wawancara dengan Sarmauli yang sudah sekitar 20 tahun bekerja sebagai penambang kayu arang. Beliau mulai bekerja sekitar tahun 90-an.
30
Pada periode tahun 1992, untuk menambang arang masyarakat menggunakan pengungkit dari pohon yang besar yang di ujungnya diruncingi sampai tajam, atau
disebut dengan lilis
2.3.2 Alat Tambang Tradisional
Metode penambangan arang yang juga sudah berkembang dari masa silam. Kegiatan pertama kalinya untuk menambang kayu dengan menggunakan Lilis. .
Kegiatan menambang ini dapat dilakukan untuk menggali kayu dari tanah gambut. Nagasaribu merupakan daerah yang kaya akan pertambangan baik tambang
batu gunung maupun tambang kayu arang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari masyarakat mampu bekerja dari pagi hingga sore. Pada awalnya arang yang
ditambang hanya untuk kebutuhan bakar rumah tangga saja . Perlahan mereka sadar, arang sangat berfungsi bagi kehidupan masyarakat. Seiring berjalannya waktu
masyarakat Nagasaribu terkhusus penambang sadar rupanya arang tidak hanya digunakan untuk bahan bakar tapi udah digunakan untuk nempa besi dan sudah
memiliki nilai jual yang mahal.
31
30
Wawancara , Sarmauli, Nagasaribu, 15 Februari 2016.
31
Lilis adalah sebuah alat untuk menggali tanah yang terbuat dari kayu jati dimana panjangnya 2 meter dan ujungnya di runcingi sampai tajam.
, dimana lilis tersebut digunakan untuk menggali kayu dari dalam gambut. Menambang arang denggan menggunakan lilis membutuhkan waktu
Universitas Sumatera Utara
yang lama karena masih menancapkan lilis tersebut puluhan kali kedalam tanah untuk mengambil kayu nya, bukan hanya itu saja membuat masyarakat jauh lebih sulit
untuk memakai alat ini. Kemudian muncul lah alat penambangan arang yaitu cangkul, linggis dan
kapak. Dan ada juga yang menggunakan sebagian alat dari traktor, mata Cangkul tersebut terbuat dari besi begitu juga linggis dan kapak dan digunakan untuk
menggali kayu dari dalam tanah.
2.3.3 Modal
Masyarakat Nagasaribu membutuhkan dana yang cukup besar sebagai modal mereka dalam menambang kayu arang. Selain menggunakan modal yang cukup besar
mereka juga harus memiliki motivasi yang besar untuk merubah kondisi hidupnya kearah yang lebih baik sebagai modal utama mereka. Dimana saat melakukan
penggalian tanah masyarakat harus menggunakan alat seperti cangkul, linggis dan kapak, dalam membeli alat tersebut membutuhkan modal yang cukup besar,
kemudian untuk alat berat atau tractor disewa perminggu dimana uang sewanya adalah RP 200 perkepala keluarga. Karena sebagian masyarakat ada yang
menggunakan alat berat tersebut terkhusus kepada keluarga yang mampu. Kedalaman penggalian kayu tersebut sekitar 5 meter untuk mendapatkan kayu yang besar
sehingga lebih mudah menggunakan alat berat dari pada cangkul dan linggis. Untuk kedalaman 3-5 meter, dibutuhkan alat berat seperti traktor untuk mengambil tanah
Universitas Sumatera Utara
kayu tersebut dari dalam tanah. Sedangkan untuk kedalaman penggalian tanah 2-3 meter digunakan alat seperti cangkul ,linggis, dan kapak dan kayu yang didapat
dipisahkan bagian yang besar dan yang kecil karena bagian yang besar masih membutuhkan proses pemotongan biar tidak terlalu besar untuk dibakar
32
• Karet ban
. Kemudian fasilitas yang digunakan untuk menambang adalah sebagai berikut:
• BensinSolar
Kemudian alat-alat selanjutnya yang dibutuhkan untuk menambang adalah sebagai berikut:
• Cangkul
• Linggis
• Kapak
• Karung Plastik
• Keranjang
32
Wawancara , Parlin Sihombing, Nagasaribu, 19 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
2.4 Sistem Kerja Penambangan