METODE PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET INDONESIA KE RRC (REPUBLIK RAKYAT CINA) TAHUN 1999 2009

commit to user 35

BAB III METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder menurut runtut waktu time series dalam bentuk tahunan. Periode yang digunakan yaitu periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2009. Adapun data-data tersebut diperoleh dari: 1. Badan Pusat Statistik BPS 2. Bank Indonesia BI 3. Penelitian-penelitian terdahulu 4. Artikel-artikel dan sumber-sumber lainnya.

2. Definisi Variabel

1. Harga karet alam dunia Harga karet alam dunia yang digunakan adalah harga karet alam yang berlaku dalam perdagangan internasional. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh BPS berdasarkan perhitungan tahunan . 2. Harga karet sintetis Harga karet sintetis yang digunakan adalah harga karet olahan yang berlaku dalam perdagangan internasional.. Data operasional yang digunakan commit to user 36 dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh BPS berdasarkan perhitungan tahunan. 3. Nilai Tukar Yuan RRC terhadap Rupiah Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun BPS berdasarkan perhitungan tahunan. 4. GDP Riil Negara RRC GDP Riil Negara RRC yang digunakan adalah jumlah nilai produksi yang dinilai atas dasar harga tetap yang dihitung menggunakan tahun dasar 2000. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber terkait berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Milyar Dollar Amerika.

3. Metode Analisis Data

1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil

Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat TerkecilOLS ordinary least square, dengan fungsi volume ekspor karet Indonesia ke RRC = f harga karet alam dunia, harga karet sintetis, nilai tukar Yuan terhadap Rupiah, GDP Riil Negara RRC, maka persamaan regresi liniernya adalah : Volume = β +β 1 HKA+β 2 HKS+β 3 NT+β 4 GDPriil +e Keterangan : Volume = Volume ekspor karet Indonesia ke RRC 000 M.Ton commit to user 37 HKA = Harga Karet Alam Dunia USTon HKS = Harga Karet Sintetis USTon NT = Nilai Tukar Yuan terhadap Rupiah Rupiah GDPriil = GDP Riil Negara RRC Milyar US β = Konstanta regresi β i = Koefisien Regresi e = Variabel Pengganggu

2. Pemilihan Model Regresi

Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, White and Davidson MWD yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai berikut : · Linier Î Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e · Log Linier Î LogYt = Log β +β 1 LogX 1t +β 2 LogX 2t +β 3 LogX 3t +β 4 LogX 4t +e Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa : · Ho : Y adalah fungsi linier dari variabel independen X model linier · H1 : Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X model log linier commit to user 38 Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut : a. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya fitted value dan selanjutnya dinamai F 1 . b. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan selanjutnya dinamai F 2 . c. Dapatkan nilai Z 1 = ln F 1 -F 2 dan Z 2 = antilog F 2 -F 1 d. Estimasi persamaan berikut ini : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Jika Z1 signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier. e. Estimasi persamaan berikut : LogYt = Log β +β 1 LogX 1t +β 2 LogX 2t +β 3 LogX 3t +β 4 LogX 4t + e Jika Z 2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier. Siti Aisyah, 2007

3. Uji Statistik

Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan beberapa pengujian Gujarati, 2003 : commit to user 39

a. Uji t Statistik

Uji t statistik adalah pengujian variabel-variabel independen secara individu, digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen. Langkah-langkah dalam uji t adalah sebagai berikut : 1 Menentukan hipotesis a Ho : β i = 0, berarti tidak ada pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. b Ha : β i ≠ 0, berarti ada pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. 2 α = 5, df = n-k 3 ft H ditolak H diterima H ditolak 0 -t α2 ; n-k t α2; n-k Gambar 3.1. Daerah Kritis Uji t 4 Melakukan perhitungan nilai t t hitung = β i Se β i t commit to user 40 Keterangan : β i = koefisien regresi Se β i = standard error koefisien regresi 5 Kriteria pengujian · Jika nilai -t tabel t hitung t tabel , Ho diterima berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. · Jika nilai t tabel t hitung atau t hitung -t tabel , Ho ditolak berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji F statistik

Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam uji F adalah sebagai berikut : 1 Menentukan hipotesis a Ho : βi = 0, maka variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel independen. b Ha : βi ≠ 0, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. 2 α = 5 , df = k-1 ; n-k commit to user 41 3 H ditolak H diterima F α;k-1;n-k Gambar 3.2. Daerah Kritis Uji F 4 Melakukan penghitungan nilai F Nilai F hitung = Keterangan : R 2 = koefisien regresi n = jumlah sampeldata k = banyaknya parameter 5 Kriteria pengujian · Jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. · Jika F hitung F tabel , maka H diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. F commit to user 42

c. Koefisien Determinasi R

2 R 2 menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R 2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1, jika R 2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.

4. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah model yang diteliti akan mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan pemeriksaan terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan:

a. Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan Lagrange Multiplier Test yang dikembangkan oleh Bruesch-Godfrey, yakni berupa regresi atas semua variabel bebas dalam persamaan regresi linier berganda tersebut dan variabel lag-1 dari nilai residual regresi linier berganda. Langkah dari Lagrange Multiplier Test adalah sebagai berikut : 1 Menentukan hipotesis a Ho : ρ 1 = ρ 2 = ....= ρ q = 0 , Tidak ada autokorelasi, baik positif maupun negatif. commit to user 43 b Ha : ρ 1 ≠ ρ 2 ≠....≠ ρ q ≠ 0 , Ada autokorelasi. 2 α = 5, df = jumlah lag residual 3 H diterima H ditolak χ 2 α ; df Gambar 3.3. Daerah Autokorelasi 4 Melakukan penghitungan nilai χ 2 χ 2 hitung = n-pR 2 5 Membandingkan nilai R 2 dari hasil regresi tersebut dengan nilai χ 2 dalam table statistik Chi Square. Kriterianya adalah, jika : a Apabila nilai ObsR square χ 2 hitung χ 2 tabel , berarti H diterima, artinya tidak ada masalah autokorelasi. b Apabila ObsR square χ 2 hitung χ 2 tabel , berarti H ditolak, artinya terjadi masalah autokorelasi. χ 2 commit to user 44

b. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai R 2 aux yang diperoleh dari auxiliary regression dengan nilai R 2 dari keseluruhan. Berdasarkan Klein rule of Thumbs maka dari hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika R 2 R 2 aux maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dan jika R 2 R 2 aux maka terjadi gejala multikolinearitas Gujarati, 2003.

c. Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan penggangu mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu keadaan dimana variasi dari kesalahan penggangu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu Uji Park, Uji Glejser, Uji white, Uji LM ARCH dan Uji Breusch–Pagan–Godfrey. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan Uji White. Langkah dari Uji White adalah sebagai berikut : 1 Hipotesis untuk menentukan ada tidaknya heterokedastisitas. ▪ Ho : ρ 1 = ρ 2 = ....= ρ q = 0 , Tidak ada heterokedastisitas ▪ Ha : ρ 1 ≠ ρ 2 ≠....≠ ρ q ≠ 0 , Ada heterokedastisitas commit to user 45 2 α = 5, df = jumlah regresor 3 H diterima H ditolak χ 2 α ; df Gambar 3.4. Daerah Heteroskedastisitas 4 Melakukan penghitungan nilai χ 2 χ 2 hitung = nR 2 Keterangan : n = jumlah observasi R 2 = koefisien determinasi 5 Kriteria pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas · Jika ObsR square χ 2 hitung χ 2 tabel , berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada heterokedastisitas. · jika nilai ObsR square χ 2 hitung χ 2 tabel , berarti Ho dapat ditolak. Dari hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa ada heterokedastisitas. χ 2 commit to user 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN