BAB V PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian
5.1.1 Jenis Kelamin Pekerja
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin pekerja paling banyak yaitu pekerja yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang
75,0 dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 orang 25,0. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masih sangat banyak perempuan yang
bekerja di bagian penyemprotan pestisida. Maka dari itu, lebih banyak perempuan yang mengalami keracunan pestisida dibandingkan laki-laki.
5.1.2 Usia Pekerja
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa usia pekerja penyemprot pestisida terbanyak pada usia 50 tahun yaitu sebanyak 7 orang 43,8. Semakin
bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak yang dialaminya, dan semakin banyak pula pemaparan yang dialaminya, dengan bertambahnya umur
seseorang maka fungsi metabolisme akan menurun dan ini juga akan berakibat menurunnya aktifitas kholinesterase darahnya sehinggga akan mempermudah
terjadinya keracunan pestisida. Usia juga berkaitan dengan kekebalan tubuh dalam mengatasi tingkat toksisitas suatu zat, semakin tua umur seseorang maka
efektifitas sistem kekebalan di dalam tubuh akan semakin berkurang.
5.1.3 Masa Kerja
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa masa kerja pekerja penyemprot pestisida pada umumnya 30 tahun yaitu sebanyak 10 orang 62,5. Semakin
Universitas Sumatera Utara
lama pekerja menjadi penyemprot pestisida, maka semakin lama pula kontak dengan pestisida sehingga resiko keracunan terhadap pestisida semakin tinggi.
Penurunan aktifitas kholinesterase dalam plasma darah karena keracunan pestisida akan berlangsung mulai seseorang terpapar hingga 2 minggu setelah melakukan
penyemprotan.
5.1.4 Kebiasaan Merokok Pekerja
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kebiasaan merokok pada pekerja penyemprot pestisida terbanyak adalah tidak merokok yaitu sebanyak 12
orang 75,0 dan kebiasaan merokok sebanyak 4 orang 25,0. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kebiasaan merokok tidak bisa dijelaskan dengan
keracunan pestisida.
5.1.5 Enzim Cholinesterase