DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jenis-jenis Anura di Sibolangit
Dari  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  didapatkan  jenis-jenis  Anura  pada  7 tujuh  lokasi  di  Kecamatan  Sibolangit,  Kabupaten  Deli  Serdang  dengan  jumlah
spesies jenis yang bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Jenis-jenis Anura di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
FamiliGenus Spesies
Jenis Lokasi
1 2
3 4
5 6
7
1. Bufonidae 1
Duttaphrynus 1. Duttaphrynus  melanostictus
- -
√  √ √
√ √
2 Ingerophrynus
2. Ingerophrynus divergens √
- -
- -
√ -
3 Leptophryne
3. Leptophryne  barbonica -
- -
- √
√ √
4 Phrynoidis
4. Phrynoidis aspera -
√ √
- √
- √
5. Phrynoidis juxtaspera √  √
- -
√ -
√ 2. Dicroglossidae
5 Fejervarya
6. Fejervarya cancrivora -
- √  √
- -
- 7. Fejervarya limnocharis
√ -
- √
- -
- 6
Limnonectes 8. Limnonectes blythi
- √
- -
√ -
√ 9. Limnonectes kuhlii
- √
- -
√ -
√ 7
Occidozyga 10. Occidozyga sumatrana
√ -
- √
- √
3. Megophrydae 8
Leptobrachium 11. Leptobrachium  hendricksoni
√ -
- -
- -
√ 9
Megophrys 12. Megophrys nasuta
- -
- -
- √
- 4. Microhylidae
10 Kaloula
13. Kaloula  pulchra -
- √  √
- -
- 11
Microhyla 14. Microhyla berdmorei
√ -
- -
- √
- 15. Microhyla heymonsi
√  √ √  √
- √
√ 5. Ranidae
12 Huia
16. Huia  sumatrana √  √
- -
√ √
- 13
Hylarana 17. Hylarana chalconota
√  √ -
√ √
√ √
18. Hylarana erythraea √
- √  √
√ -
√ 19. Hylarana kampeni
- √
- -
√ -
- 20. Hylarana nicobariensis
√  √ -
- -
- √
21. Hylarana debussyi -
√ -
- -
- -
14 Odorrana
22. Odorrana hosii -
√ -
- √
√ √
6. Rhacoporidae
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
21
FamiliGenus Spesies Jenis
Lokasi 1
2 3
4 5
6 7
15 Nyctixalus
23. Nyctixalus pictus √
- -
√ √
√ -
16 Polypedates
24. Polypedates  leucomystax √
- √
- -
√ -
17 Rhachoporus
25. Rhachoporus  dulitensis -
- -
- -
√ -
18 Theloderma
26. Theloderma asperum -
- -
- -
√ -
27. Theloderma leporosum -
- -
- -
√ -
Jumlah Spesies Jenis 12  13
8 9
13  14  13
Keterangan : 1  :  Desa  Timbang  Lawan,  2  :  Bumi  Perkemahan  Sibolangit,  3  :  Desa
Bingkawang, 4 : Desa Sembahe, 5 : Desa Batu Mbelin, 6 : TWA Sibolangit, 7 : Desa Sibolangit,
√ : ditemukan, - : tidak ditemukan.
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa Anura yang ditemukan terdiri dari 6 famili, 18 genus,  dan  27  spesies  yang  menyebar  pada  masing-masing  lokasi.  Jenis  Anura  yang
paling banyak ditemukan adalah pada lokasi 6, yaitu sebanyak 14 spesies yang termasuk ke dalam 12 genus, dan 5 famili. Kemudian diikuti pada lokasi 2, 5, dan 7 masing-masing
sebanyak 13 spesies, dan yang termasuk sedikit pada lokasi 4 9 spesies dan lokasi 3 8 spesies. Banyaknya jenis Anura ditemukan pada lokasi 6, 7, 5, 2, dan 1 ini  disebabkan
lingkungan  yang  cukup  ideal  bagi  Anura,  karena  memiliki  bagian  perairan,  baik  berupa sungai  maupun  genangan-genangan  air  yang  cocok  untuk  Anura,  serta  faktor-faktor
lingkungan lain.
Keberadaan  Anura  sangat  bergantung  pada  kondisi  lingkungan  yang mendukungnya  untuk  berkembang  dan  bertahan  hidup.  Faktor-faktor  lingkungan
sangat  berperan  bagi  kelangsungan  hidup  Anura  serta  jumlah  Anura  yang mendiami suatu wilayah. Pada Tabel 2 menyajikan faktor fisik yang menentukan
keberadaan Anura pada setiap lokasi.
Tabel 2. Faktor fisik dan karakteristik setiap lokasi penelitian
No.
Nama Lokasi Topografi
Elevasi mdpl
Temperatur
o
C Kelembapan
1. Desa Timbang Lawan
Perkebunan, Sungai 257
26,6 75
2. Bumi Perkemahan
Kawasan Wisata
949
25,9 85
3. Desa Bingkawang
Pemukiman 345
25,7 77
4. Desa Desa Sembahe
Perkebunan, Kolam 288
24,8 75
5. Desa Batu Mbelin
Sungai 314
26,0 84
6. TWA Sibolangit
Hutan Lindung 506
26,4 86
7. Desa Sibolangit
Ladang Tepi Sungai 397
26,0 80
Keterangan : Angka nominal yang ditebalkan menunjukkan angka tertinggi dan terendah
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
22
Kondisi alam topografi jenis sangat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis Anura. Tipe kondisi  alam  tersebut  sangat  mempengaruhi  habitat  Anura.  Menurut  Mistar  2003,
Iskandar 1998, Anura sangat menyukai habitat yang berhubungan langsung dengan air. Anura sangat menyukai lingkungan perairan. Kondisi alam tersebut dimanfaatkan Anura
untuk  temat  perkembangbiakan  breeding,  mencari  jenis  makanan,  dan  tempat  tinggal. hal  ini  juga  mempengaruhi  jumlah  jenis  Anura  yang  ditemukan.  Jumlah  spesies  yang
paling  banyak  ditemukan,  yaitu  pada  lokasi  6  14  spesies.  Hal  ini  disebabkan  karena lokasi ini memiliki kondisi alam yang sangat memungkinkan untuk ditemukannya Anura,
yaitu hutan lindung. Hutan lindung umumnya memiliki tajuk dan vegetasi yang padat —
yang  juga  memiliki  serasah  lembab —memungkinkan  ditemukannya  spesies  katak
serasah, Megophrys nasuta. Di hutan ini juga terdapat kamar mandi bekas yang memiliki bak dengan air tergenang, serta beberapa lubang pada pohon, yang sangat memungkinkan
ditemukannya berbagai jenis famili Rhachoporidae Rhachoporus dulitensis, Theloderma asperum,  Theloderma  leporosum
dan  Nyctixalus  pictus.  Di  hutan  lindung  ini  juga memiliki  genangan  air  alami,  dan  sungai  kecil  yang  sangat  memungkinkan
diketemukannya jenis Anura lain. Berikutnya,  lokasi  yang  juga  memiliki  jumlah  spesies  Anura  yang  ditemukan,
yaitu lokasi 2, 5, dan 7. Jumlah spesies yang ditemukan pada masing-masing lokasi, yaitu 13 spesies. Ditinjau dari segi tipe alam lokasi, masing-masing lokasi menyajikan kondisi
yang  memungkinkan  ditemukannya  jenis  Anura.  Lokasi  2  merupakan  lokasi  kawasan wisata yang menyajikan kondisi alam berupa sungai berarus deras dan kondisi hutan yang
lembab.  Kondisi  lingkungan  seperti  ini  merupakan  lingkungan  cocok  bagi  spesies Hylarana  kampeni
dan  H.  debussyi.  Pada  lokasi  5,  kondisi  alamnya  berupa  sungai  dan beberapa  genangan  alami  yang  sangat  digemari  berbagai  jenis  Anura.  Pada  lokasi  7
terdapat perkebunan kelapa sawit dan sayur-sayuran. Biasanya perkebunan jarang sekali ditemukan spesies Anura, kecuali kosmopolitan, namun di samping perkebunan, di lokasi
ini dapat ditemukan sungai kecil. Selanjutnya, lokasi yang juga memiliki jumlah spesies cukup  tinggi,  yaitu  lokasi  1,  dengan  jumlah  12  spesies.  Pada  lokasi  ini  memiliki
perkebunan  yang  sebenarnya  tidak  memiliki  Anura  yang  tidak  terlalu  bervariasi,  namun dengan ditemukannya sungai besar dan area lembab di sekitar sungai, Anura masih bisa
mudah  untuk  ditemukan.    Secara  keseluruhan,  lokasi  yang  ditemukan  banyak  Anura merupakan  area  sungai  dan  memiliki  perairan  besar.  Sungai  merupakan  habitat  alami
yang ideal dan sangat cocok dengan Anura. Namun,  ada  beberapa  lokasi  dengan  jumlah  Anura  yang  sedikit,  yaitu  lokasi  4,
yaitu  9  spesies. Kondisi  lingkungan  pada  lokasi ini  kurang  ideal  bagi jenis-jenis  Anura,
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
23
karena  lingkungan  ini  merupakan  perkebunan  dan  kolam,  sementara  lokasi  dengan jumlah  jenis  yang  paling  sedikit,  yaitu  lokasi  3,  dengan  jumlah  8  spesies.  Lokasi  ini
merupakan area permukiman masyarakat. Area yang memungkinkan untuk ditemukannya Anura,  yaitu  parit,  kolam  bekas,  bak,  dan  genangan-genangan  air.  Jenis-jenis  yang
ditemukan pada lokasi ini secara keseluruhan adalah jenis Anura yang kosmopolitan. Selain  kondisi  alam,  topografi  juga  mempengaruhi  keberadaan  jenis  Anura.
Famili  Bufonidae  yang  ditemukan,  seperti  spesies  Duttaphrynus  melanostictus  hanya ditemukan pada lokasi 3, 4, 5, 6 dan 7. Hal ini disebabkan karena spesis ini mampu hidup
di  lingkungan  jenis  apapun,  namun  tidak  ditemukan  pada  lokasi  1  dan  2,  diasumsikan karena  sebagian  besar  lingkungan  setiap  lokasi  tersebut  didominasi  oleh  hutan  primer.
Spesies  ini  memang  jarang  ditemukan  di  hutan  primer.  Selain  itu  kemungkinan  tidak ditemukannya  di  lokasi  karena  faktor  kehadiran  spesies  tersebut.  Menurut  Inger
Iskandar 2005 spesies ini mudah ditemukan di ketinggian 523-566 m, dan masih dapat ditemukan pada ketinggian 255-406 m, namun tidak ditemukan pada ketinggian lebih dari
1160.  Selain  itu,  Ingerophrynus  divergens  hanya  ditemukan  di  lokasi  1  dan  6  karena kedua  lokasi  tersebut  memiliki  hutan  primer.  Jenis  ini  memang  kerapkali  ditemukan  di
area  hutan  primer.  Leptophryne  borbonica  hanya  ditemukan  pada  lokasi  5,  6,  dan  7, karena temperatursuhu yang cocok untuk jenis ini.  Phrynoidis aspera hanya ditemukan
pada lokasi 2, 3, 5, dan 7. Sebagai salah satu Anura kosmopolitan, jenis ini dengan mudah ditemukan di tipe lingkungan apa pun. P. juxtasfera hanya ditemukan pada lokasi 1, 2, 5,
dan  7,  hal  ini  disebabkan  karena  lokasi  ini  merupakan  sungai.  Jenis  kodok  ini  memang hidup di alur sepanjang sungai baik berarus deras maupun lambat. Umumnya spesies ini
sangat mudah ditemukan di ketinggian 200-1000 m. Pada penelitian ini spesies ini tidak ditemukan pada beberapa lokasi lain.
Pada Dicroglossidae, Fejervarya cancrivora hanya ditemukan di lokasi 3 dan 4, hal  ini  karena  jenis  ini  jarang  ditemukan  di  area  hutan.  Jenis  ini  lebih  menyukai
lingkungan  perkebunan  maupun  sawah.  Spesies  ini  umumnya  melimpah  di  ketinggian 523-566  m,  dan  jumlahnya  terbatas  pada  ketinggian  200  m  hingga  1000  m.  F.
limnocharis hanya ditemukan pada lokasi 1 dan 4. Dibandingkan dengan F. cancrivora,
katak  ini  justru  lebih  mudah  ditemukan  di  berbagai  macam  ketinggian.  Jumlahnya  juga melimpah di berbagai tipe elevasi. Jenis Limnonectes blythi, ditemukan pada lokasi 2, 5,
dan 7. Umumnya spesies ini ditemukan di ketinggian 523-566 m, namun pada penelitian ini ditemukan di ketinggian 949 m pada lokasi 2, dan ketinggian 397 m pada lokasi 7. L.
kuhlii , ditemukan pada lokasi yang sama. Spesies ini lebih mudah ditemukan di berbagai
macam  ketinggian,  baik  ketinggian  200  m  hingga  ketinggian  1000  m.  Dalam  penelitian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
24
ini spesies ini tidak ditemukan di beberapa lokasi karena kemungkinan lingkungan yang kurang cocok dengan hebitat asli katak ini. Occidozyga sumatrana ditemukan pada lokasi
yang  sama,  yaitu  lokasi  2, 5,  dan  7,  hal ini  disebabkan  karena  lokasi  merupakan  daerah sungai. Tidak diketemukannya di lokasi lain karena jenis L. blythi Sama halnya dengan P.
juxtasfera ,  spesies-spesies  ini  merupakan  jenis  katak  yang  hidupnya  berada  di  sekitar
aliran sungai, baik berarus deras maupun lambat. Pada  Megophrydae,  Jenis  Megophrys  nasuta  dan  Leptobrachium  hendricksoni
merupakan  jenis  katak  yang  sulit  dideteksi  keberadaannya,  karena  jenis  ini  bergantung pada  mineral  tertentu  dalam  perairan  untuk  perkembangbiakannya,  sehingga  kedua
spesies  tersebut  hanya  terbatas  pada  lokasi  tertentu,  seperti    L.  hendricksoni  hanya ditemukan  pada  lokasi  1  dan  7,  sedangkan  M.  nasuta  hanya  ditemukan  pada  lokasi  6.
Tingginya  tingkat  vegetasi  di  hutan  sangat  menentukan  banyaknya  serasah  di  lantai hutan.  Serasah  lantai  hutan  yang  lembab  merupakan  lingkungan  yang  sangat  disukai
spesies ini. Hal ini dimanfaatkan untuk kamuflase. Pada  Microhylidae,  Jenis-jenis  famili  ini  sering  dan  nyaris  tidak  terlihat  karena
ukurannya yang kecil mini, kecuali genus Kaloula. K. pulchra ditemukan pada lokasi 3 dan  4.  Sebagai  salah  satu  jenis  katak  introduksi  Iskandar,  1998,  jenis  ini  merupakan
satu-satunya  jenis  dari  famili  ini  yang  juga  mampu  berasosiasi  di  lingkungan  manusia. Jenis  ini  biasanya  hidup  pada  lubang-lubang  bekas  bangunan.  Namun  populasi jenis  ini
termasuk  sangat  sedikit  karena  tergantung  pada  ketinggian  lokasi,  spesies  ini  tidak mampu  hidup  di  ketinggian  lebih  dari  500  m.  Microhyla  berdmorei  ditemukan  pada
lokasi 1, dan 6. M. heymonsi ditemukan di semua lokasi, kecuali lokasi 5, hal ini karena umumnya  jenis  tinggal  di  lingkungan  area-area  kolam,  genangan-genangan  kecil
meskipun  berada  di  area  permukiman.  Menurut  Inger    Iskandar  2005  spesies  ini jumlahnya banyak ditemukan di ketinggian 523-566 m, namun pada penelitian ini spesies
ini ditemukan di ketinggian yang lebih rendah dan lebih tinggi dari elevasi tersebut. Famili Ranidae, seperti Huia sumatrana hanya ditemukan pada lokasi 1, 2, 5, dan
6, namun tidak ditemukan pada lokasi 3, 4, dan 7, hal ini disebabkan karena tidak adanya sungai di ketiga lokasi tersebut. Spesies ini memang sangat melimpah di ketinggian 255-
406  m,  namun  jumlah  semakin  berkurang  apabila  ketinggian  bertambah.  Sebagai  salah satu Anura yang mampu berasosiasi dengan lingkungan manusia, Hylarana chalchonota
sebenarnya  dapat  ditemukan  di  semua  lokasi,  namun  tidak  ditemukan  lokasi  3,  hal  ini disebabkan  karena  kemungkinan  faktor  kehadiran  spesies ini.  Selanjutnya,  H.  erythraea
ditemukan  hampir  setiap  lokasi,  kecuali    2  dan  6.  Jenis  ini  sangat  jarang  ditemukan  di lokasi yang memiliki sungai dengan arus yang sangat deras seperti kedua lokasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
25
Jenis  katak  tidak  ditemukan  di  ketinggian  255-466  m  dan  ketinggian  1000  m,  namun sangat banyak ditemukan di ketinggian 523-566 m, pada penelitan ini katak ini ditemukan
pada ketinggian 949 m pada lokasi 2. H. kampeni hanya ditemukan di lokasi 2 dan 5. H. nicobariensis
hanya  ditemukan  pada  lokasi  1,  2  dan  7.  Spesies  ini  sangat  mudah ditemukan di ketinggian 523-566  m, namun sangat jarang ditemukan di ketinggian 255-
400 m, maupun ketinggian lebih dari 1000 m.  H. debussyi hanya ditemukan pada lokasi 2.  Berdasarkan  IUCN,  jenis  ini  memiliki  penyebaran  sempit,  hanya  terbatas  pada
kawasan Bandar Baru. Odorrana hosii ditemukan di lokasi 2, 5, 6, dan 7, karena semua lokasi  tersebut  memiliki  sungai.  Jenis  katak  ini  merupakan  katak  yang  paling  sering
ditemukan  apabila  ada  sungai  di  suatu  lokasi.  Spesies  ini  paling  mudah  ditemukan  di segala jenis ketinggian dari ketinggian 200 m hingga 1000 m.
Pada Rhachoporidae, spesies  Rhachoporus dulitensis, Theloderma asperum, dan T. leporosum hanya ditemukan pada lokasi 6. Banyaknya spesies katak pohon ditemukan
di  lokasi  ini  karena  adanya  vegetasi  dan  kanopi  yang  padat.  Tingginya  nilai  tutupan kanopi mempengaruhi kelembapan lingkungan, yang sangat disukai katak pohon. Selain
itu  jenis  katak  pohon  sangat  menyukai  elevasi  melebihi  900  m.  Sedangkan  dua  spesies lain, seperti Polypedates leucomystax ditemukan pada lokasi 1, 3, dan 6. Sebagai spesies
kosmoplitan,  jenis  seharusnya  dapat  ditemukan  dalam  berbagai  tipe  lingkungan,  namun beberapa  lokasi  tidak  ditemukan,  hal  ini  dikarenakan  tidak  adanya  genangan  air  untuk
berkembang  biak.  Spesien  ini  sangat  mudah  ditemukan  di  ketinggian  523-566  m,  dan bahkan  dapat  ditemukan  di  ketinggian  lebih  dari  1000  m.  Nictyxalus  pictus  ditemukan
pada  lokasi  1,  4,  5,  dan  6.  Tidak  ditemukan  di  lokasi  lain  karena  umumnya  jenis  ini mendiami bagian hutan sekunder. Spesies ini hanya ditemukan pada ketinggian di antara
255-406,  namun  pada  penelitian  ini  spesies  ini  ditemukan  pada  ketinggian  506  pada lokasi 6.
Tinggi  dan  rendahnya  jumlah  spesies  yang  ditemukan  di  setiap  lokasi  juga bergantung  pada  kondisi  dan  karakteristik  lingkungan,  salah  satunya  suhu  temperatur.
Jumlah spesies Anura yang paling banyak ditemukan berada pada lokasi 6 dengan jumlah 14  spesies.  Dari  Tabel  2.  dapat  dilihat  bahwa  lokasi  6  TWA  Sibolangit  merupakan
lokasi  yang  memiliki  temperatur  yang  lebih  tinggi  dari  yang  lain.  Inger    Stuenbing 1997  menyatakan  suhu  sekitar  15-22
C,  maka  Anura  akan  tersebar  luas  dan  sering ditemukan  di  sekitar  areal  tersebut.  Namun  pada  masing-masing  lokasi  memiliki
temperatur  yang  lebih  tinggi  dari  ukuran  optimal.  Hal  ini  dapat  dibuktikan  dengan ditemukannya  jumlah  jenis  Anura  yang  tersebar  dari  berbagai  lokasi.  Lokasi  yang
memiliki suhu paling tinggi, yaitu lokasi 1, yaitu sekitar 26,6 C, jumlah jenis Anura yang
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN  BIOLOGI FMIPA USU
26
ditemukan  pada  lokasi  ini,  yaitu  12  spesies.  Selanjutnya,  disusul    lokasi  6  dengan  suhu sekitar  26,4
C,  dan  jumlah  jenis  Anura  yang  ditemukan,  yaitu  14  spesies.  Berikutnya, yaitu lokasi 5 dan 7 yang sama-sama memiliki kisaran suhu 26,0
C, jumlah spesies yang ditemukan juga sama-sama 13 spesies. Kemudian  lokasi berikutnya, yaitu lokasi 2 yang
memiliki suhu 25,9 C, memiliki jumlah Anura sebanyak 13 spesies. Kemudian, lokasi 3
yang memiliki kisaran suhu 25,7 C, jumlah Anura yang ditemukan yaitu 8 spesies. Lokasi
yang  memiliki  kisaran  suhu  yang  paling  rendah,  yaitu  lokasi  4,  yang  memiliki  kisaran suhu 24,8
C, dan jumlah spesies yang ditemukan, yaitu 9 spesies. Selain  suhu,  faktor  lain  yang  mempengaruhi  keberadaan  Anura,  yaitu
kelembapan.  Inger    Stuenbing  1997  menyatakan  kelembaban  udara  yang  tinggi berkisar antara 85-95, sangat menentukan jumlah dan tingkat jenis dalam suatu lokasi.
Umumnya, apabila berada pada kelembapan yang optimal, jumlah Anura akan melimpah dan  bervariasi.  Hal ini  dapat  dibuktikan  dengan  ditemukannya  jumlah jenis  Anura  yang
tersebar dari berbagai lokasi. Kelembapan yang paling tinggi berada pada lokasi 6, yaitu sekitar  86,  dengan  jumlah  spesies  sebanyak  14  spesies.  Selanjutnya,  disusul  lokasi  2,
yang mencapai kelembapan sekitar 85. Kemudian, lokasi 5 dengan kelembapan sekitar 84.  Kelembapan  pada  lokasi  ini  merupakan  kelembapan  yang  cukup  kurang  optimal
bagi berbagai Anura, namun masih dapat ditemukan jenis-jeins Anura dengan jumlah 13 spesies.  Lokasi  berikutnya,  yaitu  lokasi  7.  Sama  halnya  dengan  lokasi  5,  kelembapan
pada lokasi ini juga kurang optimal, yaitu sekitar 80, namun  masih ditemukan jumlah jenis  Anura  yang  cukup  banyak,  yaitu  13  spesies.  Kelembapan  yang  cukup  rendah
kurang  optimal  juga  ditemukan  pada  lokasi  lain,  seperti  lokasi  3.  Lokasi  3  memiliki kelembapan  yang  cukup  rendah,  yaitu  sekitar    77,  sehingga  jumlah  jenis  Anura  yang
ditemukan  sangat  sedikit,  yaitu  8  spesies.  Selain  itu,  lokasi  yang  memiliki  kelembapan yang  cukup  rendah  juga  terdapat  pada  lokasi  3,  yaitu  sekitar  75,  yang  merupakan
kelembapan  paling  rendah,  dan  jumlah  spesies  yang  ditemukan  sebanyak  9  spesies. Spesies-spesies yang ditemukan pada lokasi dengan suhu kurang optimal, yaitu jenis-jenis
kosmopolitan,  seperti  Duttaphrynus  melanostictus,  Fejervarya  cancrivora,  Kaloula pulchra,  Hylarana  erythraea,  Hylarana  chalchonota
,  F.  limnocharis,  dan  Polypedates leucomystax
.
4.2. Deskripsi Spesies Anura