3.2 Kehidupan Sosial
Aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan interaksi antar sesamanya. Ini disebabkan manusia merupakan jenis makhluk yang hidup secara
kolektif. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan komunikasi untuk melaksanakan kerja sama dalam hidup bermasyarakat. Masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat kontinu yang terikat oleh suatu identitas bersama.
38
Secara umum interaksi sosial dapat diartikan sebagai bentuk-bentuk hubungan sosial di dalam masyarakat. Hubungan sosial dapat dilihat baik hubungan antar
individu dengan masyarakat maupun antar masyarakat itu sendiri. Interaksi yang berlangsung memperlihatkan bagaimana peranan yang ada pada setiap anggota
masyarakat di dalam kelompoknya dan bagaimana pula peranan mereka di dalam mengadakan hubungan terhadap kelompok lainnya. Hubungan ini menjelaskan yang
menjadi dasar dan tujuan dari setiap peranan yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok di dalam keluarganya maupun dengan kelompok lainnya.
39
Sebagai makhluk sosial yang memiliki akal dan budi, manusia di dalam hidupnya selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya, saling membutuhkan
satu sama lain. Pada intinya manusia itu tidak dapat hidup sendiri. Pada umumnya di
38
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta : Djambatan, 1981, hal 159-160
39
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung : Karya Nusantara, 1977, hal. 44.
Universitas Sumatera Utara
dalam sebuah proses interaksi terdapat sifat-sifat saling mempengaruhi karena di dalamnya melibatkan lebih dari satu orang. Jadi antara individu yang satu dengan
individu yang lain, dan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain secara sadar ataupun tidak terlibat dalam proses saling mempengaruhi. Terlepas dari budaya
mana yang lebih dominan dalam proses interaksi tersebut, bentuk hubungan sosial yang mempertemukan lebih dari satu kebudayaan akan melahirkan jenis kebudayaan
yang baru sebagai “buah” dari proses interaksi. Oleh karenanya interaksi jelas berbeda dari adaptasi. Adaptasi juga merupakan bentuk ataupun pola hubungan-
hubungan sosial yang ada dalam masyarakat. Adaptasi lebih kepada penyesuaian tanpa turut “mewarnai” proses hubungan sosial yang terjadi sebagaimana ditunjukkan
dalam interaksi. Singkatnya adaptasi lebih kepada penyesuaian yang bersifat positif oleh individu ataupun satu komunitas kelompok terhadap realitas sosial yang ada,
sedangkan interaksi bersifat lebih proaktif dalam melihat realitas sosial. Jadi di dalam pola interaksi sosial ada proses saling mempengaruhi dan umumnya proses ini
berlangsung tanpa disadari oleh masyarakat. Implikasi dari proses interaksi itu dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
40
Demikian juga halnya yang terjadi pada masyarakat desa nagasaribu , kehidupan sosial yang berawal dari tegur sapa dengan masyarakat itu sendiri
kemudian berbincang dengan kelompokmasyarakat lainnnya dengan tujuan yang
40
Ibid. Hal. 48
Universitas Sumatera Utara
sama yaitu bekerja sebagai penambang kayu, hal ini secara tidak langsung dan tanpa disadari mereka telah membentuk hubungan interaksi sosial di tempat kerja.
Interaksi sosial antar masyarakat yang ada di lahan gambut tempat penambangan terbentuk secara alamiah dan dari satu kesatuan tertentu sesuai dengan
kesamaan identitas dan kedudukannya. Kesamaan identitas timbul karena adanya perasaan senasib sepenanggungan dan persamaan kedudukan dalam status pekerjaan.
Selain itu juga di kalangan masyarakat nagasaribu penambang kayu terbentuk hubungan yang baik sesama mereka karena berasal dari daerah yang sama, juga
bekerja dalam satu wilayah yang sama, maka hal ini membuat hubungan mereka lebih erat antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu juga mereka menganggap bahwa
masyarakat yang bekerja di lahan gambut yang sama adalah merupakan teman senasib sepenanggungan, yang mengetahui bagaimana susah senangnya bekerja di
tempat mereka bekerja sekarang. Namun dengan demikian bukan berarti mereka tidak menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Mereka sambil bercerita dan
bercengkrama antar sesama masyarakat hingga sampai di lokasi penambangan. Itulah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat nagasaribu dalam berinteraksi
antar sesamanya Hubungan interaksi sosial antara masyarakat nagasaribu dengan masyarakat
lainnya berjalan cukup baik. Mereka saling membantu dan tolong menolong jika masyarakat mengalami kesulitan dalam pekerjaan, dimana laki-laki dengan sigap
Universitas Sumatera Utara
menolongnya. Karena mereka telah menganggap hubungan antar sesama sudah menjadi keluarga keduanya.
41
1. Aktivitas tolong menolong antara tetangga yang berdekatan, untuk pekerjaan-
pekerjaan kecil sekitar rumah dan pekarangan, misalnya : menggali sumur, mengganti dinding rumah, membersihkan rumah dan atap rumah dari hama
tikus dan sebagainya. Karena mayoritas yang bekerja adalah suku batak toba, maka bahasa yang
digunakan oleh masyarakat nagasaribu adalah batak toba sehingga terjalin kesamaan dalam bahasa tersebut. Hubungan baik antar sesama masyarakat dapat terlihat jelas,
disaat ada teman dari mereka yang mengadakan pesta ataupun mengalami kemalangan, dengan sukarela masyarakat akan baik tenaga maupun materi untuk
teman mereka yang mengadakan suatu pesta pernikahan, ataupun yang sedang mengalami kemalangan. Dari hal-hal terkecillah mereka bisa menjalin rasa sosialisasi
yang erat dengan sesama. Menurut Koentjaraningrat, aktivitas tolong menolong yang tampak dalam kehidupan
masyarakat terbagi atas 3, yaitu :
2. Aktivitas tolong menolong antara kaum kerabat tetangga dekat untuk
menyelenggarakan pesta sunat, perkawinan, atau upacara adat lain sekitar titik
41
Wawancara , Mariani, Desa Nagasaribu, 09 maret 2016
Universitas Sumatera Utara
peralihan pada lingkaran hidup individu hamil tujuh bulan, kelahiran, melepaskan tali pusat dan lain sebagainya.
3. Aktivitas spontan tanpa permintaan dan tanpa pamrih untuk membantu secara
spontan pada waktu seorang tetangga mengalami kematian atau bencana.
42
Hal diatas tampak bahwa, aktivitas tolong menolong buruh akan terlihat pada acara seperti perkawinan, baik dari keluarga buruh maupun dari keluarga masyarakat
setempat. Biasanya mereka akan saling mengundang, dan saling membantu tanpa harus diminta oleh yang bersangkutan. Dan begitu juga halnya jika ada buruh atau
keluarga masyarakat setempat yang mengalami kemalangan atau bencana, maka tanpa diminta mereka datang memberikan bantuan baik berupa tenaga maupun
materi. Mereka memberikan sumbangan secara sukarela tanpa adanya paksaan. Bentuk interaksi sosial masyarakat di sektor informal lainnya, dapat dilihat
ketika pada saat kegiatan-kegiatan sosial, seperti kerja bakti atau gotong royong membersihkan parit atau lingkungan sekitar. Gotong royong merupakan aktivitas
bekerjasama antara sejumlah besar warga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang dianggap berguna untuk kepentingan umum.
43
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari permasalahan hidup kesehariannya. Hal ini yang selalu mengiringi proses hidup manusia sehingga
42
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : PT. Gramedia, 1981, hal. 59-60.
43
Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss, 1995, hal. 28.
Universitas Sumatera Utara
sehingga banyak orang berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sarat akan permasalahan hidup. Atas dasar inilah maka salah satu bentuk upaya manusia di
dalam masyarakat adalah membentuk wadah-wadah yang dapat dipakai sebagai media yang dapat menumbuhkan rasa persahabatan dan solidaritas diantara sesama
warga masyarakat di tempat mereka tinggal.
44
Biasanya wadah-wadah sosial ini dibentuk berdasarkan kepentingan dari warga masyarakat. Oleh karena itu bentuk dan wadah yang dipakai sebagai media
untuk memenuhi kepentingan tersebut menunjukkan corak yang beraneka ragam. Wadah sosial ini lebih kita kenal dengan istilah organisasi sosial. Organisasi sosial
adalah penyusunan aktivitas dari dua orang atau lebih yang disesuaikan untuk menghasilkan kesatuan aktivitas yang merupakan suatu kerja sama.
45
Sejalan dengan itu, dalam hal tingkat pendidikan khususnya bagi anak penambang, untuk bekal kerja mencari kayu arang dilahan gambut latar belakang
pendidikan seorang penambang tidaklah begitu penting artinya karena pekerjaan sebagai penambang merupakan pekerjaan yang lebih banyak mengandalkan otot dan
Dengan adanya penambangan kayu arang di Nagasaribu dapat membuat masyarakat sadar akan adanya rasa tolong menolong dan saling membantu antar
sesama seperti pada acara pernikahan, kelahiran dan kematian.
3.3 Tingkat Pendidikan Anak-anak penambang kayu arang