Tata LaksanaInfrastruktur MasyarakatLingkungan Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahuun 2014 Tentang Industri Pariwisata (Studi Tentang Akomodasi Dalam Perizinan Hotel Non Bintang Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan)

33 lintas ekonomi,arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya, yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat.

3. Sarana Wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntunan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata kuantitatif menunjukkan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standart wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya.

4. Tata LaksanaInfrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti: Universitas Sumatera Utara 34 a. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelanrestoran. b. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusikannya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai. c. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata. d. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan tepat. e. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan diterminal, di perjalanan, dan di objek-objek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan wisata. Di sini perlu ada kerjasama yang mantap antara petugas keamanan, baik swasta maupun pemerintah, karena dengan banyaknya orang di daerah tujuan wisata dan mobilitas manusia yang begitu cepat membutuhkan system keamanan yang ketat dengan para petugas yang selalu siap setiap saat. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Universitas Sumatera Utara 35

5. MasyarakatLingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarikwisata akan mengundang kehadiran wisatawan. a. Masyarakat Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawan pun akan untung karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya. b. Lingkungan Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam disekitar objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem fauna dan flora disekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya menjaga Universitas Sumatera Utara 36 kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata. c. Budaya Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya ini pun kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi tiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami, menghayati, dan mengamalkan sapta pesona wisata didaerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 1.6.4 Pengertian Industri Pariwisata Sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan atau berada dalam perjalanan. Secara nyata, seseorang yang berada dalam perjalanan membutuhkan barang dan jasa dari berbagai bidang usaha, bukan hanya satu, sekurang-kurangnya ia membutuhkan jasa angkutan, jasa akomodasi, jasa hidangan ditambah dengan jasa-jasa lain yang erat hubungannya dengan kebutuhan kunjunganperjalanannya. Terkadang istilah industri diasosiasikan dengan “asap”, sehingga “industri kepariwisataan” yang tidak menimbulkan asap itu, disebut sebagai “industri tanpa asap” smokeless industry. Bila barang dan jasa tersebut dihimpundipersatukan Universitas Sumatera Utara 37 dalam bentuk satu program perjalanan, dengan dibatasi oleh dimensi ruang jarak, tempat d an dimensi waktu, maka akan terbentuk suatu produk daripada “Industri Pariwisata”. Kesatuan produk pariwisata ini lazimnya ditawarkan dalam bentuk “paket” package, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk wistawan menghimpun sendiri masing- masing “komponen unsur” tersebut, dengan cara merakitnya sendiri, ibarat seseorang yang merakit komputer dengan membeli komponen-komponennya masing-masing secara terpisah.

1.6.4.1 Akomodasi

Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang pengunjung wisatawan dapat beristirahat menginap tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia. Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Akomodasi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata- mata untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. 2. Akomodasi Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial masyarakat yang kurang mampu. 3. Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau Universitas Sumatera Utara 38 semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongankalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu.

1.6.4.2. Akomodasi Perizinan Hotel Non Bintang

a. Hotel yaitu jenis usaha akomodasi yang menyediakan tempat dan fasilitas kamar untuk menginap dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan berbagai jenis fasilitas pelayanan, seperti fasilitas penyediaan makanan dan minuman, fasilitas konvensi dan pameran, fasilitas rekreasi dan hiburan, fasilitas olahraga dan kebugaran, fasilitas jasa layanan bisnis dan perkantoran, fasilitas jasa layanan keuangan, fasilitas perbelanjaan, serta pengembangan fasilitas panunjang lainnya yang diperlukan untuk aktivitas tamu dan pengunjung. b. ISUP Izin Sementara Usaha Pariwisata adalah Izin sementara untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata. c. ITUP Izin Tetap Usaha Pariwisata adalah Izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata. d. DU ITUP Daftar Ulang Izin Tetap Usaha Pariwisata adalah Daftar ulang izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata. e. Perizinan adalah Izin di bidang industri pariwisata meliputi ISUP, ITUP dan DU ITUP. f. Pemohon adalah Pemilik atau yang dikuasakan untuk mengajukan permohonan ISUP, ITUP, dan DU ITUP. Universitas Sumatera Utara 39 g. Adikarya Wisata adalah Penghargaan tertinggi di bidang kepariwisataan kepada industri pariwisata yang memiliki kinerja bisnis unggul, jasa-jasa terkait dan individu yang. berprestasi dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kepariwisataan di Provinsi DKI Jakarta. Golongan Kelas Hotel Melati dibagi atas 3 tiga penjenjangan kelas Hotel Melati, yaitu: 1. Hotel Melati 3; 2. Hotel Melati 2; dan 3. Hotel Melati Usaha Hotel harus diselenggarakan pada bangunan tempat yang sesuai dengan ketentuan peruntukan usaha dan memillki Izin Mendirikan Bangunan IMB. Status bangunan tempat penyelenggaraan usaha hotel dapat berupa bangunan milik sendiri atau kerja sama. Pada bagian depan bangunan dipasang papan nama dan atau papan petunjuk usaha yang jelas dan mudah dibaca oleh umum dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menggunakan bahasa asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pada bagian tertentu bangunan dan interior hotel harus menampilkan menggambarkan dekorasi bernuansa bercirikan budaya daerah. Bangunan tempat penyelenggaraan usaha hotel harus memenuhi persyaratan dasar dan persyaratan teknis operasional. Persyaratan dasar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memiliki izin tetap usaha hotel; Universitas Sumatera Utara 40 2. Memiliki sertifikat kelaikan fasilitas dan peralatan hotel; dan 3. Memiliki sertifikat kelaikan hygiene dan sanitasi hotel. Persyaratan teknis operasional hotel antara lain: 1. Penyediaan kantor depan dengan perlengkapannya; 2. Penyediaan kamar tamu dengan perlengkapannya; 3. Penyediaan ruang makan dan minum dengan perlengkapannya; dan 4. Penyediaan lahan parkir dan petugas keamanan. Setiap usaha hotel baru harus mengajukan permohonan klasifikasi terlebih dahulu kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, paling lama 1 satu tahun setelah beroperasi. Setiap 3 tiga tahun sekali usaha hotel harus melaksanakan reklasifikasi dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Tenaga kerja usaha hotel harus memiliki standar ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Selain memiliki standar ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja usaha hotel harus mengikuti pelatihan profesi kekaryaan dan memiliki sertifikasi profesi kepariwisataan. Setiap pengusaha hotel juga harus menyampaikan laporan tingkat hunian kamar dan harga rata-rata kamar setiap satu bulan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selain itu, juga harus menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha LKU setiap satu tahun sekali kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Setiap pengusaha hotel harus menyediakan tempat ruang outlet penjualan barang-barang kerajinan handicraft produk Usaha Kecil Menengah. Setiap penyelenggaraan usaha hotel dapat menyediakan tenaga kerja asing namun tetap mengutamakan tenaga kerja warga Negara Indonesia. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan tenaga kerja asing harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Universitas Sumatera Utara 41 Setiap usaha hotel yang menyelenggarakan menampilkan hiburan kesenian seni musik wajib menampilkan kesenian Betawi dan daerah lainnya secara periodik. Kesenian Betawi dan atau daerah lainnya dapat difasililasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Penyelenggaraan usaha hotel dikenakan pajak daerah yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengusaha Hotel berkewajiban untuk rnelaksanakan Online System Informasi pembayaran pajak ke dalam sarana perangkat dan sistem informasi perpajakan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Perizinan dan Rekomendasi