4
mengetahui bagaimana proses pengurusan surat izin usaha untuk mendirikan bangunan hotel non bintang. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2014 mengenai pariwisata yang berfokus pada akomodasi
perizinan hotel non bintang di Kota Medan. Dan kemudian mengangkat judul “Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Industri Pariwisata Studi Tentang Akomodasi Dalam Perizinan Hotel Non Bintang Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan
”
1.2. Fokus Masalah
Penelitian ini memiliki fokus masalah untuk menjadi bahan dalam melakukan penelitian. Penelitian melakukan fokus masalah yang akan diteliti karena begitu
banyak teori dalam ilmu sosial dengan persepsi yang berbeda-beda sehingga perlu di lakukan fokus masalah agar menjadi fokus utama bagi peneliti dalam
melakukan penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini, Penelitian ingin mengetahui bagaimana proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Industri Pariwisata Studi Tentang Akomodasi Dalam Perizinan Hotel Non Bintang Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kota Medan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Industri Pariwisata Studi Tentang
Universitas Sumatera Utara
5
Akomodasi Dalam Perizinan Hotel Non Bintang Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan ?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Industri Pariwisata Studi Tentang Akomodasi Dalam Perizinan Hotel Non Bintang Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan beserta Proses
Pengurusan Izin Usaha Hotel Non Bintang dalam Pelaksanaan Kebijakan Tersebut.
1.5.Manfaat Penelitian
1.
Manfaat secara ilmiah
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, dan mengembangkan kemampuan
menulis berdasarkan kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara khususnya yang berkaitan dengan Kepariwisataan.
2. Manfaat secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan pada pihak- pihak berkepentingan untuk mengambil keputusan dalam kepariwisataan
di Sumatera Utara Khususnya Kota Medan. 3.
Manfaat secara akademis
Universitas Sumatera Utara
6
Sebagai bahan Referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam bidang ini.
1.6 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti. Kerangka teoritis adalah
bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel, atau pokok masalah yang
ada dalam penelitiannya. Kerlinger 2000:11 mengungkapkan bahwa teori adalah seperangkap keterkaitan konstrak atau konsep, definisi, dan proposisi yang
mencerminkan pandangan sistematik mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel secara sepesifik, dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksi suatu fenomena.
1.6.1 Kebijakan Publik 1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Sebagai suatu konsep, kebijaknan memiliki makna yang luas dan multi interpretasi. Sebagai contoh, James Andersone member makna kebijakan sebagai
perilaku aktor dalam bidang kegiatan tertentu dalam wahab, 1997 pengertian diatas sangat luas dan bisa diartikan bermacam-
macam, misalnya sang “aktor” dapat berupa individu atau organisasi, dapat pemerintah maupun non pemerintah.
Demikian pula dengan istilah “kegiatan tertentu” bisa diartikan kegiatan administrative, politis, ekonomis dan lain-lain. Disamping itu, bentuk kegiatannya
Universitas Sumatera Utara
7
pun luas dan multiinterpretasi misalnya dapat berupa pencapaian tujuan,
perencanaan, program, dan sebagainya.
Carl Friedrich pun mendefinisikan kebijakan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam lingkungan tertentu seraya mencapai peluang-peluang untuk mencapai tujuan tertentu.
Thomas R. Dye dalam Tangkilisan 2003 memberikan pengertiam dasar mengenai kebijakan publik sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang
dilakukan oleh pemerintah. Konsep ini sangat luas karena kebijakan publik mencakup suatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah disamping yang dilakukan
oleh pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik. Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang menjadi keputusan pemerintah ketika menghadapi suatu masalah publik.
1.6.1.2. Tahapan Kebijakan Publik
Kebijakan publik dapat lebih mudah dipahami jika dikaji dalam tahap demi tahap, inilah yang menjadi kebijakan publik yang kajiannya amat dinamis.
Adapun kebijakan publik memiliki tahap yang cukup kompleks karena memiliki banyak proses dan variabel. Menurut Wailliam Dunn 1998, tahap-tahap
kebijakan publik adalah sebagai berikut : 1.
Tahapan penyusunan agenda agenda setting Kelompok masyarakat seperti partai politik, organisasi masyrakat,
serikat ataupun kelompok lainnya akan menyuarakan isu mereka
Universitas Sumatera Utara
8
kepada pemerintah. Isu yang disampaikan oleh mereka akan bersaing untuk dapat masuk kedalam agenda kebijakan. Para pembuat
kebijakan akan memilih isu yang akan mereka angkat sedangkan isu yang lain ada yang tidak tersentuh sama sekali dan sebagian lagi akan
di diamkan dalam waktu yang cukup lama. 2.
Tahapan formulasi kebijakan policy formulation Isu yang telah masuk ke dalam agenda kebijakan dan dibahas oleh para
pembuat kebijakan akan di definisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari
berbagai alternative yang ada sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk kedalam agenda kebijakan. Dalam tahap
perumusan kebijakan masing-masing alternatife bersaing untuk memecahkan masalah.
3. Adopsi kebijakan policy adoption
Dari sekian alternatife kebijakan yang ditawarkan oleh para perumusan kebijakan pada akhirnya salah satu alternative kebijakan tersebut
diadopsi dengan dukungan dari mayorlitas legislative, consensus antara direktur lembaga atau keputrusan peradilan.
4. Implementasi kebijakan policy implementation’
Kebijakan yang sudah diadopsi kemudian dirangkum melalui program- program yang harus di implementasikan yakni di laksanakan oleh
badan administrasi maupun agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil akan dilaksanakan oleh unit-unit
Universitas Sumatera Utara
9
administrasi yang memobilisasikan sumber daya financial dan manusia, pada tahap ini berbagai kepentingan akan bersaing. Beberapa
implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana namun beberapa yang lain mungkin akan di tentang oleh para pelaksana.
5. Evaluasi kebijakan policy evaluation
Pada tahap ini kebijakan yang telah di jalankan akan dinilai atau di evaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang telah mampu
memecahkan masalah. Kebijakan public yang pada dasarnya di buat untuk meraih dampak yang diinginkan.Dalam hal ini memperbaiki
masalah yang dihadapi masyarakat.Oleh karna itu, tentukanlah kriteria- kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik
telah meraih dampak yang diinginkan.
1.6.2 Implementasi Kebijakan Publik 1.6.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Ada beberapa tahapan dalam siklus kebijakan publik dan salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan publik adalah implementasi kebijakan.
Implementasi sering dianggap hanya sebagai pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil keputusan, terkadang tahapan ini
kurang berpengaruh. Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika
tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat
mencapai tujuan kebijakan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
10
Terdapat beberapa konsep mengenai implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno 2005:102 mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai: ”Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini
mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan- tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka
melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijak
an”. Tahapan implementasi suatu kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran direncanakan
terlebih dahulu yang dilakukan dalam tahap formulasi kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah undang-undang
tentang suatu kebijakan dikeluarkan dan dana yang disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut telah tersedia.
Mazmanian dan Sabatier 1986, menjelaskan bahwa mempelajari masalah implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami apa yang senyata-
nyatanya terjadi sesudah suatu program dirumuskan yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan Negara.
Grindle 1980, menjelaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan tahapan yang krusial dalam proses kebijakan publik. Jika suatu kebijakan telah
ditetapkan, kebijakan tersebut tidak akan berhasil dan terwujud jika tidak di implementasikan. Suatu program kebijakan harus di implementasikan agar
Universitas Sumatera Utara
11
mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi kebijakan dalam arti luas, dapat diartikan sebagai alat administrasi hukum dimana berbagai aktor,
organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjelaskan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi
kebijakan, sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkutpaut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat
saluran-saluran birokrasi melainkan menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan.
George Edwards III studi implementasi kebijakan adalah krusial bagi publik administration dan publik policy. Implementasi kebijakan adalah pembuat
kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak
dapat mempengaruhi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu di
implementasiakan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut
kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan. Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi
kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu : 1.
Adanya tujuan atau sasaran kebijakan 2.
Adanya aktivitaskegiatan pencapaian tujuan 3.
Adanya hasil kegiatan
Universitas Sumatera Utara
12
Dari uraian atau penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksanaan kebijakan melakukan
suatu aktivitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
1.6.2.2 Model-Model Implementasi Kebijakan a. Model Van Meter dan Van Horn 1975
Model pendekatan implementasi kebijakan yang dirumuskan Van Meter dan Van Horn, model ini menjelaskan bahwa kebijakan dipengaruhi oleh beberapa
variable yang saling berkaitan, variable-variabel tersebut yaitu : 1.
Sasaran dan standar kebijakan Sasaran dan standar kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
direalisasikan. Apabila tujuan dan ukuran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interprestasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para
agen pelaksana. 2.
Sumber daya Keberhasilan
implementasi kebijakan
sangat bergantungan
dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia
merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adaya
sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkannya oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Selain
sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam implementasi kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
13
1. Karakteristik organisasi pelaksana
Karakteristik agen ini dibutuhkan agar pelaksanaan mencakup semua struktur birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan
yang terjadi dalam birokrasi semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu kebijakan.
2. Sikap para pelaksana
Sikap para pelaksana ini mencakup tiga hal antara lain a respon pelaksana
terhadap kebijakan
yang akan
mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, b pemahamannya
terhadap kebijakan, c nilai yang dimiliki oleh implementor. 3.
Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Dalam implementasi sangat penting terdapat dukungan dan koordinasi dalam instansi lain, untuk itu diperlukan koordinasi dan
kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu kebijakan. 4.
Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang
dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan dapat memberikan
dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini
public yang ada di lingkungan, dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
14
b. Model Mazmanian dan Sabatier 1989
Menyatakan bahwa studi implementasi kebijakan public adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Model ini disebut sebagai kerangka analisis
implementasi. Mazmanian dan Sabatier mengklasifikasikan proses implementasi
kebijakan kedalam tiga variable, yaitu :
1. karakteristik dari masalahmya, indikatornya adalah :
a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan
b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran
c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi
d. Cakupan perubahan prilaku yang diharapkan
2. karakteristik kebijakan, indikatornya adalah :
a. Kejelasan isi kebijakan
b. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis
c. Besarnya alokasi sumber daya financial terhadap kebijakan
tersebut. d.
Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antara institusi pelaksana
e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan
pelaksana f.
Tingkat komitmen aparat terhadap kebijakan 3.
Variabel lingkungan, indikatornya adalah : a.
Kondisi social ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi
Universitas Sumatera Utara
15
b. Dukungan public terhadap suatu kebijakan
c. Sikap dari kelompok pemilih
d. Tingkat komitmen keterampilan dari aparat dan implementor.
c. Model Merlilee S Grindle 1980