usaha untuk memelihara kondisi kehidupan dalam menghadapi perubahan. Perubahan situasi maupun kondisi lingkungan sosio-kultural, ekonomi yang
dialami para pedagang di Pasar Sembada, tentunya membuat pedagang harus menerapkan suatu strategi dalam mempertahankan usahanya agar bisa bertahan
hidup.
3.2.1. Aktifitas Jual Beli Di Pasar Sembada
Pada mulanya, sebelum Carrefour dibangun di samping Pasar Sembada para pedagang tradisional di Pasar Sembada melakukan aktifitas berjualan mulai
dari pukul 04.00 pagi hingga pukul 14.00 siang. Jenis-jenis pedagang yang berjualan di Pasar Sembada juga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
waktu berjualan dan barang dagangannya. Biasanya jenis pedagang yang berjualan pada waktu pukul 04.00 hingga
pukul 08.00 pagi adalah pedagang sayuran dan pedagang lauk pauk seperti ayam dan ikan. Sebelum waktu menunjukan pukul 04.00 akan terlihat bagaimana
aktifitas mobil-mobil pengangkut yang menurunkan berbagai macam sayuran segar yang hampir semuanya berasal dari dataran tinggi Kabupaten Tanah Karo.
Tidak jarang ketika para distributor sayur tersebut masih sibuk menurunkan sayuran mereka dari mobil ternyata sudah ada para pembeli yang
siap sedia menunggu untuk memilih-milih sayuran yang ingin mereka beli. Distributor sayuran tersebut biasanya mengantarkan sayuran kepada para
penjual di Pasar Sembada yang mana para penjual tersebut biasanya sudah terdapat hubungan kekerabatan dengan distributor sayur, atau paling tidak sudah
memiliki hubungan yang erat dengan distributor hingga mendapat kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
untuk menjual sayuran tersebut. Sementara itu para penjual lauk pauk seperti para penjual ayam sudah akan
siap-siap di lapak jualannya untuk menanti datangnya mobil-mobil pickup membawa ayam-ayam yang sudah dipotong dan dibului dari rumah potong
hewan. Lain halnya dengan penjual ikan, yang mana distributor ikan tersebut harus berjuang melawan dinginnya balok-balok es yang membalut ikan-ikan
tersebut yang harus selalu harus dalam keadaan segar sesampainya di lapak para pedagang.
Pada pukul 04.00 akan terlihat bagaimana di tengah udara pagi yang masih dingin para distributor ikan tersebut menurunkan peti-peti yang sudah berisi ikan-
ikan yang dibalut es. Tidak jarang terlihat air-air ikan yang dingin menetes dari peti ikan tersebut membasahi badan para distributor tersebut ketika akan
menurunkan peti ikan ke tempat lapak para pedagang. Ketika pagi sudah menunjukan pukul 04.00 kondisi pasar sebenarnya
sudah cukup ramai pembeli. Namun para pembeli di jam ini bukanlah para pembeli yang jenisnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pribadi,
melainkan para pembeli yang bertipe skala besar. Hal tersebut dikarenakan para pembeli yang datang pada pukul 04.00
hingga pukul 08.00 pagi adalah para pembeli yang khusus membeli jenis sayuran dan lauk pauk dalam skala banyak untuk dijual kembali di kedai yang mereka
miliki dengan jenis eceran. Para pembeli tersebut melakukan kegiatan belanja mereka di pagi-pagi
buta bukan lah tanpa alasan. Karena sasaran utama mereka pada saat menjual
Universitas Sumatera Utara
kembali di kedai eceran mereka adalah kaum ibu rumah tangga yang bersiap untuk memasak di pagi hari untuk keluarga. Sehingga apabila terlambat sedikit
saja para penjual tersebut berbelanja di pagi hari maka mereka akan mendapatkan dua kerugian sekaligus yaitu, sulitnya mendapatkan barang yang segar dan juga
resiko kehilangan pembeli di kedai karena keterlambatan barang yang masuk. Sementara itu aktifitas berjualan pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00
biasanya masih didominasi oleh pedagang sayur mayur dan lauk pauk. Namun, sudah pada jam ini akan ada lebih banyak jenis-jenis penjual beserta dagangannya
seperti penjual buah-buah segar, bumbu dapur seperti bawang dan cabe, serta penjual bumbu-bumbu jadi atau bumbu giling.
Jenis pembeli yang datang pada jam-jam segini juga akan berganti dari pembeli yang ada pada pukul 04.00 tadi. Jenis pembeli yang datang pada jam
08.00 – 12.00 ini biasanya didominasi oleh jenis pembeli rumahtangga yang khusus membeli barang di pasar untuk keperluan rumahtangga.
Biasanya kaum ibu rumahtangga yang membeli barang di pasar pada jam 08.00 – 12.00 adalah kaum ibu rumahtangga yang menginginkan harga yang lebih
murah dan variasi barang yang lebih banyak dibanding dengan barang yang dijual di kedai. Satu hal penting lainnya yang membuat para pembeli dari kalangan ibu
rumahtangga ini mau pergi ke pasar adalah karena kualitas barang yang masih segar.
Sementara itu untuk jenis pedagang yang berjualan pada pukul 12.00 hingga pukul 14.00 biasanya tidak berbeda dengan penjual pada pukul 08.00 –
12.00. Namun, bedanya adalah jumlah pedagang akan lebih sedikit pada waktu
Universitas Sumatera Utara
ini. Para pedagang yang sudah meninggalkan lokasi pasar pada jam ini biasanya pedagang lauk pauk seperti pedagang ayam, daging, dan ikan.
Untuk jenis pedagang yang masih bertahan di waktu ini adalah jenis pedagang sayur mayur, buah dan bumbu dapur. Biasanya pada jam ini jumlah
pembeli juga sudah akan berkurang drastis dibandingkan jumlah pembeli pada pukul 08.00 – 12.00. Khusus untuk pedagang sayuran pada jam-jam ini akan
menurunkan harga dagangannya kepda para pembeli. Hal ini dilakukan karena mereka ingin segera pulang ke rumah, ataupun jumlah dagangan mereka yang
sudah sangat sedikit sehingga daripada terbuang maka lebih baik dijual murah saja.
Untuk jenis pembeli pada pukul 12.00 – 14.00 ini biasanya masih di dominasi oleh kalangan ibu rumahtangga dan juga ditambah lagi dengan pembeli
dari golongan mahasiswa yang tinggal di sekitar Pasar Sembada untuk mencari sayur mayur berharga murah. Dengan realitas ini maka peneliti menggambarkan
klasifikasi penjual dan pembeli dibagi menurut jam berjualan dan jenis dagangannya seperti berikut :
3.2.2. Mempertahankan Para Pelanggan