingga 08.00 pagi. Para pedagang ikan sebenarnya mereka merasa bahwa merekalah yang paling merasakan kerugian dengan keadaan mereka yang harus menambah durasi Universitas Sumatera Utara berjualannya. Jika pedagang sayuran dan ayam hanya merugi waktu karena harus berjualan lebih lama dari biasanya, maka pedagang ikan harus merugi dua kali dari itu. Hal ini terjadi karena selain mereka kehilangan waktu dengan harus menambah durasi berjualan selama satu jam, mereka juga harus menambah biaya oprasional karena dengan mereka berjualan lebih lama maka mereka harus menambah jumlah es yang digunakan untuk membuat ikan tetap segar. Tentu hal ini akan merugikan pembeli karena pedagang harus menaikan harga ikan agar dapat menutupi biaya es tambahan tadi. Untuk kegiatan jual beli pada pukul 04.00 sebenarnya tidak mengalami perubahan yang cukup berarti karena kondisi pasar cukup ramai pembeli seperti sebelum berdirinya Carrefour. Para pembeli di jam ini juga masih didominasi oleh pembeli yang bertipe skala besar seperti pengecer-pengecer sayuran. Sekali lagi terlihat bahwa segmentasi pembeli terbesar yang membuat Pasar Sembada ini hidup dan terus beroperasi adalah pembeli yang berbelanja untuk dijual eceran. Para pembeli yang datang pada pukul 04.00 hingga pukul 08.00 pagi adalah para pembeli yang khusus membeli jenis sayuran dan lauk pauk dalam skala banyak untuk dijual kembali di kedai yang mereka miliki dengan jenis eceran. Para pembeli tersebut melakukan kegiatan belanja mereka di pagi-pagi buta karena sasaran utama mereka pada saat menjual kembali di kedai eceran mereka adalah kaum ibu rumah tangga yang bersiap untuk memasak di pagi hari untuk keluarga. Sehingga apabila terlambat sedikit saja para penjual tersebut berbelanja di pagi hari maka mereka akan mendapatkan dua kerugian sekaligus Universitas Sumatera Utara yaitu, sulitnya mendapatkan barang yang segar dan juga resiko kehilangan pembeli di kedai karena keterlambatan barang yang masuk. Sementara itu aktifitas berjualan pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00 yang biasanya masih didominasi oleh pedagang sayur mayur dan lauk pauk mulai berubah. Bila dahulu sebelum berdirinya Carrefour mereka yang berjualan buah- buah segar, bumbu dapur seperti bawang dan cabe, serta penjual bumbu-bumbu jadi atau bumbu giling baru akan muncul pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00 siang maka sekarang pada pukul 07.00 pagi mereka sudah berjualan di pasar. Kegiatan berjualan mereka tetap akan berakhir pada jam 12.00. Namun, para pedagang ini merasa bahwa bila mereka membuka dagangan mereka pada pukul 08.00 pagi maka mereka akan lebih lama berjualan yakni hingga pukul 13.00 siang. Sehingga daripada mereka memperpanjang waktu berjualan, maka mereka berfikir bahwa akan lebih baik jika memajukan waktu berjualan mereka. Jenis pembeli yang datang pada jam-jam segini juga akan berganti dari pembeli yang ada pada pukul 04.00 tadi. Jenis pembeli yang datang pada jam 08.00 hingga 12.00 ini biasanya didominasi oleh jenis pembeli rumahtangga yang khusus membeli barang di pasar untuk keperluan rumahtangga. Biasanya kaum ibu rumahtangga yang membeli barang di pasar pada jam 08.00 hingga 12.00 adalah kaum ibu rumahtangga yang menginginkan harga yang lebih murah dan variasi barang yang lebih banyak dibanding dengan barang yang dijual di kedai. Artinya gesture pembeli dari kalangan Ibu rumahtangga masih tetap sama. Sementara itu untuk jenis pedagang yang berjualan pada pukul 12.00 Universitas Sumatera Utara hingga pukul 14.00 biasanya tidak berbeda dengan penjual pada pukul 08.00 hingga 12.00. Namun, bedanya adalah jumlah pedagang belum akan berkurang secara drastis, karena masih banyak pedagang yang mencoba menghabiskan dagangannya. Biasanya para pedagang yang sudah meninggalkan lokasi pasar pada jam ini adalah pedagang lauk pauk seperti pedagang ayam, daging, dan ikan. Untuk jenis pedagang yang masih bertahan di waktu ini adalah jenis pedagang sayur mayur, buah-buahan, bumbu dapur dan keperluan sandang lainnya, artinya sama seperti dahulu sebelum Carrefour berdiri. Bila pada jam ini jumlah pembeli akan berkurang drastis dibandingkan jumlah pembeli pada pukul 08.00 hingga 12.00. Maka saat ini pembeli yang ada jumlahnya berkurang lebih sedikit lagi, bedanya adalah jika jumlah pembeli semakin berkurang maka pedagang masih saja tetap ramai. Terkhusus untuk pedagang sayuran pada jam- jam ini masih tetap akan menurunkan harga dagangannya kepda para pembeli. Hal ini dilakukan karena mereka ingin segera pulang ke rumah, ataupun jumlah dagangan mereka yang sudah sangat sedikit sehingga daripada terbuang maka lebih baik dijual murah saja. Untuk jenis pembeli pada pukul 12.00 hingga 16.00 ini biasanya masih di dominasi oleh kalangan ibu rumahtangga dan juga ditambah lagi dengan pembeli dari golongan mahasiswa yang tinggal di sekitar Pasar Sembada untuk mencari sayur mayur berharga murah. Para pedagang yang sudah menambah jam berjualannya tidak akan berharap banyak bila waktu sudah menunjukan pukul 16.00 sore. Karena kualitas dagangan mereka juga sudah sangat jauh berkurang, biasanya mereka akan membawa pulang dagangannya yang tersisa untuk Universitas Sumatera Utara dikonsumsi sendiri, atau dijual murah kepada para pembeli.

3.2.4. Jenis Barang Yang Diperjual Belikan

Dokumen yang terkait

Etos Kerja Pedagang tradisional Ditengah Maraknya Pasar Modern

9 78 96

Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan

4 44 104

Dampak Kehadiran Pasar Ritel Modern terhadap Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung

0 11 80

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 14

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 2 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 26

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 22

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 1 4

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 2