Sistem Kerja Penambangan Gambaran Umum Masyarakat Penambang Kayu Arang Desa Nagasaribu

2.4 Sistem Kerja Penambangan

Proses produksi arang kayu ini terbilang gampang-gampang susah. Bagi yang sudah terbiasa proses pembuatan arang kayu ini cukup mudah dilakukan. Namun bagi pelaku pemula tentunya perlu mendalami lebih dasar lagi proses pembuatan ini . Adapun sistem kerja penambangan yang dilakukan oleh masyarakat desa nagasaribu kecamatan Lintongnihuta adalah bapak Aris sihombing menguraikan bahwa usaha membuat arang prosesnya cukup singkat, dari penggalian kayu di lokasi gambut hingga pengapian membutuhkan waktu kurang lebih dua hari. Selama dua hari itu, maksimal yang dapat dihasilkan lebih dari tiga karung plastik, dengan harga setiap plastiknya Rp 60.000 Rp 90.000. Pekerjaan itu dilakukan bersama - sama dengan anak dan istri dikala cuaca baik. Kalau kondisi penghujan seperti ini, sudah barang tentu hasilnya tidak akan maksimal. Pasalnya, bahan baku kayu sangat sulit dikeringkan, itu akan berpengaruh terhadap proses pembakaran. Dalam satu minggu ini kami hanya mendapatkan hasil dua karung plastik. Menjadikan arang sebagai sumber nafkah saat ini tidak begitu menjanjikan, karena cuaca maka rutinitas berladang harus dikerjakan juga karena musim tanam padi menjadi skala prioritas untuk saat ini, tutur beliau 33 a. Menggali Kayu dari Tanah Gambut . Adapun proses penambangan kayu arang yaitu 33 Wawancara, Aris Sihombing, Nagasaribu, 21 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara Menggali yang berarti mengambil kayu tersebut dari bawah tanah dimana kayu yang diambil adalah yang berasal dari tanah gambut, dengan penggalian tersebut masyarakat menghabiskan kesehariannya hanya untuk mengumpulkan kayu, menggali sangat lah susah kadang dapat kayu yang besar kadang yang kecil, karena arang yang baik didapatkan dari hasil pembakaran kayu yang besar, di desa Nagasaribu banyak ditemukan masyarakat yang pada umumnya bekerja sebagai penambang kayu arang. Dalam sehari Jauhari mengumpulkan kayu yang digali dari tanah gambut dan dikumpulkan dalam suatu tempat, kadang liat cuaca kalau datang hujan saya hanya mendapatkan sedikit kayu karena tidak mungkin melakukan penggalian kayu tersebut, dan harus menjaga kondisi kesehatan saya 34 • Sekop digunakan untuk mengambil tanah pada saat proses penggalian sedang berlangsung . Kayu yang di dapat terkadang tidak menentu sehingga memungkinkan untuk menggali tanah lebih dalam lagi, adapun alat yang dipakai saat menggali adalah dengan menggunakan sekop, cangkul, linggis, kapak. Adapun fungsi dari alat masing masing adalah sebagai berikut • Cangkul digunakan untuk menggali tanah untuk mengambil kayu tersebut • Linggis digunakan untuk mengungkit kayu yang besar dari dalam tanah gambut 34 Wawancara, Jauhari Nababan, Nagasaribu, 22 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara • Kapak digunakan untuk memotong kayu besar yang diambil dari tanah tersebut. b. Mengeringkan Kayu Setelah dilakukannya penggalian kayu atau pengumpulan kayu maka proses kerja yang selanjutnya adalah dengan mengeringkan kayu dibawah terik sinar matahari tepatnya dilahan gambut, dimana proses pengeringan sangat lah membutuhkan waktu yang lama karena apabila kayu tersebut kurang kering maka belum bisa dibakar sehingga memakan waktu sehari dua hari untuk mengeringkannya papar Harapan, yang bekerja sebagai penambang kayu arang setiap harinya. Kadang sangat sulit untuk melakukan proses ini karna harus dikeringkan di tanah yang tidak basah atau lembab padahal tanah di gambut berair jadi kayu tersebut harus dipindahkan lagi ke tempat yang kering . c. Pembakaran kayu Pada proses pembakaran membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan sampai 30 jam. Setelah kayu digali dan dikeringkan maka tahap terakhir adalah proses pembakaran dimana kayu tersebut dibakar sekali semua dengan menggunakan karet untuk membakarnya, setelah siap dibakar menjadi arang maka akan di masukkan kedalam karung plastik dengan melakukan pemilahan dimana yang kecil dan besar dipisahkan. Mula-mula, umpan bakar dinyalakan. Jika pembakaran telah berlangsung dan diperkirakan apinya tidak akan mati, maka prosesnya akan cepat Universitas Sumatera Utara terbakar 35 Bukan hal yang mudah bagi Parulian sampai sekarang masih bekerja sebagai penambang kayu arang, jika melakukan proses pembakaran kadang terasa sulit dimana harus membutuhkan cuaca yang sangat cerah, beliau menceritakan bagaimana lika liku kehidupan penambang kayu arang dilahan gambut tersebut, dengan hanya bermodalkan cangkul, parang,baji, dan fisik serta mental yang kuat. Pagi-pagi pukul 06.00 wib berangkat kerja dengan bermodalkan jalan kaki dengan jarak rumah 1 km ketempat kerja tersebut pukul 7 mereka sudah mulai bekerja, sedangkan istirahat tergantung pekerjaannya sudah selesai atau belum kalau mereka sudah selesai mereka bisa istirahat. Setelah istirahat mereka mulai kembali bekerja hingga sampai pukul 6 dan kemudian setelah pukul 6.30 pulang ke rumah masing-masing . Adapun alat alat yang digunakan untuk proses pembakaran adalah sebagai berikut: 1.Tenda digunakan untuk menutupi proses pembakaran tersebut dari hembusan angin supaya api tidak padam tenda ini dikelilingkan kepada kayu yang telah di tumpukkan sebelum proses pembakaran dimulai, 2. karet ban atau minyak tanah digunakan untuk meyalakan kayu tersebut. 3.keranjang untuk menyaring bagian dari yang terkecil arang sesudah dibakar. 36 35 Wawancara, Marnita Hutasoit, Nagasaribu, 23 Maret 2016 36 Wawancara, Harapan Nababan, Nagasaribu, 23 Maret 2016 . Universitas Sumatera Utara

2.5 Fungsi Kayu Arang