iritasi kulit dan mata, kanker, keguguran, cacat pada bayi serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan Djojosumarto,2008.
2.6 Jalur Masuk Pestisida Pada Manusia
Pestisida dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai rute, yakni Djojosumarto, 2004:
1. Penetrasi lewat kulit dermal contamination Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat meresap ke dalam
tubuh dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi pestisida lewat kulit merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi. Lebih dari 90 dari kasus
keracunan di seluruh dunia disebabkan oleh kontaminasi lewat kulit. Tingkat bahaya kontaminasi lewat kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Toksisitas dermal dermal LD50 pestisida yang bersangkutan : makin
rendah angka LD50, makin berbahaya. b.
Konsentrasi pestisida yang menempel pada kulit: makin pekat pestisida, makin berbahaya.
c. Formulasi pestisida: misalnya formulasi EC dan ULV lebih mudah
diserap kulit daripada formulasi butiran. d.
Jenis atau bagian kulit yang terpapar: mata, misalnya, mudah sekali meresapkan pestisida. Kulit punggung tangan lebih mudah meresapkan
pestisida daripada kulit telapak tangan. e.
Luas kulit yang terpapar pestisida: makin luas kulit yang terpapar, makin besar resikonya.
Universitas Sumatera Utara
f. Lamanya kulit terpapar: makin lama kulit terpapar, makin besar
resikonya. g.
Kondisi fisik seseorang: makin lemah kondisi fisik seseorang, makin tinggi resiko keracunannya.
Pekerjaan yang menimbulkan resiko tinggi kontaminasi lewat kulit adalah: a.
Penyemprotan dan aplikasi lainnya, termasuk pemaparan langsung oleh droplet atau drift pestisida dan menyeka wajah dengan tangan, lengan
baju, atau sarung tangan yang terkontaminsai pestisida. b.
Pencampuran pestisida. c.
Mencuci alat-alat aplikasi 2. Terhisap lewat saluran pernafasan inhalation
Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung merupakan terbanyak kedua setelah kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat
halus kurang dari 10 mikron dapat masuk ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar lebih dari 50 mikron akan menempel di selaput lendir atau
kerongkongan. Pestisida yang berbentuk gas mudah masuk ke dalam paru-paru dan sangat
berbahaya. Partikel atau droplet yang berukuran kurang dari 10 mikron dapat mencapai paru-paru, namun droplet yang berukuran lebih dari 50 mikron mungkin
tidak mencapai paru-paru, tetapi dapat menimbulkan gangguan pada selaput lendir hidung dan kerongkongan. Gas beracun yang terhisap ditentukan oleh:
1. Konsentrasi gas di dalam ruangan atau di udara
2. Lamanya pemaparan
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi fisik seseorang pengguna
Pekerjaan-pekerjaan yang menyebabkan terjadinya kontaminasi lewat saluran pernafasan adalah :
a. Bekerja dengan pestisida menimbang, mencampur, dsb di ruang tertutup
atau yang ventilasinya buruk. b.
Aplikasi pestisida berbentuk gas atau yang akan membentuk gas, aerosol, terutama aplikasi di dalam ruangan, aplikasi berbentuk tepung mempunyai
resiko tinggi. c.
Mencampur pestisida berbentuk tepung debu terhisap pernafasan. 3. Masuk ke dalam saluran pencernaan makanan lewat mulut oral
Pestisida keracunan lewat mulut sebenarnya tidak sering terjadi dibandingkan dengan kontaminasi lewat kulit. Keracunan lewat mulut dapat
terjadi karena : a.
Makan, minum, dan merokok ketika bekerja dengan pestisida. b.
Menyeka keringat di wajah dengan tangan, lengan baju, atau sarung tangan yang terkontaminasi pestisida.
c. Drift pestisida terbawa angin masuk ke mulut.
d. Makanan dan minuman terkontaminasi pestisida.
e. Kecelakaan khusus, misalnya pestisida disimpan dalam berkas wadah
makanan atau disimpan tanpa label sehingga salah ambil dikira bukan pestisida.
f. Meniup nozzle yang tersumbat langsung dengan mulut.
Universitas Sumatera Utara
Kejadian-kejadian seperti yang telah disebutkan diatas pada umumnya disebabkan karena kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya
kesadaran bahwa pestisida adalah racun. Kadang-kadang para pekerja penyemprot pestisida, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan
penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan.
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keracunan Pestisida