DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
30
4.2.4. Phrynoidis aspera Gravenhorst, 1829 Kodok Puru Besar Deskripsi
: Kodok ini memiliki ukuran besar dan gemuk, berkisar antara 30-
70 mm Gambar 14.. Mata dengan pupil horizontal. Timpani kecil. Seluruh dorsal hingga lateral tubuh dipenuhi bintil-bintil kecil dan tajam. Alur supraorbital
dihubungkan dengan kelenjar parotoid. Parotoid berukuran kecil atau sama dengan besar mata. Kelenjar Parotoid dan bintil kulit sangat sensitif, sehingga
kerapkali mengeluarkan bau tidak sedap apabila disentuh. Jari kaki depan tidak berselaput. Jari kaki belakang berselaput penuh. Di ujung jari belakang terdapat
titik yang bulat dan berwarna hitam.
Habitat :
Hidup di sepanjang alur tepi sungai di hutan primer maupun sekunder. Umumnya mudah ditemukan di atas tanah, dan akar-akar pohon dekat
sungai. Hidup di sekitar sungai lebar maupun anak sungai, dan sungai deras
maupun berarus lambat. Penyebaran :
Indonesia Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, Indo-China, dan
Semenjung Malaya.
Gambar 14. A Phrynoidis aspera Kodok Puru Besar; B Kelenjar Parotoid
yang kecil; C Jari ekstremitas depan; D Jari ekstremitas belakang
D C
B A
20 mm
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
31
4.2.5. Phrynoidis juxtaspera Inger, 1964 Kodok Puru Sungai
Deskripsi :
Kodok ini memiliki ukuran besar dan gemuk antara 60-160 mm Gambar 15.. Tekstur tubuh bagian dorsal berbintil-bintil besar dan kecil, namun
lebih sedikit dibandingkan dengan P. aspera. Mata berwarna cokelat keemasan dengan pupil mata horizontal. Timpani kecil. Kelenjar parotoid besar dan lebih
besar dibandingkan mata, kira-kira dua atau tiga kali ukuran mata. Jari ekstremitas depan tidak berselaput. Jari ekstremitas belakang berselaput hampir penuh, namun
tipis. Tidak ada titik hitam di ujung jari. Warna umumnya berwarna cokelat kehitam-hitaman. Beberapa berwarna hitam metalik dengan abu-abu gelap.
Bagian sisi lateral umumnya berwarna orange sampai kemerah-merahan, dan ditaburi dengan bintik-bintik hitam maupun cokelat.
Habitat :
Hidup di sepanjang alur sungai di hutan primer dataran rendah sampai perbukitan. Hidup di sekitar sungai lebar maupun anak sungai, dan sungai
deras maupun berarus lambat. Penyebaran :
Indonesia Kalimantan dan Sumatera dan Malaysia
Gambar 15. A Phrynoidis juxtaspera Kodok Puru Sungai; B Kelenjar Parotoid besar dan memanjang; C Jari ekstremitas depan; D Jari
ekstremitas Belakang
B A
D C
20 mm
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
32
Famili Dicroglossidae 4.2.6. Fejervarya cancrivora Gravenhorst, 1829 Katak Hijau
Deskripsi :
Katak ini memiliki ukuran besar dan gemuk, antara 80-120 mm Gambar 16.. Tekstur tubuh bagian dorsal licin, memiliki bintil panjang searah
dengan sumbu tubuh yang merupakan ciri khas spesies ini. Mata besar. Warna mata hitam dengan bentuk pupil belah ketupat. Timpani jelas berukuran sama
dengan ukuran mata. Tubuh seperti terdapat lipatan-lipatan panjang. Warna cokelat seperti lumpur dicampur dengan corak garis berwarna hitam yang tidak
simetris. Beberapa individu terdapat garis punggung garis vertebral berwarna putih maupun hijau. Jari kaki depan tidak memiliki selaput. Jari kaki belakang
memiliki selaput penuh melampaui bintil subartikular terakhir jari ketiga dan kelima.
Habitat :
Hidup di sawah-sawah, selokan ataupun parit, di daerah rawa maupun hutan bakau. Sangat jarang ditemukan di sungai, tetapi dapat ditemukan
tidak jauh dari sungai. Jenis ini dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak di sekitar rawa, tambak maupun hutan yang sudah rusak.
Penyebaran : Indonesia dan seluruh Asia Tenggara
Gambar 16. A Fejervarya cancrivora Katak Hijau; B Bintil-bintil memanjang pada bagian dorsal; C Jari ekstremitas depan; D Jari
ekstremitas belakang
A
D C
B 20
mm
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
33
4.2.7. Fejervarya limnocharis Boie, 1835 Katak Tegalan Deskripsi