perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia pada hakekatnya senantiasa tergantung pada lingkungannya. Untuk membina kesejahteraan hidup manusia diperlukan empat
macam kebutuhan hidup yakni pangan, sandang, papan, dan pendidikan. Kebutuhan hidup manusia selalu meningkat seirama dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat dan budayanya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan lingkungan alam sekitarnya.
Bersamaan dengan meningkatnya pembangunan dan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, produksi sampah dan limbah hasil aktivitas manusia
juga semakin meningkat. Usaha yang dilakukan dalam penanganan sampah adalah bagaimana cara membuang dan memusnahkan sampah tersebut. Akan tetapi di
kemudian hari timbul masalah baru, karena lahan tempat pembuangan sampah semakin sempit. Perlu disadari bahwa sampah adalah hasil aktivitas manusia, dan
yang perlu dipikirkan dengan secara cermat adalah bagaimana manusia penghasil sampah dapat mengendalikannya, sehingga sampah tidak mengganggu kehidupan
dan kesehatan manusia. Sampah yang paling sulit diatasi adalah sampah yang tidak dapat membusuk
karena penanganannya harus dibakar ataupun didaur ulang recycling. Sampah yang dapat didaur ulang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi sehingga
bermanfaat bagi umat manusia. Untuk penanganan daur ulang sampah diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
teknologi dan biaya yang cukup tinggi. Pengelolaan masalah sampah rumah tangga berkaitan erat dengan kesadaran
masyarakat yang menghasilkan sampah itu sendiri. Keikutsertaan seseorang yang berpartisipasi dalam menanggulangi sampah karena sampah memiliki kesamaan
dengan virus penyakit yang ditimbulkan setiap hari, dan ini dipengaruhi oleh faktor keadaan masyarakat sosial ekonomi Yuli Soemirat Slamet, 2002:154. Faktor sosial
ekonomi masyarakat dapat berbentuk jenjang pendidikan seseorang dan besar pendapatan perbulan. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi sikap seseorang
terhadap penanganan sampah yang ada di lingkungannya. Jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seseorang turut mempengaruhi sikap
orang tersebut terhadap pengelolaan sampah. Jenjang pendidikan seseorang yang tinggi cenderung lebih memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang jenis dan
bahaya sampah. Misalnya orang yang berpendidikan Sekolah Dasar SD hanya mengetahui sebatas bahaya yang ditimbulkan dari sampah. Sedangkan orang yang
berpendidikan lebih tinggi berdasarkan pengalaman biasanya telah mengetahui tentang sampah seperti jenisnya, asalnya, karakteristiknya dan juga bagaimana
upaya penanganannya. Berdasarkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi biasanya orang akan lebih aktif dalam melakukan upaya penanggulangan pengelolaan
sampah, bahkan tidak hanya memikirkan sampah di rumahnya sendiri tetapi juga berfikir untuk kepentingan yang lebih luas.
Tingkat pendapatan keluarga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kegiatan penanganan sampah. Orang yang memiliki pendapatan rendah,
cenderung melakukan penanganan sampah untuk ditangani sendiri secara sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
sederhana, maka penanganan sampah yang dilakukan hanya sebatas kemampuan kerjanya. Sedangkan orang yang berpenghasilan tinggi cenderung melakukan
penanganan masalah sampah menggunakan sarana peralatan yang lebih baik dengan meminta bantuan orang lain pembantu. Mereka akan menyediakan tempat sampah
di dalam maupun di luar rumah serta membayar orang lain untuk menangani sampah di sekitarnya. Maka penanganan sampah yang dilakukan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan dana yang dimilikinya untuk membayar jasa orang lain serta menggunakan sarana peralatan yang diperlukan dalam penanganan sampah
rumah tangga. Berkaitan dengan faktor sosial ekonomi tersebut dapat diketahui tentang
sikap kepala keluarga terhadap penanganan sampah. Sikap seseorang terhadap sampah merupakan kepedulian untuk penanganan sampah selanjutnya. Sikap dari
orang yang mengerti bahaya sampah akan berbeda terhadap orang yang belum mengerti bahaya sampah. Orang yang telah mengerti tentang bahaya sampah dalam
kehidupannya cenderung melakukan penanganan membersihkan dan membuang sampah dari lingkungannya dengan segera. Sebaliknya orang yang belum dan
kurang mengerti bahaya sampah akan cenderung menimbun sampah walaupun pada akhirnya akan membuang dan memusnahkannya.
Sesuai yang dikemukakan oleh Widodo dan Haryono 2000:4 bahwa pengelolaan limbah rumah tangga merupakan cara untuk menciptakan kondisi
rumah tangga yang bersih, sehat dan indah. Mengenai pengelolaan sampah rumah tangga ini belum semua anggota
masyarakat sadar dan tahu. Seperti halnya dengan sebagian masyarakat di Desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
Candisari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang pendidikannya menengah ke bawah, pendapatannya kurang dari cukup maka sikap di dalam
pengelolaan sampah rumah tangga kurang baik banyak sampah-sampah yang menumpuk di pekarangan dan berceceran di sekitar rumah serta saluaran air.
Supaya mereka dapat menerima dan mau mengelola sampah dengan baik dan benar maka menuntut kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga. Berdasarkan uraian latar belakang masalah ini penulis tertarik untuk membahas hubungan antara jenjang pendidikan dan pendapatan dengan sikap
kepalakeuarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Candisari Kabupaten Grobogan tahun 2010.
B. Identifikasi Masalah