commit to user
56
E. Perkembangan Variabel Yang Diamati
1. Ekspor Karet Alam Indonesia ke RRC Republik Rakyat China
Karet merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang jumlah produksinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari keseluruhan total
produksi karet Indonesia hampir lebih dari 90 persen ditujukan untuk ekspor. RRC Republik Rakyat China merupakan salah satu Negara tujuan utama
ekspor karet Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya konsumsi karet alam di China beberapa tahun terakhir
akibat berkembang pesatnya industri otomotif disana. Ekspor karet Indonesia ke RRC tumbuh rata-rata mencapai 9.09
pertahun table 4.. Meskipun begitu jika dilihat dari periode 1999-2009, ekspor karet Indonesia ke RRC selalu menunjukkan kondisi yang fluktuatif.
Misalnya pada tahun 2001 ekspor ke RRC sebesar 136.607 Ton, kemudian pada tahun 2002 turun ke level 46.221 Ton, kemudian pada tahun 2003 naik
kembali menjadi 107.724 ton.
commit to user
57
Tabel 4.3 Ekspor Karet Indonesia ke RRC
Tahun 1999-2009 Tahun
Berat Bersih Ton
Nilai US Growth
1999 27514
24.922.181 -
2000 35085
33.225.495 21.58
2001 136607
133.499.191 74.32
2002 46221
43.692.711 -195.55
2003 107724
99.310.756 57.09
2004 197598
229.213.680 45.48
2005 249791
170.157.629 20.89
2006 337223
322.250.299 25.93
2007 341021
354.286.717 1.11
2008 318841
835.044.579 -6.96
2009 457118.2
877.986.927 30.25
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Peningkatan volume ekspor karet tersebut membuktikan bahwa karet
merupakan salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa Negara. Selain itu, keberadaan Indonesia sangat
diperhitungkan sebagai produsen utama karet dunia sehingga Indonesia berpeluang untuk menguasai pasar global.
2. Harga Karet Alam Dunia
Harga barang merupakan aspek pokok dalam pembahasan teori ekonomi dan pembentukan harga dari suatu barang terjadi di pasar melalui
suatu mekanisme. Dalam mekanisme ini terdapat dua kekuatan pokok yang saling berinteraksi, yaitu penawaran dan permintaan dari barang tersebut.
Apabila pada suatu tingkat tertinggi kuantitas barang yang diminta melebihi kuantitas barang yang ditawarkan maka harga akan naik, sebaliknya bila
commit to user
58
kuantitas barang yang ditawarkan pada harga tersebut lebih banyak daripada kuantitas permintaan, maka harga cenderung turun. Tingginya harga
mencerminkan kelangkaan dari barang tersebut. Sampai pada tingkat harga tertinggi konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang
lain yang mempunyai hubungan dekat dan relative lebih murah. Budiono, 1996
Karet merupakan komoditas perdagangan dunia yang penting, namun harganya seringkali berfluktuasi sehingga merugikan negara produsen.
Perkembangan harga karet alam di pasar dunia sejak tahun 1999-2009 terlihat dalam tabel berikut :
Table 4.4 Harga karet alam dunia tahun 1999-2009
US per Metrik Ton Tahun
Harga karet alam dunia
1999 905.8
2000 947
2001 977.25
2002 945.3
2003 921.9
2004 1160
2005 681.2
2006 955.6
2007 1038.9
2008 2619
2009 1920.7
Sumber : IRSG dan Departemen Perdagangan Berdasarkan tabel di atas, harga karet alam dunia terus mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2005 harga karet mengalami keterpurukan sampai titik
commit to user
59
US 681.2mt. kemudian harga karet dunia merambat naik kembali hingga pada tahun 2008 mencapai tingkat tertinggi US 2,619mt.
3. Harga Karet Sintetis