commit to user
46
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Karet
Karet dikenal di Eropa sejak ditemukannya Amerika oleh Columbus. Orang Eropa yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic
gum ialah Pietro Martyre d’Angiera 1457 - 1526, dari Aragon, Leon Spanyol.
Laporan pertama yang serius tentang produksi karet dan sistem primitive pemrosesannya ditulis pada abad ke- 18 oleh 2 orang Prancis Charles Marie De
La Condamine dan Francois Fresneau. De La Condamine, seorang anggota ekspedisi ilmiah yang pergi ke Amerika Selatan pada tahun 1735 melukiskan
dalam laporannya kepada akademi Prancis pada tahun 1736. Sejak semula perkembangan industri karet tergantung bukan pada
pengetahuan kimia melainkan pada kemampuan orang menemukan metode yang cocok untuk memanipulasi karet. Kemajuan yang penting dalam memanipulasi
karet dengan mudah terjadi pada awal abad ke – 19 dari eksperimen-eksperimen seorang Skotlandia, Charles Macintosh 1766 – 1843 dan seorang Inggris,
Thomas Hancock 1786 – 1865 namun metode tersebut kurang sempurna dan agak primitive.
Di Amerika Serikat industri karet berdiri pada akhir pengembangan industri dan perdagangannya 1819 – 1837. Seorang Amerika, Charles Goodyear
1800– 1860 menemukan proses vulkanisasi pada tahun 1839. Industri yang
commit to user
47
berbahan baku karet alam kemudian karet sintetik banyak didirikan pada awal perkembangan industri kendaraan bermotor. Spillane, 1989
B. Jenis-Jenis Karet
Karet atau elastromer merupakan polimer yang memperlihatkan daya pegas, atau kemampun meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.
Ada 2 jenis karet yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaanya saling melengkapi.
Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan.
1. Karet Alam Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene. Nama kimia dari
polimer ini adalah Cis 1,4 – poliisoprena dengan rumus umum C5 H8 n. Semakin besar harga n semakin panjang molekul karet , semakin besar berat
molekulnya, dan semakin kental. Dimana n adalah drajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Karet
alam bila dipanasi akan menjadi lunak dan lekat dan kemudian dapat mengalir. Karet alam sedikit larut dalam benzene. Karet alam banyak
digunakan dalam industri – industri barang. Umumnya alat-alat yang terbuat dari karet alam berguna bagi kehidupan manusia.
commit to user
48
Sesuai dengan namanya, karet alam berasal dari alam, yakni terbuat dari getah tanaman karet. Sifat-sifat atau kelebihan karet alam adalah sebagai
berikut : a. Daya elastisitas atau daya lentingnya sempurna.
b. Sangat plastis, sehingga mudah diolah. c. Tidak mudah panas.
d. Tidak mudah retak. e. Mempunyai daya aus yang tinggi
Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan jadi maupun setengah jadi, jenis – jenis produk karet
alam tersebut adalah sebagai berikut : a. Bahan olah karet lateks kebun, sheet angin, lump segar
b. Karet alam konvensional compo crepe, blanket crepe, off crepe c. Lateks pekat
d. Karet bongkah block rubber e. Karet spesifikasi teknis crump rubber
f. Karet siap olah Tyre rubber Karet alam memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang
diolah sesuai dengan keperluannya. Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umunya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat
berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin penggerak. Ban kendaraan sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang
commit to user
49
umumnya terbuat dari karet alam. Karet sering pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil dan di peralatan lainnya.
Disamping kelebihannya, karet alam juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya, Kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam
memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi, para produsen karet alam tidak bisa menggenjot produksinya dalam waktu singkat,
sehingga harganya cenderung tinggi. 2. Karet Sintetis
Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap
berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah
tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Berikut ini adalah jenis-jenis karet sintetis yang dikenal,
yaitu : a. Karet sintetis untuk kegunaan umum
Ø SBR styrena butadiene rubber, merupakan jenis karet sintetis yang paling banyak digunakan. Memiliki ketahanan kikis yang baik dan
kalor atau panas yang ditimbulkan juga rendah Ø BR butadiene rubber, karet jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih
rendah, dan pengolahannya juga tergolong sulit.
commit to user
50
Ø IR isoprene rubber atau polyisoprene rubber, mirip dengan karet alam karena sama-sama merupakan polimer isoprene.
b. Karet sintetis untuk kegunaan khusus Ø IIR isobutene isoprene rubber Sering disebut butyl rubber dan hanya
mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan asap.
Ø NBR nytrile butadiene rubber atau acrilonytrile butadiene rubber Adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling sering
digunakan. Sifatnya yang sangat baik adalah tahan terhadap minyak. Sekalipun didalam minyak, karet ini tidak mengembang.
Ø CR clhoroprene rubber Memiliki ketahanan terhadap minyak, tetapi dibanding dengan NBR
masih kalah. Memiliki daya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon di udara, bahkan juga tahan terhadap panas atau nyala api.
Ø EPR ethylene propylene rubber Keunggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya terhadap sinar matahari, ozon, serta pengaruh
unsur cuaca lainnya. Kelemahannya pada daya lekat yang rendah.
C. Perkembangan Karet Indonesia