Jenis-jenis Anura di Sibolangit

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis-jenis Anura di Sibolangit

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan jenis-jenis Anura pada 7 tujuh lokasi di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah spesies jenis yang bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1. Jenis-jenis Anura di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang FamiliGenus Spesies Jenis Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 1. Bufonidae 1 Duttaphrynus 1. Duttaphrynus melanostictus - - √ √ √ √ √ 2 Ingerophrynus 2. Ingerophrynus divergens √ - - - - √ - 3 Leptophryne 3. Leptophryne barbonica - - - - √ √ √ 4 Phrynoidis 4. Phrynoidis aspera - √ √ - √ - √ 5. Phrynoidis juxtaspera √ √ - - √ - √ 2. Dicroglossidae 5 Fejervarya 6. Fejervarya cancrivora - - √ √ - - - 7. Fejervarya limnocharis √ - - √ - - - 6 Limnonectes 8. Limnonectes blythi - √ - - √ - √ 9. Limnonectes kuhlii - √ - - √ - √ 7 Occidozyga 10. Occidozyga sumatrana √ - - √ - √ 3. Megophrydae 8 Leptobrachium 11. Leptobrachium hendricksoni √ - - - - - √ 9 Megophrys 12. Megophrys nasuta - - - - - √ - 4. Microhylidae 10 Kaloula 13. Kaloula pulchra - - √ √ - - - 11 Microhyla 14. Microhyla berdmorei √ - - - - √ - 15. Microhyla heymonsi √ √ √ √ - √ √ 5. Ranidae 12 Huia 16. Huia sumatrana √ √ - - √ √ - 13 Hylarana 17. Hylarana chalconota √ √ - √ √ √ √ 18. Hylarana erythraea √ - √ √ √ - √ 19. Hylarana kampeni - √ - - √ - - 20. Hylarana nicobariensis √ √ - - - - √ 21. Hylarana debussyi - √ - - - - - 14 Odorrana 22. Odorrana hosii - √ - - √ √ √ 6. Rhacoporidae Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 21 FamiliGenus Spesies Jenis Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 15 Nyctixalus 23. Nyctixalus pictus √ - - √ √ √ - 16 Polypedates 24. Polypedates leucomystax √ - √ - - √ - 17 Rhachoporus 25. Rhachoporus dulitensis - - - - - √ - 18 Theloderma 26. Theloderma asperum - - - - - √ - 27. Theloderma leporosum - - - - - √ - Jumlah Spesies Jenis 12 13 8 9 13 14 13 Keterangan : 1 : Desa Timbang Lawan, 2 : Bumi Perkemahan Sibolangit, 3 : Desa Bingkawang, 4 : Desa Sembahe, 5 : Desa Batu Mbelin, 6 : TWA Sibolangit, 7 : Desa Sibolangit, √ : ditemukan, - : tidak ditemukan. Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa Anura yang ditemukan terdiri dari 6 famili, 18 genus, dan 27 spesies yang menyebar pada masing-masing lokasi. Jenis Anura yang paling banyak ditemukan adalah pada lokasi 6, yaitu sebanyak 14 spesies yang termasuk ke dalam 12 genus, dan 5 famili. Kemudian diikuti pada lokasi 2, 5, dan 7 masing-masing sebanyak 13 spesies, dan yang termasuk sedikit pada lokasi 4 9 spesies dan lokasi 3 8 spesies. Banyaknya jenis Anura ditemukan pada lokasi 6, 7, 5, 2, dan 1 ini disebabkan lingkungan yang cukup ideal bagi Anura, karena memiliki bagian perairan, baik berupa sungai maupun genangan-genangan air yang cocok untuk Anura, serta faktor-faktor lingkungan lain. Keberadaan Anura sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang mendukungnya untuk berkembang dan bertahan hidup. Faktor-faktor lingkungan sangat berperan bagi kelangsungan hidup Anura serta jumlah Anura yang mendiami suatu wilayah. Pada Tabel 2 menyajikan faktor fisik yang menentukan keberadaan Anura pada setiap lokasi. Tabel 2. Faktor fisik dan karakteristik setiap lokasi penelitian No. Nama Lokasi Topografi Elevasi mdpl Temperatur o C Kelembapan 1. Desa Timbang Lawan Perkebunan, Sungai 257 26,6 75 2. Bumi Perkemahan Kawasan Wisata 949 25,9 85 3. Desa Bingkawang Pemukiman 345 25,7 77 4. Desa Desa Sembahe Perkebunan, Kolam 288 24,8 75 5. Desa Batu Mbelin Sungai 314 26,0 84 6. TWA Sibolangit Hutan Lindung 506 26,4 86 7. Desa Sibolangit Ladang Tepi Sungai 397 26,0 80 Keterangan : Angka nominal yang ditebalkan menunjukkan angka tertinggi dan terendah Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 22 Kondisi alam topografi jenis sangat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis Anura. Tipe kondisi alam tersebut sangat mempengaruhi habitat Anura. Menurut Mistar 2003, Iskandar 1998, Anura sangat menyukai habitat yang berhubungan langsung dengan air. Anura sangat menyukai lingkungan perairan. Kondisi alam tersebut dimanfaatkan Anura untuk temat perkembangbiakan breeding, mencari jenis makanan, dan tempat tinggal. hal ini juga mempengaruhi jumlah jenis Anura yang ditemukan. Jumlah spesies yang paling banyak ditemukan, yaitu pada lokasi 6 14 spesies. Hal ini disebabkan karena lokasi ini memiliki kondisi alam yang sangat memungkinkan untuk ditemukannya Anura, yaitu hutan lindung. Hutan lindung umumnya memiliki tajuk dan vegetasi yang padat — yang juga memiliki serasah lembab —memungkinkan ditemukannya spesies katak serasah, Megophrys nasuta. Di hutan ini juga terdapat kamar mandi bekas yang memiliki bak dengan air tergenang, serta beberapa lubang pada pohon, yang sangat memungkinkan ditemukannya berbagai jenis famili Rhachoporidae Rhachoporus dulitensis, Theloderma asperum, Theloderma leporosum dan Nyctixalus pictus. Di hutan lindung ini juga memiliki genangan air alami, dan sungai kecil yang sangat memungkinkan diketemukannya jenis Anura lain. Berikutnya, lokasi yang juga memiliki jumlah spesies Anura yang ditemukan, yaitu lokasi 2, 5, dan 7. Jumlah spesies yang ditemukan pada masing-masing lokasi, yaitu 13 spesies. Ditinjau dari segi tipe alam lokasi, masing-masing lokasi menyajikan kondisi yang memungkinkan ditemukannya jenis Anura. Lokasi 2 merupakan lokasi kawasan wisata yang menyajikan kondisi alam berupa sungai berarus deras dan kondisi hutan yang lembab. Kondisi lingkungan seperti ini merupakan lingkungan cocok bagi spesies Hylarana kampeni dan H. debussyi. Pada lokasi 5, kondisi alamnya berupa sungai dan beberapa genangan alami yang sangat digemari berbagai jenis Anura. Pada lokasi 7 terdapat perkebunan kelapa sawit dan sayur-sayuran. Biasanya perkebunan jarang sekali ditemukan spesies Anura, kecuali kosmopolitan, namun di samping perkebunan, di lokasi ini dapat ditemukan sungai kecil. Selanjutnya, lokasi yang juga memiliki jumlah spesies cukup tinggi, yaitu lokasi 1, dengan jumlah 12 spesies. Pada lokasi ini memiliki perkebunan yang sebenarnya tidak memiliki Anura yang tidak terlalu bervariasi, namun dengan ditemukannya sungai besar dan area lembab di sekitar sungai, Anura masih bisa mudah untuk ditemukan. Secara keseluruhan, lokasi yang ditemukan banyak Anura merupakan area sungai dan memiliki perairan besar. Sungai merupakan habitat alami yang ideal dan sangat cocok dengan Anura. Namun, ada beberapa lokasi dengan jumlah Anura yang sedikit, yaitu lokasi 4, yaitu 9 spesies. Kondisi lingkungan pada lokasi ini kurang ideal bagi jenis-jenis Anura, Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 23 karena lingkungan ini merupakan perkebunan dan kolam, sementara lokasi dengan jumlah jenis yang paling sedikit, yaitu lokasi 3, dengan jumlah 8 spesies. Lokasi ini merupakan area permukiman masyarakat. Area yang memungkinkan untuk ditemukannya Anura, yaitu parit, kolam bekas, bak, dan genangan-genangan air. Jenis-jenis yang ditemukan pada lokasi ini secara keseluruhan adalah jenis Anura yang kosmopolitan. Selain kondisi alam, topografi juga mempengaruhi keberadaan jenis Anura. Famili Bufonidae yang ditemukan, seperti spesies Duttaphrynus melanostictus hanya ditemukan pada lokasi 3, 4, 5, 6 dan 7. Hal ini disebabkan karena spesis ini mampu hidup di lingkungan jenis apapun, namun tidak ditemukan pada lokasi 1 dan 2, diasumsikan karena sebagian besar lingkungan setiap lokasi tersebut didominasi oleh hutan primer. Spesies ini memang jarang ditemukan di hutan primer. Selain itu kemungkinan tidak ditemukannya di lokasi karena faktor kehadiran spesies tersebut. Menurut Inger Iskandar 2005 spesies ini mudah ditemukan di ketinggian 523-566 m, dan masih dapat ditemukan pada ketinggian 255-406 m, namun tidak ditemukan pada ketinggian lebih dari 1160. Selain itu, Ingerophrynus divergens hanya ditemukan di lokasi 1 dan 6 karena kedua lokasi tersebut memiliki hutan primer. Jenis ini memang kerapkali ditemukan di area hutan primer. Leptophryne borbonica hanya ditemukan pada lokasi 5, 6, dan 7, karena temperatursuhu yang cocok untuk jenis ini. Phrynoidis aspera hanya ditemukan pada lokasi 2, 3, 5, dan 7. Sebagai salah satu Anura kosmopolitan, jenis ini dengan mudah ditemukan di tipe lingkungan apa pun. P. juxtasfera hanya ditemukan pada lokasi 1, 2, 5, dan 7, hal ini disebabkan karena lokasi ini merupakan sungai. Jenis kodok ini memang hidup di alur sepanjang sungai baik berarus deras maupun lambat. Umumnya spesies ini sangat mudah ditemukan di ketinggian 200-1000 m. Pada penelitian ini spesies ini tidak ditemukan pada beberapa lokasi lain. Pada Dicroglossidae, Fejervarya cancrivora hanya ditemukan di lokasi 3 dan 4, hal ini karena jenis ini jarang ditemukan di area hutan. Jenis ini lebih menyukai lingkungan perkebunan maupun sawah. Spesies ini umumnya melimpah di ketinggian 523-566 m, dan jumlahnya terbatas pada ketinggian 200 m hingga 1000 m. F. limnocharis hanya ditemukan pada lokasi 1 dan 4. Dibandingkan dengan F. cancrivora, katak ini justru lebih mudah ditemukan di berbagai macam ketinggian. Jumlahnya juga melimpah di berbagai tipe elevasi. Jenis Limnonectes blythi, ditemukan pada lokasi 2, 5, dan 7. Umumnya spesies ini ditemukan di ketinggian 523-566 m, namun pada penelitian ini ditemukan di ketinggian 949 m pada lokasi 2, dan ketinggian 397 m pada lokasi 7. L. kuhlii , ditemukan pada lokasi yang sama. Spesies ini lebih mudah ditemukan di berbagai macam ketinggian, baik ketinggian 200 m hingga ketinggian 1000 m. Dalam penelitian Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 24 ini spesies ini tidak ditemukan di beberapa lokasi karena kemungkinan lingkungan yang kurang cocok dengan hebitat asli katak ini. Occidozyga sumatrana ditemukan pada lokasi yang sama, yaitu lokasi 2, 5, dan 7, hal ini disebabkan karena lokasi merupakan daerah sungai. Tidak diketemukannya di lokasi lain karena jenis L. blythi Sama halnya dengan P. juxtasfera , spesies-spesies ini merupakan jenis katak yang hidupnya berada di sekitar aliran sungai, baik berarus deras maupun lambat. Pada Megophrydae, Jenis Megophrys nasuta dan Leptobrachium hendricksoni merupakan jenis katak yang sulit dideteksi keberadaannya, karena jenis ini bergantung pada mineral tertentu dalam perairan untuk perkembangbiakannya, sehingga kedua spesies tersebut hanya terbatas pada lokasi tertentu, seperti L. hendricksoni hanya ditemukan pada lokasi 1 dan 7, sedangkan M. nasuta hanya ditemukan pada lokasi 6. Tingginya tingkat vegetasi di hutan sangat menentukan banyaknya serasah di lantai hutan. Serasah lantai hutan yang lembab merupakan lingkungan yang sangat disukai spesies ini. Hal ini dimanfaatkan untuk kamuflase. Pada Microhylidae, Jenis-jenis famili ini sering dan nyaris tidak terlihat karena ukurannya yang kecil mini, kecuali genus Kaloula. K. pulchra ditemukan pada lokasi 3 dan 4. Sebagai salah satu jenis katak introduksi Iskandar, 1998, jenis ini merupakan satu-satunya jenis dari famili ini yang juga mampu berasosiasi di lingkungan manusia. Jenis ini biasanya hidup pada lubang-lubang bekas bangunan. Namun populasi jenis ini termasuk sangat sedikit karena tergantung pada ketinggian lokasi, spesies ini tidak mampu hidup di ketinggian lebih dari 500 m. Microhyla berdmorei ditemukan pada lokasi 1, dan 6. M. heymonsi ditemukan di semua lokasi, kecuali lokasi 5, hal ini karena umumnya jenis tinggal di lingkungan area-area kolam, genangan-genangan kecil meskipun berada di area permukiman. Menurut Inger Iskandar 2005 spesies ini jumlahnya banyak ditemukan di ketinggian 523-566 m, namun pada penelitian ini spesies ini ditemukan di ketinggian yang lebih rendah dan lebih tinggi dari elevasi tersebut. Famili Ranidae, seperti Huia sumatrana hanya ditemukan pada lokasi 1, 2, 5, dan 6, namun tidak ditemukan pada lokasi 3, 4, dan 7, hal ini disebabkan karena tidak adanya sungai di ketiga lokasi tersebut. Spesies ini memang sangat melimpah di ketinggian 255- 406 m, namun jumlah semakin berkurang apabila ketinggian bertambah. Sebagai salah satu Anura yang mampu berasosiasi dengan lingkungan manusia, Hylarana chalchonota sebenarnya dapat ditemukan di semua lokasi, namun tidak ditemukan lokasi 3, hal ini disebabkan karena kemungkinan faktor kehadiran spesies ini. Selanjutnya, H. erythraea ditemukan hampir setiap lokasi, kecuali 2 dan 6. Jenis ini sangat jarang ditemukan di lokasi yang memiliki sungai dengan arus yang sangat deras seperti kedua lokasi tersebut. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 25 Jenis katak tidak ditemukan di ketinggian 255-466 m dan ketinggian 1000 m, namun sangat banyak ditemukan di ketinggian 523-566 m, pada penelitan ini katak ini ditemukan pada ketinggian 949 m pada lokasi 2. H. kampeni hanya ditemukan di lokasi 2 dan 5. H. nicobariensis hanya ditemukan pada lokasi 1, 2 dan 7. Spesies ini sangat mudah ditemukan di ketinggian 523-566 m, namun sangat jarang ditemukan di ketinggian 255- 400 m, maupun ketinggian lebih dari 1000 m. H. debussyi hanya ditemukan pada lokasi 2. Berdasarkan IUCN, jenis ini memiliki penyebaran sempit, hanya terbatas pada kawasan Bandar Baru. Odorrana hosii ditemukan di lokasi 2, 5, 6, dan 7, karena semua lokasi tersebut memiliki sungai. Jenis katak ini merupakan katak yang paling sering ditemukan apabila ada sungai di suatu lokasi. Spesies ini paling mudah ditemukan di segala jenis ketinggian dari ketinggian 200 m hingga 1000 m. Pada Rhachoporidae, spesies Rhachoporus dulitensis, Theloderma asperum, dan T. leporosum hanya ditemukan pada lokasi 6. Banyaknya spesies katak pohon ditemukan di lokasi ini karena adanya vegetasi dan kanopi yang padat. Tingginya nilai tutupan kanopi mempengaruhi kelembapan lingkungan, yang sangat disukai katak pohon. Selain itu jenis katak pohon sangat menyukai elevasi melebihi 900 m. Sedangkan dua spesies lain, seperti Polypedates leucomystax ditemukan pada lokasi 1, 3, dan 6. Sebagai spesies kosmoplitan, jenis seharusnya dapat ditemukan dalam berbagai tipe lingkungan, namun beberapa lokasi tidak ditemukan, hal ini dikarenakan tidak adanya genangan air untuk berkembang biak. Spesien ini sangat mudah ditemukan di ketinggian 523-566 m, dan bahkan dapat ditemukan di ketinggian lebih dari 1000 m. Nictyxalus pictus ditemukan pada lokasi 1, 4, 5, dan 6. Tidak ditemukan di lokasi lain karena umumnya jenis ini mendiami bagian hutan sekunder. Spesies ini hanya ditemukan pada ketinggian di antara 255-406, namun pada penelitian ini spesies ini ditemukan pada ketinggian 506 pada lokasi 6. Tinggi dan rendahnya jumlah spesies yang ditemukan di setiap lokasi juga bergantung pada kondisi dan karakteristik lingkungan, salah satunya suhu temperatur. Jumlah spesies Anura yang paling banyak ditemukan berada pada lokasi 6 dengan jumlah 14 spesies. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa lokasi 6 TWA Sibolangit merupakan lokasi yang memiliki temperatur yang lebih tinggi dari yang lain. Inger Stuenbing 1997 menyatakan suhu sekitar 15-22 C, maka Anura akan tersebar luas dan sering ditemukan di sekitar areal tersebut. Namun pada masing-masing lokasi memiliki temperatur yang lebih tinggi dari ukuran optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya jumlah jenis Anura yang tersebar dari berbagai lokasi. Lokasi yang memiliki suhu paling tinggi, yaitu lokasi 1, yaitu sekitar 26,6 C, jumlah jenis Anura yang Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 26 ditemukan pada lokasi ini, yaitu 12 spesies. Selanjutnya, disusul lokasi 6 dengan suhu sekitar 26,4 C, dan jumlah jenis Anura yang ditemukan, yaitu 14 spesies. Berikutnya, yaitu lokasi 5 dan 7 yang sama-sama memiliki kisaran suhu 26,0 C, jumlah spesies yang ditemukan juga sama-sama 13 spesies. Kemudian lokasi berikutnya, yaitu lokasi 2 yang memiliki suhu 25,9 C, memiliki jumlah Anura sebanyak 13 spesies. Kemudian, lokasi 3 yang memiliki kisaran suhu 25,7 C, jumlah Anura yang ditemukan yaitu 8 spesies. Lokasi yang memiliki kisaran suhu yang paling rendah, yaitu lokasi 4, yang memiliki kisaran suhu 24,8 C, dan jumlah spesies yang ditemukan, yaitu 9 spesies. Selain suhu, faktor lain yang mempengaruhi keberadaan Anura, yaitu kelembapan. Inger Stuenbing 1997 menyatakan kelembaban udara yang tinggi berkisar antara 85-95, sangat menentukan jumlah dan tingkat jenis dalam suatu lokasi. Umumnya, apabila berada pada kelembapan yang optimal, jumlah Anura akan melimpah dan bervariasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya jumlah jenis Anura yang tersebar dari berbagai lokasi. Kelembapan yang paling tinggi berada pada lokasi 6, yaitu sekitar 86, dengan jumlah spesies sebanyak 14 spesies. Selanjutnya, disusul lokasi 2, yang mencapai kelembapan sekitar 85. Kemudian, lokasi 5 dengan kelembapan sekitar 84. Kelembapan pada lokasi ini merupakan kelembapan yang cukup kurang optimal bagi berbagai Anura, namun masih dapat ditemukan jenis-jeins Anura dengan jumlah 13 spesies. Lokasi berikutnya, yaitu lokasi 7. Sama halnya dengan lokasi 5, kelembapan pada lokasi ini juga kurang optimal, yaitu sekitar 80, namun masih ditemukan jumlah jenis Anura yang cukup banyak, yaitu 13 spesies. Kelembapan yang cukup rendah kurang optimal juga ditemukan pada lokasi lain, seperti lokasi 3. Lokasi 3 memiliki kelembapan yang cukup rendah, yaitu sekitar 77, sehingga jumlah jenis Anura yang ditemukan sangat sedikit, yaitu 8 spesies. Selain itu, lokasi yang memiliki kelembapan yang cukup rendah juga terdapat pada lokasi 3, yaitu sekitar 75, yang merupakan kelembapan paling rendah, dan jumlah spesies yang ditemukan sebanyak 9 spesies. Spesies-spesies yang ditemukan pada lokasi dengan suhu kurang optimal, yaitu jenis-jenis kosmopolitan, seperti Duttaphrynus melanostictus, Fejervarya cancrivora, Kaloula pulchra, Hylarana erythraea, Hylarana chalchonota , F. limnocharis, dan Polypedates leucomystax .

4.2. Deskripsi Spesies Anura