tabel di atas maka dapat dinterpretasikan bahwa hampir setengah responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, lalu pada umumnya responden memiliki
sikap pada kategori sedang sedangkan sebagian besar responden memiliki kategori tindakan sedang.
4.2.3 Kepadatan Hunian di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kepadatan Hunian di Rutan Klas
I Tanjung Gusta Kepadatan Hunian
Jumlah Persentase
Sesuai 5,6 m
2
orang Tidak Sesuai 5,6
m
2
orang 40
100,0
Total 40
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang tinggal di
dalam sel dengan kepadatan hunian yang sesuai dengan ketentuan standar menurut SE. Dirjen Pemasyarakatan tahun 2005 sama sekali tidak ada. Dari persentasi
distribusi proporsi yang ditampilkan pada tabel di atas maka dapat dinterpretasikan bahwa seluruh responden tinggal di dalam sel dengan kepadatan hunian yang tidak
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Hal ini merupakan faktor risiko penularan TB paru yang sangat berbahaya karena ruang yang dihuni para responden
tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
4.2.4 Faktor Lingkungan Fisik di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan
Faktor Lingkungan Fisik di Rutan klas I Tanjung Gusta yang diamati dalam penelitian ini meliputi: Kelembaban Udara, Intensitas Cahaya dan Suhu di lingkungan
rutan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Fisik di Rutan Klas I Tanjung Gusta
Variabel n
Kelembaban Udara
Tidak Memenuhi Syarat Kelembaban 40 atau 70
30 75,0
Memenuhi Syarat Kelembaban antara 40-70
10 25,0
Total 40
100,0 Intensitas Cahaya
Tidak Memenuhi Syarat 60 lux 40
100,0 Memenuhi Syarat 60 lux
0,0 Total
40 100,0
Suhu
Tidak Memenuhi Syarat 18
˚C dan 30˚C 40
100,0
Memenuhi Syarat 18
˚C-30˚C 0,0
Total 40
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hampir setengah responden yang
tinggal di dalam sel dengan kelembaban yang sesuai dengan ketentuan standar menurut Kepmenkes No 829 Tahun 1999 yaitu sebanyak 10 orang responden 25,0
sedangkan sebagian besar tinggal dalam sel yang kelembaban udaranya tidak sesuai dengan Kepmenkes No 829 Tahun 1999 sebanyak 30 orang responden 75,0.
Selain itu juga dapat dilihat bahwa seluruh responden di Rutan Klas I Tanjung Gusta tinggal di sel dengan intensitas cahaya yang tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan Kepmenkes No 829 Tahun 1999 setelah diukur dengan lux meter. Selanjutnya dapat dilihat bahwa seluruh responden di Rutan Klas I Tanjung Gusta
tinggal di sel dengan suhu yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829MenkesSKVII1999. Dari persentasi distribusi proporsi yang ditampilkan pada tabel di atas maka dapat dinterpretasikan
bahwa pada umumnya faktor lingkungan fisik responden variabel kelembaban udara tidak memenuhi syarat, lalu variabel intensitas cahaya serta suhu seluruhnya tidak
memenuhi syarat. Sedikitnya ruangan sel dengan kelembaban yang sesuai serta tidak adanya
ruangan sel yang memenuhi syarat untuk faktor lingkungan fisik intensitas cahaya dan suhu sesuai ketetapan perundangan yang digunakan sebagai standar merupakan
faktor risiko penularan TB paru yang sangat berbahaya karena ruang yang dihuni para narapidana tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Sanitasi lingkungan rutan menunjukkan tempat yang potensial sebagai habitat bagi bakteri Mycobacterium Tuberculosis sehingga WBP yang tinggal di dalamnya
mempunyai risiko menderita penyakit tuberkulosis. Hasil observasi dan pengukuran kondisi lingkungan Rutan tentang luas ventilasi, pencahayaan, kelembaban udara
serta kondisi lantai ditemukan: a. Seluruh ruang tahanan tidak memiliki pencahayaan secara alami yang cukup
yaitu = 60 Lux sebagaimana dalam Kepmenkes RI No 829 1999 tidak terpenuhi.
b. Kelembaban udara pada ruang tahanan ditemukan yaitu 2 unit ruang tahanan 40 dari 12 ruang tahanan yang diobservasi yang memenuhi standar
kelembadan udara 40-70 sebagaimana ditetapkan dalam Kepmenkes RI No 829 1999.
Universitas Sumatera Utara
c. Suhu diseluruh ruang tahanan tidak memenuhi syarat yaitu 18-30C sebagaimana ditetapkan dalam Kepmenkes RI No 829 1999
Berdasarkan hasil observasi tentang kondisi lingkungan Rutan dapat dijelaskan bahwa secara umum belum memenuhi persyaratan rumah sehat.
Melihat struktur bangunan ruang tahanan pada Blok D Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, penulis berpendapat bahwa kurang sesuai apabila dibandingkan
dengan syarat rumah sehat Kepmenkes No 829 tahun 1999 sehingga hal ini menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini.
4.2.5 Tingkat Risiko TB Paru di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan