16
oleh banyak penulis memberi input terhadap kajian kebijakan.
13
Selama ini, walaupun de facto antropologi kebijakan telah ada, tapi identitasnya sebagai
antropologi kebijakan tidak begitu jelas lacking a clear identity; malahan sering disebut dengan sesuatu yang lain, atau tidak langsung disebut dengan antropologi
kebijakan.
14
Zuska 2005 mengatakan “bahwa kebijakan policy itu sebenarnya tidak bisa dipisahkan dari pada isu kekuasaan. Dalam hal ini kebijakan dapat diartikan
dengan cara bagaimana pemerintah memainkan kekuasaan melalui kebijakan- kebijakan. Kalau kita melihat kebijakan maka seringkali dikaitkan dengan
pemerintah sebagai alat atau instrument. Padahal kita ketahui bersama bahwa pemerintah memainkan kekuasaannya yang terdapat di dalam relasi-relasi antara
pemerintah dan individu-individu Fikarwin, 2005. Alat yang di gunakan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, baik yang bersifat individu maupun
kelompok tidak lepas dari namanya kebijakan yang di ambil oelh pemegang kekuasaan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di muka maka rumusan masalah dalam Penyelenggaraana Kesejahteraan Sosial Masyarakat Minoritas
Khusunya Masyrakat Tamil di kota Medan, maka rumusan masalah dapat di
13
Fikarwin Zuska, “Penghampiran Antropolgi atas Kebijakan dan Kekuasaan Berefleksi dari
Kebijakan Otonomi Daerah,” Jurnal Antropologi Sosial Budaya, No. 3 Desember, 2005, hal
.157
14
Fikarwin Zuska, “Penghampiran Antropolgi atas Kebijakan dan Kekuasaan Berefleksi dari
Kebijakan Otonomi Daerah,” Jurnal Antropologi Sosial Budaya, No. 3 Desember, 2005, hal
.157
Universitas Sumatera Utara
17
uraikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini :
1.
Aturan-aturan seperti apa yang terjadi dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial tersebut ?
2.
Bagaimana penyelenggaraan kesejahteraan sosial itu berlangsung ?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pluralisme hukum mengenai hukum yang berlaku dalam penyelengaraan kesejahteraan sosial
masyarakat minoritas di kota Medan khusunya masyarakat Tamil yang merupakan masyarakat yang ada di bawah aturan kota Medan. Penelitian ini juga melihat
aturan-aturan dalam penyelenggraan kesejahteraan sosial sudah tersentuh ke segala lini atau tidak oleh pemerintah. Hal lain yang dilihat dalam penelitian ini
adalah untuk melihat penyelengaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan pemerintah maupun swasta dapat berlangsung dengan baik dan
berkesinambungan. Tersedianya data penelitian mengenai penyelenggaraan kesejahteraan sosial di harapkan mampu memberikan gambaran dan masukan
mengenai penyelenggaraan kesejahteraan terhadap masyarakat minoritas khususnya di daerah setempat dan di Indonesia pada umumnya. Penelitian ini juga
di harapkan dapat menjadi pedoman bagi agen-agen pemerintah yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terbentuknya kesadaran yang lebih besar bagi masyarakat minoritas agar kesejahteraan hidup
mereka terus dapat meningkat, sehingga masalah kesejahteraan masyarakat minoritas dapat di perhatikan dan di perbincangkan dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
18
perspektif antropologi dengan menggunakan pendekatan pluralisme hukum.
1.5. Lokasi Penelitian