melaksanakan pesta mangopoi jabu memasuki rumah, mangokkal holi menggali tulang, dan lain sebagainya.
24
Pertambangan rakyat merupakan rangkaian kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh rakyat dengan memakai peralatan dan cara yang sederhana untuk
memenuhi kebutuhan hidupanya sehari hari. Kegiatan usaha pertambangan adalah
suatu kegiatan besar yang berada ditengah masyarakat, dimana tentunya kegiatan ini akan berinteraksi dengan masyarakat setempat dimana lokasi pertambangan itu
berada. Keterlibatan masyarakat sangat penting oleh karena banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pertambangan, mulai dari pemerataan ekonomi
hingga mempertimbangan kelestarian lingkungan serta dampak yang mungkin akan dirasakan oleh masyarakat. Di desa Nagasaribu banyak ditemukan masyarakat pada
umumnya bekerja sebagai penambang kayu arang namun tidak meninggalkan mata pencaharian utama yaitu bertani. Hal ini didasari karena beberapa faktor. Faktor
utamanya adalah masalah ekonomi keluarga. Demi memenuhi kebutuhan hidup, Dalam hubungan sosialnya ketiga unsur diatas yang sekaligus menjadi dasar
struktur kekerabatan dalam masyarakat batak toba tidak akan berarti jika berdiri sendiri akan tetapi harus didasarkan pada kerja sama yang satu dengan yang lain.
2.3 Latar Belakang Penambang
2.3.1 Asal Mula Penambang
24
Wawancara, Hotma Nababan , Nagasaribu, tanggal 26 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
masyarakat bekerja sebagai penambang. Informasi ini di dapatkan dalam wawancara dengan Saut yang sudah sekitar 20 tahun bekerja sebagai penambang kayu arang.
Beliau mulai bekerja di sekitar tahun 90-an.
25
1. Kegiatan, teknologi, dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan
mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai pemasaran.
Pertambangan pertama kali digunakan secara resmi pada bulan November 1964, ketika di magelang diresmikan kelembagaan pendidikan menegah dan pertama
untuk bidang pertambangan, Mineral dan energy kekayaan bangsa Pertambangan
Adalah
2. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian mineral, batubara, panas bumi, migas
26
Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi atau proses pengambilan
material yang dapat diekstraksi dari dalam bumi. Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.
Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, berbagai kekayaan alam tersebar di berbagai kawasan di
.
25
Wawancara , Saut Nababan, Nagasaribu, 20 Februari 2016.
26
Sudrajus, Nandang, Teori dan Praktis Pertambangan Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013, hal 34.
Universitas Sumatera Utara
indonesia dan salah satunya yaitu sumber Daya Mineral baik itu berupa minyak bumi, batubara, emas, nikel dan lain lain. Dan hingga kini pengelolaan Sumber daya
tersebut telah berkembang pesat diiringi dengan tumbuhnya berbagai perusahaan kontraktor pertambangan, Sejarah pertambangan dan energi di Indonesia dimulai
dengan kegiatan pertambangan yang dilakukan secara tradisional oleh pemerintah hindia belanda. Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dinas
Pertambangan yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan. Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah disiarkan melalui radio. berita
tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
27
Pada tahun 1992 merupakan awal pertama dilakukan nya penambangan di Nagasaribu kecamatan Lintongnihuta karena pada awal itu perekonomian masyarakat
terancam lemah sehingga Bapak Sahala adalah orang yang pertama melakukan penambangan kayu arang di Nagasaribu beliau mengeluarkan pikiran kreatifnya
yaitu orang pertama yang melakukan penambangan kayu arang dilahan gambut yang
27
Djokodarmono, Sejarah Pertambangan dan Energi Indonesia , Jakarta : Departemen Energi dan Sumber daya mineral, 2009 hal 3.
Universitas Sumatera Utara
bermula beliau hanya iseng iseng namun semakin dikerjakan semakin mendapatkan hasil dimana sebelumnya beliau bertani namun karena hasil dari pertanian kurang
memuaskan beliau akhirnya mencari solusi untuk mendapatkan kerja sampingan yaitu menambang arang karena faktor ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dengan jumlah anak 7 orang mana mungkin mencukupi Rp 300 perminggu kalau dari hasil pertanian saja jadi cari kerjaan sampingan lah untuk menutupi kebutuhan rumah
tangga tutur beliau dan lama kelamaan masyarakat yang lainnya pun mengikuti jejak beliau tersebut karena dari hasil penambangan tersebut bisa menghasilkan Rp
1.000.000 lebih perminggu.
28
Penambangan dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kegiatan ini dilakukan di tanah gambut atau sering disebut Sigalapang oleh
masyarakat batak Toba berarti tanah hitam kecoklatan dan gersang yang di dalam tanah terdapat akar akar yang sangat bagus diolah sebagai arang atau bahan bakar
memasak. Masyarakat batak toba menyebutnya Soban atau Tunggar yang berwarna hitam. Tanah gambut merupakan lahan kosong atau bahasa batak sering disebut
tombak. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Mengandung banyak asam humus
dan warnanya coklat kehitaman seperti warna air teh yang pekat. Berawal dari cerita yang berkembang di dalam masyarakat mengenai asal-muasal penambangan kayu
arang ini Misalnya, ada yang mengklaim bahwa penambangan kayu arang itu orang
28
Wawancara, Bapak Sahala Nababan, Nagasaribu, 18 maret 2016
Universitas Sumatera Utara
jepang yang pertama menambang dan kemudian di ikuti oleh masyarakat nagasaribu dan ada juga yang berpendapat bahwa tambang arang itu adalah hasil kerjaan yang
dilakukan oleh ide sekelompok masyarakat desa Nagasaribu untuk menambah hasil perekonomian bagi keuarga. Hal ini dapat kita lihat bahwa sampai hari ini masyarakat
desa nagasaribu lah yang melakukan penambangan tersebut seperti Bapak Sahala Nababan yang sampai saat ini bekerja sebagai penambang
29
Di desa Nagasaribu banyak ditemukan masyarakat pada umumnya bekerja sebagai penambang kayu arang . Hal ini didasari karena beberapa faktor. Faktor
utamanya adalah masalah ekonomi keluarga. Demi memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa nagasaribu melakukan kerja sampingan setelah bertani yaitu bekerja
sebagai penambang kayu arang dengan melakukan pekerjaan ini masyarakat mampu meningkatkan nilai ekonomi terhadap keluarganya Informasi ini di dapatkan dalam
.
Bagi masyarakat di Desa Nagasaribu, bekerja sebagai penambang kayu arang merupakan pekerjaan yang biasa sudah dikenal sebagai pekerjaan umumnya
masyarakat pedesaan untuk membantu menopang kehidupan keluarganya. Dengan kata lain kultur dan struktur masyarakat di daerah itu membantu menopang kehidupan
keluarganya. Kultur dan struktur masyarakat di daerah itu mendukung masyarakat untuk bekerja sebagai penambang kayu arang
29
Wawancara, Resmi Lumbantoruan, Nagasaribu, 19 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
wawancara dengan Sarmauli yang sudah sekitar 20 tahun bekerja sebagai penambang kayu arang. Beliau mulai bekerja sekitar tahun 90-an.
30
Pada periode tahun 1992, untuk menambang arang masyarakat menggunakan pengungkit dari pohon yang besar yang di ujungnya diruncingi sampai tajam, atau
disebut dengan lilis
2.3.2 Alat Tambang Tradisional