Luar Daerah PEMASARAN KAYU ARANG DESA NAGASARIBU PADA TAHUN 1992-

BAB IV PEMASARAN KAYU ARANG DESA NAGASARIBU PADA TAHUN 1992-

2002 Pemasaran merupakan suatu proses perpindahan suatu barang atau jasa dari tangan produsen ketangan konsumen. Seiring dengan berjalan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan yang menawarkan. pada awal sejarah bahwa pemasaran dilakukan dengan cara pertukaran barter dan terus berkembang menjadi perekonomian dengan menggunakan uang dengan pemasaran yang modern. Pemasaran merupakan aspek yang biasanya paling penting dalam sebuah industri, pemasaran pada dasarnya dapat diartikan sebagai transaksi jual beli. artinya pemilik barang menjual kepada pembeli pada tingkatan harga yang disepakatin dari lokasi yang satu kelokasi yang lainnya.

4.1 Luar Daerah

Pemasaran kayu arang merupakan pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat terhadap konsumen pembeli ataupun tauke. Dimana arang ini dipasarkan di Luar Daerah seperti di daerah siborong borong kabupaten tapanuli utara dan kota medan. Produksi arang kayu selama ini masih dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. Namun anggapan itu tidak berlaku bagi warga masyarakat nagasaribu yang berada di kecamatan Lintongnihuta, pasalnya harga penjualan arang kayu lumayan menggiurkan. Universitas Sumatera Utara Harga penjualan arang kayu saat ini kisaran 90-110 Rb keluar daerah besar Warga masyarakat Nagasaribu biasanya menjual arang kayu ke sitampurung yang berada di kabupaten tapanuli utara tepatnya di Siborong borong. Dimana masyarakat ada yang menjual arang melalui tauke dan ada juga sebagian menjual langsung kepada pembeli. karena harga penjualan ke konsumen ini mencapai 70 Rb perkarung besar, proses penjualan ini berlangsung ditempat pembeli maksudnya arang kayu yang mengangkut adalah penjual sendiri yaitu melalui alat angkut mobil pasar atau di antar dengan menggunakan roda kendaraan dua , begitu juga yang menjual kepada tauke masyarakat menggunakan mobil pasar yang sudah disediakan oleh tauke untuk mengambil arang tersebut dari tempat pengambilannya. Dimana satu mobil berisi 8- 10 karung plastik arang. Cara muat ke dalam truk dapat dilakukan dengan cara Manual yaitu, Dengan menggunakan tenaga manusia panggul, dimuat dalam bentuk karung besar. Dimana satu karung arang plastik tersebut dipanggul ke pinggir jalan raya tempat mobil berhenti. 48 Pemasaran merupakan suatu tindakan yang paling menentukan suatu usaha yang akan didapat. Makin terbuka luas pasar, maka akan semakin banyak jumlah produk yang dipasarkan. Dalam pemasaran arang ini, para masyarak sangat terbantu dengan kehadiran para tauke. Masyarakat juga harus menjalin hubungan yang baik dengan dengan tauke, begitu juga sebaliknya tauke juga perlu membangun relasi yang baik juga dengan masyarakat penambang, sebab keduanya sama saling . 48 Wawancara , Hasni Hutasoit, Nagasaribu, 23 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara menguntungkan simbiosis mutualisme. Tauke membutuhkan hasil arang untuk melancarkan usaha mereka dan masyarakat membutuhkan tauke untuk pemasaran hasil penambangan mereka. Namun ada juga masyarakat tidak membutuhkan penjualan melalui tauke karena tidak ingin merepotkan beban, ada yang langsung dijual kepasaran tanpa melalui tauke. Dengan adanya tauke ini maka akan semakin mempermudah pendistribusian arang ke daerah yang ada di Sumatera Utara, seperti Pematang Siantar, Tarutung, Balige, Sidikalang, dan Tapanuli utara. Pemasaran Arang sebenarnya cukup mudah, karena penambang mempunyai banyak opsi untuk menjual arangnya. Cara yang mudah arang tersebut biasanya dijual ke tauke melalui agen-agen yang dikirimnya ke ke siborong borong untuk membeli arang tersebut. Ada tauke yang datang langsung ke tempat penambangan tersebut. Arang sebagai hasil tambang masyarakat yang diperoleh sangat bergantung terhadap hasil perolehan karena dapat memberikan jaminan untuk pemenuhan kebutuhan hidup bagi keluarganya. Sebelum arang tersebut diperjual belikan terlebih dahulu harus di sortir dan di olah. Kemudian baru didistribusikan untuk dipasarkan pada konsumen. Jenis pengolahan dapat di bagi atas: a. Pengolahan arang kecil b. Pengolahan arang besar Universitas Sumatera Utara Dimana arang yang kecil dipisahkan dari hasil penyaringan semua arang dan tidak untuk diperjual belikkan di khalangan masyarakat namun dipakai untuk kebutuhan bahan bakar oleh rumah tangga sendiri, sedangkan arang yang besar dijual dan dimasukkan ke dalam karung plastik yang besar. Hasil dari pengololahan ini kemudian di packing ke dalam karung plastik yang telah disediakan. Dari sinilah, para tauke akan membelinya. Pemasaran kayu arang dilakukan dengan 2 cara yaitu melaui tauke dan tidak melalui tauke 1. Melalui Tauke Pada proses hasil pemasaran kayu arang dapat dilakukan dengan cara menjualnya ke tauke.Dimana tauke dan si penjual telah melakukan kesempakatan atau perjanjian yang telah dibuat. Seperti biasanya yang dilakukan oleh keluarga ibu Sarmauli dimana penjualan hasil arang tersebut dijual terhadap tauke. Dimana beliau berpendapat bahwa Penghasilan yang didapat perminggu tidak stabil kadang naik kadang turun, kadang 19 Karung kadang 20 jadi tergantung terhadap pekerjaan dan kondisi cuaca, jadi jika arang sudah siap ditambang maka arang tersebut dijual keberbagai daerah melaui tauke karna lebih mudah menjual langsung ke tauke dan tidak lagi repot memanggul dipasaran, namun ada juga ruginya kalau dijual langsung ke tauke satu karung dipotongnya Rp 5000 padahal dijual jadi Rp60,000, yang tinggal jadi Rp55,000 perkarung plastic, tapi gak takut lagi masalah Universitas Sumatera Utara laku dan gak laku karna udah diserahkan semuanya ke tauke,dan arang ini diangkat sendiri oleh mobil milik tauke tersebut ke tempat penambang, hasil pemasaran arang ini dilakukan dengan sekali seminggu dimana arang yang didapat dikumpulkan sampai seminggu dan dan dijual ketauke setiap hari seninnya karna pemasaran ini dilakukan sekali seminggu dipasaran.. Kemudian tauke mengangkat dan dijual kembali dengan harga lebih dari yang sudah ditetapkan. Sehingga lebih menguntungkan di tauke daripada di masyarakat tutur beliau’’ 49 Penjualan yang dilakukan tanpa perantara oleh tauke jauh lebih menguntungkan dibanding penjualan langsung ketauke, dimana hasil perkarung bersih ada ditangan tidak ada pemotongan harga, jika perkarung Rp 80,000 maka yang dijual ke pasaran harus Rp 80,000 namun kalau hasil penjualan sendiri kadang tidak semua habis, sehingga arang tersebut dibawa lagi pulang kerumah, dan dijual besoknya. Hasil pemasaran tanpa tauke ini dilakukan tiap hari dimana penjualan

4.2 Dalam Daerah