5.2.2 Faktor Sikap Responden di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berada dalam kategori sikap baik berjumlah 32 orang 80,0, sedangkan sebagian kecil
responden dengan kategori sikap yang sedang sebanyak 8 orang 20,0. Secara
teoritis, sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap responden dalam pencegahan Tb Paru
akan lebih baik bila berawal dari niat, sehingga dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup Notoatmodjo, 2012. Menurut M. Hariwijaya dan Sutanto 2007, diperlukan sikap dan perilaku
yang baik dalam pencegahan dan penularan penyakit TB paru. Semakin baik sikap ibu terhadap pencegahan penyakit TB paru maka semakin kecil pula risiko
anaknya untuk tertular penyakit TB paru. Sikap yang buruk dalam pencegahan Tb paru di rutan menyebabkan perilaku yang buruk dalam pencegahan TB paru yang
berperan serta dalam peningkatan risiko penularan Tb paru di Rutan. Menurut Bem 1972 dalam Neila Ramadhani 2009, individu cenderung menunjukkan
sikap sesuai dengan perilaku sebelumnya. Orang yang mempunyai sikap yang negatif maka perilakunya juga akan cenderung negatif.
Dalam penentuan sikap, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang narapidana telah
mendengar penyakit TB paru penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya. Pengetahuan ini akan membawa dirinya untuk berfikir dan berusaha
supaya tidak terkena TB paru. Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan
Universitas Sumatera Utara
ikut bekerja, sehingga narapidana tersebut berniat akan mencegah dirinya terkena TB paru. Namun, lingkungan yang tidak meyakinkan menyebabkan pengetahuan
yang dimiliki tidak berkorelasi dengan sikap dan tindakan yang dia terapkan.
5.2.3 Faktor Tindakan Responden di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan