‘Carrefour’ ‘OknumAgen Pasar’: Ancaman Terkini Bagi Pedagang Pasar Sembada

Pasar dapat menjadi lebih dinamis disebabkan adanya pelaku aktor pasar yang dapat menjalankan setiap perannya dalam rangka bekerjanya sistem pasar secara keseluruhan. Namun demikian, bergeraknya kinerja pasar dipengaruhi oleh tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni, penjual, pembeli dan barang Damsar, 2002: Elida, 2005. Tidak hanya itu, dinamika pasar sebagai pusat penjualan juga dapat dipahami terkait rangkaian mekanisme ekonomi dalam pemeliharaan dan pengatur arus barang maupun jasa Geertz, 1989. Selanjutnya, Geertz 1989 juga mengatakan bahwa dari segi arus barang dan jasa pada pasar tradisional: yang paling menonjol adalah jenis barang yang diperjualbelikan umumnya berupa bahan pangan, sandang, dan berbagai barang yang mudah diangkut dan disimpan. Hasil-hasil produk pertanian untuk kebutuhan sehari-hari merupakan komoditi yang paling banyak diperjualbelikan di pasar tradisional, walaupun tidak menutup kemungkinan ditemukannya jenis- jenis barang lainnya yang bersifat tahan lama, seperti: perabot rumah tangga, dan bahan material untuk bangunan rumah. Hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya pasar tradisional tersebut.

1.2.2 ‘Carrefour’ ‘OknumAgen Pasar’: Ancaman Terkini Bagi Pedagang Pasar Sembada

Keberadaan ‘Carrefour’ sebagai salah satu ritel pasar modern yang kini telah beroperasi di lokasi yang berdekatan dengan Pasar Sembada dapat dikatakan merupakan salah satu ancaman terbesar bagi para pedagang di Pasar Sembada. Dikatakan demikian karena terkait dengan kecurigaan pedagang Pasar Sembada Universitas Sumatera Utara terhadap penurunan jumlah pengunjung di Pasar Sembada. Salah satu dugaan utama mereka mengapa terjadi penurunan jumlah pengunjung Pasar Sembada disebabkan ‘Carrefour’ menyediakan tempat berbelanja yang lebih bersih dan menawarkan kenyamanan dalam berbelanja. Kecurigaan para pedagang Pasar Sembada tersebut sepertinya seturut dengan pernyataan Pangestu 2007, bahwa secara umum, tempat yang nyaman, aman dan memadai akan menjadi pilihan utama bagi kebanyakan pembeli. Kondisi ini harus bisa menjadi perhatian serius dari para pedagang di pasar tradisional. Walaupun pasar tradisional tetap memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh para calon pembeli, namun pedagang harus mengetahui bahwa persaingan tidak hanya terbatas pada kualitas dan harga produk, tetapi juga sudah pada tataran lain, yaitu bagaimana memuaskan pelanggan dari faktor yang lain, seperti adanya kenyamanan berbelanja dan adanya nuansa khusus menarik lainnya yang kini lebih dapat ditemukan pada pasar modern Mahyuni, 2007; Pangestu, 2007. Selain itu, Indrawan 2009 juga mengatakan perihal yang senada, bahwa meskipun pasar tradisional merupakan simbolisasi dari kemandirian ekonomi rakyat, namun keberadaan pasar modern yang kini semakin menggeser peran pasar tradisional disebabkan oleh berubahnya pilihan konsumen dari pasar tradisional yang terkesan bau, kumuh, kotor, becek, dan dengan harga yang tidak pasti, kepada pasar modern yang bersih, nyaman, dengan harga yang pasti. Peraturan Pemerintah Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, sepertinya turut menegaskan keberadaan ‘Carrefour’ sebagai ancaman bagi keberlangsungan Universitas Sumatera Utara kegiatan ekonomi pedagang Pasar Sembada. Pada peraturan pemerintah ini terdapat dua persoalan yang mendasar, yaitu: Pertama, Permasalahan zonasi yang di dalam peraturan ini pemerintah tidak mengatur tentang zona mana saja yang boleh dibangun untuk hypermarket, sehingga banyak pengelola ritel hypermarket yang membangun semaunya dengan mendirikan bangunannya berada di dekat pasar-pasar tradisional. Kedua, pemerintah daerah semakin banyak menarik retribusi kepada para pedagang pasar tradisional. Sehingga hal ini membuat para pedagang enggan untuk berdagang kembali di pasar tradisional Setiadi, 2003. Penarikan retribusi oleh pemerintah terhadap para pedagang pasar tradisional yang semakin tinggi sepertinya menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh para pemilik lapak oknumagen pasar di Pasar Sembada dalam menaikkan harga sewa lapak. Sebagaimana telah dikemukakan pada pargaraf-paragraf sebelumnya, bahwa tantangan lainnya bagi para pedagang di Pasar Sembada untuk tetap bertahan berjualan di Pasar Sembada adalah kenaikan harga sewa lapak yang begitu tinggi, dan juga berbagai biaya retribusi yang semakin tidak karuan. Realitas tantangan kendala para pedagang Pasar Sembada tersebut sepertinya dapat dipahami dengan menilik pandangan Hefner 2000 yang menyatakan, bahwa eksistensi pedagang pasar sangat dipengaruhi oleh hubungan sosial yang mendukung terhadap suatu kedinamikaan lingkungan pasar dalam menghadirkan norma-norma, kepercayaan, dan jaringan-jaringan dalam kehidupan ekonomi yang merepresentasikan keunikan suatu pasar. Gambaran tentang organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma-norma, dan jaringan- Universitas Sumatera Utara jaringan dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan menyiapkan tindakan yang terkoordinasi, atau justru sebaliknya, dapat mengakibatkan kesimpangsiuran dalam praktik ekonomi pasar; seluruh hal tersebut mewakili suatu modal masyarakat yang sama vitalnya bagi kehidupan ekonomi seperti modal fisik itu sendiri Hefner, 2000: 339.

1.2.3. Pedagang Pasar Sembada: Dari Liminal, Hingga Adaptasi

Dokumen yang terkait

Etos Kerja Pedagang tradisional Ditengah Maraknya Pasar Modern

9 78 96

Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan

4 44 104

Dampak Kehadiran Pasar Ritel Modern terhadap Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung

0 11 80

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 14

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 2 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 26

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 22

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 1 4

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 2