15
b. Dukungan public terhadap suatu kebijakan
c. Sikap dari kelompok pemilih
d. Tingkat komitmen keterampilan dari aparat dan implementor.
c. Model Merlilee S Grindle 1980
Secara konsep dijelaskan bahwa model implementasi kebijakan public yang dikemukakan Grindle menentukan bahwa keberhasilan Proses implementasi
kebijakan sampai kepada tercapainya hasil tergantung kepada kegiatan program yang telah dirancang dan pembiayaan yang cukup, selain dipengaruhi oleh isi
kebijakan dan konteks implementasinya. Isi kebijakan yang dimaksud meliputi : 1.
kepentingan yang dipengaruhi 2.
jenis manfaat 3.
derajat perubahan yang diinginkan 4.
Status pembuat keputusan 5.
Pelaksana program 6.
Serta sumberdaya yang tersedia
d. Model George Edwards III
Menurut Edwards, terdapat empat faktor atau variable dalam implementasi kebijakan public, yaitu :
1. Komunikasi
Keberhasilan implementasi
kebijakan mensyaratkan
agar impelementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang penjadi
sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran
Universitas Sumatera Utara
16
sehingga akan mengurangi distorsi implemtasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh
kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
2. Sumber daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasiakan secara jelas dan konsisten, tapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk
melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi
implementor dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah factor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan efektif. Tanpa sumber
daya, kebijakan hanya akan tinggak di kertas menjadi dokumen saja. 3.
Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor, seperti komitmen, kejujuran dan sikap demokrasi. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oeleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau presfektif
yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak akan efektif.
4. Struktur birikrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
17
Salah satu aspek yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang disusun secara standard. SOP menjadi pedoman
bagi setiap impelentor dalam bertindak, struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan akan menimbulkan
yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompeks, ini pada gilirannya akan menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
1.6.2.3 Model Implementasi Yang Digunakan
Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan model teori implementasi George Edwards III yang dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :
1. Komunikasi
George Edwards 2002 , menyatakan bahwa ada tiga hal penting dalam proses komunikasi kebijakan yakni transmisi, kejelasan, dan
konsistensi. a.
Transmisi, yaitu pengetahuan implementor tentang peraturan daerah tentang kepariwisataan pada dinas kebudayaan dan pariwisata.
Sebelum implementor dapat mengimplementasikan suatu keputusan, implementor harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan
suatu perintah untuk pelaksanaannya telah dikeluarkan. b.
Kejelasan, yaitu pengetahuan implementor tentang tahap-tahap implementasi peraturan daerah pada dinas kebudayaan dan pariwisata.
Jika kebijakan-kebijakan diimplementasikan, maka petunjuk-petunjuk pelaksanaan tidak hanya harus diterima para pelaksana kebijakan,
Universitas Sumatera Utara
18
tetapi juga komunikasi harus jelas. Ketidakjelasan komunikasi akan mendorong terjadinya interprestasi yang salah.
c. Konsistensi, yaitu implementasi peraturan daerah pada dinas
kebudayaan dan pariwisata harus sesuai dengan peraturan yang ada. Jika implementasi kebijakan ingin berlangsung dengan efektif, maka
perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas. 2.
Sumber Daya a.
Staf, yaitu ketersediaan Sumber Daya Manusia SDM dalam proses implementasi peraturan daerah pada dinas kebudayaan dan pariwisata.
b. Informasi, yaitu bagaimana cara implementor dalam menyelesaikan
kebijakan peraturan daerah pada dinas kebudayaan dan pariwisata kota medan serta mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, artinya sesuai dengan petunjuk teknis juknis dan petunjuk pelaksana juklak
c. Wewenang, yaitu hak masing-masing implementor dalam
mengimplementasikan peraturan daerah tentang peraturan daerah pada dinas kebudayaan dan pariwisata.
d. Fasilitas, yaitu fasilitas yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan yang mendukung implementasi peraturan daerah kota medan.
3. Disposisi
Universitas Sumatera Utara
19
a. Komitmen yang dimiliki aparatur kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan dalam pelaksanaan peraturan daerah tentang peraturan daerah tentang kepariwisataan.
b. Kejujuran aparatur kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
medan terkait tugas dan Fungsinya sebagai pelaksana peraturan daerah kota medan.
4. Struktur Birokrasi
a. Standards Operating Procedures SOP adalah prosedur-prosedur kerja
ukuran dasarnya. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat memanfaatkan waktu yang tersedia.
b. Fragmentasi yaitu mengenai pandangan-pandangan yang sempit dari
banyak lembaga birokrasi. 1.6.3. Kepariwisataan
1.6.3.1. Pengertian Pariwisata
Menurut Kodyat 2001 pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Selanjutnya Burkart dan Medlik dalam Bram 2006 menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek
ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan itu.
Universitas Sumatera Utara
20
Sedangkan Wahab 2003 menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks,
pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai
industri. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, menyatakan bahwa : 1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Universitas Sumatera Utara
21
1.6.3.2. Bentuk - Bentuk Wisata
Pariwisata memiliki berbagai bentuk kegiatan wisata yang dapat disesuaikan dengan minat ataupun kebutuhan wisatawan. Kegiatan wisata yang
dilakukan memiliki tujuan tertentu yang mendatangkan manfaat tersendiri bagi masing-masing wisatawan.
Menurut Suwantoro 2004 terdapat beberapa macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai macam segi, yaitu :
1. Dari segi jumlahnya, wisatawan dibedakan atas:
a. Individual Tour wisatawan perorangan, yaitu suatu perjalanan
wisatayang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-isteri. b. Family Group Tour wisata keluarga, yaitu suatu perjalanan wisatayang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.
c. Group Tour wisata rombongn, yaitu suatu perjalanan wisata yangdilakukan
bersama-sama dengan
dipimpin oleh
seorang yangbertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.
Biasanya paling sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan principal bagi orang yang kesebelas. Potongan ini berkisar antara 25 hingga 50
dari ongkos penginapan atau penerbangan. 2
Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
22
a. Pra-arranged Tour wisata berencana, yaitu suatu perjalanan wisatayang
jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baiktransportasi, akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi.
b. Package Tour paket wisata, yaitu perusahaan Biro Perjalanan
Wisatayang telah bekerja sama menyelenggarakan paket wisata yangmencakup biaya perjalanan, hotel, ataupun fasilitas lainya
yangmerupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun guna memberikankemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan
wisata. c. Coach Tour wisata terpimpin, yaitu suatu paket perjalanan ekskursiyang
dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorangpemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang dilakukansecara rutin, dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dan denganrute perjalanan yang tertentu pula.
d. Special Arranged Tour wisata khusus, yaitu suatu perjalanan wisatayang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seoranglangganan atau
lebih sesuai keinginannya. e. Optional Tour wisata tambahan, yaitu suatu perjalanan wisatatambahan di
luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikanpelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan pelanggan.
3 Dari segi maksud dan tujuan, wisata dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
23
a. Holiday Tour wisata liburan, yaitu suatu perjalanan wisata
yangdiselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenangsenang,dan menghibur diri.
b. Familiarization Tour wisata pengenalan, yaitu suatu perjalanan yangdimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah
yangmempunyai kaitan dengan pekerjaanya. c. Educational Tour wisata pendidikan, yaitu suatu perjalanan wisatayang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandinganataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.
d. Scientific Tour wisata pengetahuan, yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan
terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan. e. Pileimage Tour wisata keagamaan, yaitu perjalanan wisata yang
dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan. f. Special Mission Tour wisata kunjungan khusus, yaitu suatu perjalanan
wisata yang dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang, kesenian, dan lain-lain.
g. Hunting Tour wisata perburuan, yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan biantang yang diijinkan
oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata. 4.Dari segi penyelenggarannya, wisata dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
24
a. Ekskursi Excursion, yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang
ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata.
b. Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara
khusus dengan perlengkapan maupun peralatan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek wisata pada umumnya.
c. Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar
mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata didarat dengan menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.
d. Youth Tour wisata remaja, yaitu kunjungan wisata yang
diselenggarakan khusus bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan negara masing-masing.
e. Marine Tour wisata bahari, yaitu suatu kunjungn ke objek wisata
khususnya untuk
menyaksikan keindahan
lautan wreck-diving
menyelam dengan perlengkapan selam lengkap.
1.6.3.3. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan bidang pariwisata merupakan suatu hal yang sangatperlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah, mengingat banyak sekali keuntungan atau
manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pariwisata, antara lain dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta
memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil kerajinan daerah untuk dapat dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawanmancanegara maupun wisatawan
Universitas Sumatera Utara
25
nusantara, dan yang tak kalah penting adalah dapat memberikan kontribusi bagi
pendapatan asli daerah PAD.
Dalam melakukan pengembangan pariwisata dibutuhkan berbagai pendukung untuk memperlancar jalannya kegiatan. Antara lain sumber
dayamanusia yang berkualitas, adanya dana yang cukup memadai, didukung saranadan
prasarana serta
kebijakan dari
Pemerintah Daerah
yang memprioritaskan bidang pariwisata. Suatu kegiatan pengembangan pariwisata
yang sudah baik tanpa adanya dukungan dari hal-hal tersebut diatas tidak mungkin dapat mencapai hasil yang diharapkan, artinya setiap pengembangan bidang
pariwisata sangat membutuhkan dana serta SDM yang berkualitas disamping ditunjang adanya sarana dan prasarana serta kebijakan dari Pemerintah Daerah
Pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek destinasi dan aspek market. Meskipun aspek market perludi pertimbangkan
namun macam, sifat dan perilaku obyek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan
untuk menjaga
kelestarian dan
keberadaannya, sehingga
pengembangannya harus berdasarkan market driven. Pengembangan pariwisata memerlukan perencanaan secara nasional, regional atau Provinsi dan kawasan
ataupun obyek. Perencanaan secara nasional disusun berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku serta berbagai issues dan fenomena yang berkembang. Sementara itu pengembangan pariwisata regional atau lokal didasarkan pada regulasi didaerah
serta persepsi dan preferensi masyarakat sebagai bentuk realisasiparadigma baru yang memberdayakan masyarakat. Proses perencanaan pengembangan pariwisata
Universitas Sumatera Utara
26
yang mengkoordinasikan pemikiran nasional danpemikiran masyarakat akan menghasilkan perencanaan terpadu. Secara langsung perencanaan ini akan
menjadi participation planning.
Pengembangan pariwisata Indonesia telah tercermin dalam rencana strategi yang dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni
a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan
berusaha dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan di bidang
pariwisata;
b. Mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkesinambungan
sehingga memberikan manfaat sosial-budaya, sosial ekonomi bagi
masyarakat dan daerah, serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup;
c.
Meningkatkan kepuasan wisatawan dan memperluas pangsa pasar; dan
d. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata
Indonesia sebagai berdayaguna, produktif, transparan, dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, dalam
institusi yang merupakan amanah yang dipertanggungjawabkan
accountable.
Perencanaan Nasional
Pengembangan Pariwisata
menghasilkan strukturisasi pengembangan kawasan konservasi. Perubahan yang mendasar
adalah konsep kawasan sebagai fungsi utama pelestarian. Sementara pemanfaatan hanya dilakukan terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan pendidikan dan
penelitian terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati filosofi, pemanfaatan jalur untuk tracking dan adventuring. Proses yang hampir sama dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
27
terhadap perencanaan pariwisata wilayah regional Provinsi. Pada perencanaan ini akan menghasilkan wilayah atau kawasan pengembangan pariwisata. Perencanaan
pada level wilayah Provinsi ini merupakan perencanaan yang menampung perencanaan lokal ODTW atau areal wisata alam dengan menjabarkan dan
berpedoman pada perencanaan nasional.
Upaya Pengembangan Pariwisata Menurut Suwantoro 2004, upaya pengembangan pariwisata yang dilihat dari kebijaksanaan dalam pengembangan
wisata alam, dari segi ekonomi pariwista alam akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Memang pariwisata alam membutuhkan investasi yang relatif lebih
besar untuk pembangunan sarana dan prasarananya. Untuk itu diperlukan evaluasi yang teliti terhadap kegiatan pariwisata alam tersebut. Banyak pendapat yang
menyatakan bahwa pariwisata alam yang berbentuk ekoturisme belum berhasil berperan sebagai alat konservasi alam maupun untuk mengembangkan
perekonomian. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan dana
pengembangan kegiatannya.
Pengelolaan kawasan wisata alam banyak menggunakan dana dari pendapatan pariwisata dari pengunjung sebagai mekanisme pengembalian biaya
pengelolaan dan pelestarian kegiatan pariwisata alam belum tercapai secara optimal. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan,
pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu : 1 Objek dan daya tarik wisata,
2 Prasarana wisata,
Universitas Sumatera Utara
28
3 Sarana wisata, 4 Infrastruktur,
5 Masyarakatlingkungan.
1. Objek dan Daya Tarik Wisata
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009 Pasal 1 mengatakan bahwa : daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Dapat disimpulkan beberapa unsur yang terkandung dalam pengertian tersebut,
yaitu :
1 Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan; 2 Daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia yang
berseni tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk; 3 Sasaran utama adalah wisatawan.
Objek wisata sebaiknya memiliki kriteria-kriteria yang memenuhi syarat serta berpotensi sehingga layak untuk dijual. Ada tiga kriteria yang menentukan
suatu objek wisata dapat diminati wisatawan, yakni: 1 Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai
sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang
mampuuntuk menyedot minat dari wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. 2 Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang
berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa fasilitas
Universitas Sumatera Utara