BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kecamatan Lintongnihuta berada pada 2º13’-2º20” Lintang Utara, dan 98º47’-98º57” Bujur Timur yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kecamatan Lintongnihuta terletak 1000-1500 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah mencapai 18.126,03 ha yang terdiri dari 22 desa salah satunya adalah
desa Nagasaribu, desa ini memiliki kekayaan alam yang melimpah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat yaitu lahan gambut, dimana masyarakat mengolah
lahan tersebut menjadi penambangan arang. Pada tahun 1992 merupakan tahap awal bagi masyarakat mengadakan penambangan arang dimana pada saat itu arang sangat
dibutuhkan.
Masyarakat penambang kayu arang di desa Nagasaribu Kecamatan Lintongnihuta adalah masyarakat yang mandiri, kuat dan memiliki kegigihan bekerja
untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya dan juga adanya keinginan untuk maju dalam kondisi ekonomi serta pendidikan anak anaknya, apapun mereka lakukan demi
anak dan keluarganya. Mereka bekerja keras dari pagi hari hingga petang tanpa kenal lelah. Dengan pendapatan yang dihasilkan perminggu tidak menetap Rp 1.200.000-
Rp 1.260.000 kadang naik kadang turun bisa jadi disebabkan oleh faktor cuaca. Pada umumnya masyarakat menambang dengan menggunakan Lilis yang terbuat dari kayu
Universitas Sumatera Utara
yang diujungnya diruncingi dengan tajam kemudian adanya perubahan dengan menggunakan cangkul ,linggis dan traktor. Dengan adanya alat alat ini masyarakat
menjadi lebih giat lagi melakukan aktivitasnya.
Ditinjau dari segi pendapatan keluarga, maka penambang di Nagasaribu hampir semua digolongkan sebagai penambang penuh namun tidak meninggalkan
mata pencaharian utama yaitu bertani. Maksudnya adalah kebanyakan pendapatan keluarga itu berasal dari hasil penambangan arang. Seluruh waktu mereka digunakan
untuk bekerja sebagai penambang, sehingga ketika cuaca buruk tiba, mereka hanya berdiam diri dirumah dan tidak melalukan penambangan. Hasil pendapatan
masyaraka yang sebelumnya bertani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Bahkan harus berhutang kepada orang lain. Hal ini sangat
berbanding terbalik dengan adanya penambangan kayu arang di desa Nagasaribu. Dengan adanya penambangan ini menjadikan kehidupan masyarakat jauh lebih baik
dari yang sebelumnya bukan hanya dibidang perekonomian namun pendidikan juga meningkat dan interaksi sosial masyarakat dalam tolong menolong makin terjamin .
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran