commit to user
19
C. Arti Perdagangan Internasional
Dapat didefinisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan
oleh perusahaan multinasional corporation untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan tekhnologi
pabrik dan perpindahan merek dagang. Robbock membahas “Perdagangan Internasional” dari sudut pandang manajemen dan memerinci kegiatan-kegiatan
perdagangan sebagai berikut Waluya, 1995 : · Perdagangan Internasional terjadi melalui perpindahan barang-barang,
perpindahan jasa-jasa dari satu negara ke negara lain yang disebut transfer of good and services.
· Perdagangan Internasional juga melewati perpindahan modal yaitu masuknya investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer of capital.
· Tenaga kerja juga merupakan objek dalam Perdagangan Internasional. Dalam Perdagangan Internasional transfer of labour mendorong masuknya
tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri. Pada kenyataannya, unskilled labor
dapat juga memperoleh pekerjaan di luar negeri. · Perdagangan Internasional dapat dilakukan melalui transfer of technology
yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik di Negara-negara,lain.
commit to user
20
· Keberhasilan dari suatu Perdagangan Internasional tergantung dari transfer of data
dan informasi terutama dalam penyampaian informasi tentang kepastian tersedianya bahan baku dan pangsa pasar.
D. Teori Perdagangan Internasional
1. Teori Keunggulan Absolut Adam Smith
Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan absolut absolut advantage. Jika sebuah negara lebih efisien
daripada atau memiliki keunggulan absolut terhadap negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding atau
memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan
dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut, dan menukarkannya dengan
komoditi lain yang memiliki kerugian absolutSalvatore,1997. Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan
internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang
jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak Hady, 2001. Teori advantage
ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain: · Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
· Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
commit to user
21
· Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. · Biaya transpor ditiadakan.
2. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan absolut dari Adam Smith memiliki kelemahan yang akhirnya disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori comparative
advantage atau keunggulan komparatif, baik secara cost comparative labor
efficiency maupun production comparative labor productivity.
Menurut teori cost comparative labor efficiency, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana Negara
tersebut berproduksi relatif kurangtidak efisien. Sedangkan menurut Production comparative advantage labor
productivity , suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasioanal jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta
mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurangtidak Hady, 2001.
3. Teori Heckser-Ohlin H-O
Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyakmurah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan
commit to user
22
mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relative
langka mahal dalam memproduksinya. Dalam analisisnya, teori H-O menggunakan dua kurva yaitu, kurva
Isocost , kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama dan
kurva Isoquant, yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama Hady, 2001.
4. Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Hukum permintaan
berbunyi ”Jika harga naik, maka jumlah output yang diminta akan turun, demikian pula sebaliknya” Suherman, 1996.
Kurva permintaan demand curve adalah sebuah grafik yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dengan kuantitas yang diminta
Mankiw, 2001. Dalam analisis permintaaan, kurva permintaan mungkin berbentuk a garis lurus, b cembung terhadap titik nol, atau c cekung
terhadap titik nol Suherman,1996.
a
harga
Jumlah yang diminta Jumlah yang diminta
P P
C C
D D
harga b
commit to user
23
c
Ada beberapa hal yang dapat menggeser kurva permintaan tiga diantaranya adalah yang paling dominan:
a. Tingkat pendapatan masyarakat income. Semakin besarnya pendapatan selalu berarti semakin besarnya
permintaan. Jika terjadi kenaikan pendapatan masyarakat, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Namun apabila terjadi penurunan
pendapatan masyarakat, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri. b. Cita rasa atau selera masyarakat terhadap barang itu taste.
Cita rasa atau selera masyarakat terhadap segala sesuatu itu pada lazimnya akan senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Selera
menggambarkan bermacam macam pengaruh budaya dan sejarah. Selera mungkin mencerminkan kebutuhan psikologis dan fisiologis sejati, selera
mungkin mencakup kecanduan yang terjadi secara artifisial dan selera mungkin juga mengandung sebuah unsur yang kuat dari tradisi atau agama
Samuelson, 2004
Jumlah yang diminta
P
C
Gambar 2.3. Jenis kurva permintaan
D harga
commit to user
24
c. Harga barang lain yang berkaitan prices of related commodities. Kenaikan harga barang subtitusi akan menggeser kurva permintaan
ke kanan, dan penurunan harga barang subtitusi akan menggeser kurva permintaan kekiri. Sedangkan kenaikan harga barang komplementer akan
menggeser kurva permintaan kekiri dan penurunan harga barang komplementer akan menggeser kurva permintaan kekanan.
5. Elastisitas
Elastisitas sering juga disebut Ukuran Derajat Kepekaan. Beberapa macam konsep elastisitas yang berhubungan dengan permintaan Mankiw,
2001 : a. Elastisitas harga
Elastisitas harga adalah mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang
tersebut. Ukuran ini dinyatakan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta dibagi persentase perubahan harga. Berdasar pengamatan
ada beberapa asas umum yang dapat di kedepankan sebagai hal-hal yang menentukan elastisitas harga dari permintaan yaitu :
· Kebutuhan versus kemewahan · Ketersediaan subtitusi
· Definisi pasar · Rentang waktu
commit to user
25
b. Elastisitas harga silang Elastisitas harga silang yaitu ukuran untuk menentukan seberapa
besar perubahan kuantitas yang diminta untuk suatu barang ketika harga barang lainnya berubah. Dirumuskan sebagai persentase perubahan
kuantitas yang diminta dari barang 1 dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang 2. Positif atau negatifnya nilai elastisitas harga silang ini
tergantung pada apakah kedua barng tersebut subtitusi atau komplemen. c. Elastisitas pendapatan
Elastisitas pendapatan yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa banyak jumlah permintaan atas suatu barang berubah mengikuti
perubahan pendapatan konsumen. Ukuran ini dinyatakan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta dibagi persentase perubahan
pendapatan.
E. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Dalam arti luas kebijaksanaan ekonomi internasional adalah tindakankebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan
sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta
pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit kebijaksanaan internasional adalah
commit to user
26
tindakankebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
1. Instrumen kebijaksanaan ekonomi internasional
Instrumen kebijaksanaan ekonomi Internasional meliputi Nopirin, 1995 : a. Kebijaksanaan perdagangan internasional
Kebijaksanaan perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan current account
dalam neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barangjasa. Jenis kebijaksanaan ini misalnya tarif terhadap impor,
bilateral trade agreemant, state trading, dan sebagainya. b. Kebijaksanaan pembayaran internasional
Kebijaksanaan pembayaran
internasional meliputi
tidakankebijaksanaan pemerintah terhadap rekening modal capital account dalam neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan
terhadap pembayaran internasional. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan pengawasan terhadap lalu lintas devisa exchange control, atau
pengaturanpengawasan lalu lintas modal jangka panjang. c. Kebijaksanaan bantuan luar negeri
Kebijaksanaan bantuan luar negeri adalah tindakankebijaksanaan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan grants, pinjamanloans,
bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
commit to user
27
2. Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi internasional adalah sebagai berikut Nopirin, 1995 :
a. Autarki Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau
militer. b. Kesejahteraan welfare
Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki diatas. Dengan mengatakan perdagangan internasional suatu negara akan
memperolaeh keuntungan dari adanya spesialisasi. Oleh karena itu, untuk mendorong adanya perdagangan internasional maka halangan-halangan
dalam perdagangan internasional tarif, quota, dan sebagainya dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti harus ada
perdagangan bebas. c. Proteksi
Tujuan ini untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan
sebagainya.
commit to user
28
d. Keseimbangan neraca pembayaran Apabila suatu negara itu mempunyai kelebihan cadangan valuta
asing maka kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem neraca
pembayaran internasionalnya. Tetapi sangat sedikit negara yang mempunyai posisi demikian. Terutama negara-negara yang sedang
berkembang posisi cadangan valuta asingnya lemah, memaksa pemerintah negara-negara tersebut untuk mengambil kebijaksanaan ekonomi
internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran inetrnasionalnya. Kebijaksanaan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa exchange
control . Pengawasan devisa tidak hanya mengaturmengawasi lalu lintas
barang tetapi juga modal. e. Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan seperti misalnya :
· Perlindungan terhadap industri infant industries · Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan
mendorong impor barang-barang yang essensial. · Mendorong ekspor dan sebagainya
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
commit to user
29
F. Penelitian Terdahulu
Michael Learner dan Thomas Stern 1989 menyeburtkan banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan terhadap barang ekspor. Sesuai dengan
teori permintaan, besarnya barang ekspor yang diminta sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga barang, dan barang yang lain, keadaan ini dituliskan :
M = Pm, Py, Y dimana :
M = jumlah barang yang diimpor Pm = tingkat harga yang diimpor
Py = harga barang yang lain Y = tingkat pendapatan negara pengimpor
Jumlah barang yang diimpor oleh suatu negara sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh ketiga variabel di atas. Pemilihan variabel independen dalam
suatu model permintaan dan penawaran terhadap suatu barang ekspor sangat tergantung pada tujuan suatu hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Dalam tulisan yang sama Learner dan Stern mengemukakan beberapa variabel independen lain yang juga mempengaruhi besarnya permintaan barang
ekspor seperti kemampuan penawaran terhadap suatu barang dari negara yang melakukan impor barang yang sama, tingkat pendapatan negara pengimpor
dalam GNP dan GDP riil, variabel waktu, faktor kebijaksanaan pemerintah atau perekonomian yang diterangkan oleh variabel dummy, nilai tukar atau faktor-
faktor lain yang diperkirakancukup berpengaruh.
commit to user
30
Moshin S Khan 1974 telah melakukan penelitian tentang impor di 5 negara berkembang yang umum diasumsikan tertentu oleh kekuatan non pasar
non market forces tidak sepenuhnya benar. Model yang digunakan pada penelitian ini dalam bentuk logaritma adalah sebagai berikut :
Log Mt = a
o
+ a
1
logPm
t
PD
t
+a
2
log Yt+Ut dimana :
Mt = kuantitas impor pada periode t PMt = nilai per unit impor di negara i pada periode t
PDt = tingkat harga dalam negeri di negara i pada periode t Yt = pendapatan domestik bruto
Ut = kesalahan pengganggu a
1
0, a
2
Alat analisis yang digunakan adalah model dinamis PAM sebagai model ketidakseimbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elastisitas harga
permintaan barang impor dengan model keseimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan pada derajat keyakinan 5 terhadap permintaan impor di 11
negara. Di antaranya Brasil, Kolumbia, Equador, India, Pakistan, Peru, Philipina, Srilanka, Turki dan Uruguay, kecuali Kolumbia dan Pakistan yang elastisitasnya
cukup kecil. Sedangkan perubahan pendapatan punya pengaruh yang berarti untuk sembilan negara. Selain itu untuk negara Equador, Ghana, Pakistan, dan
Turki ditemukan adanya autokorelasi.
commit to user
31
Pada model keseimbangan jangka pendek, elastisitas harga juga signifikan di negara Brazil, Kolumbia, Kostarika, Equador, Pakistan, dan
Srilanka. Sedangkan untuk elastisitas pendapatan jangka pendek signifikan di negara Brazil, Kolumbia, Equador, dan Pakistan yang derajat keyakinannya 5.
Mutaqim dan JJ Sarungu 2002 dalam penelitian berjudul ”Prospek Kerjasama Perdagangan Internasional Indonesia-Amerika”. Alat analisis yang
digunakan adalah model dinamis PAM. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, dilihat dari permintaan impor Indonesia dari amerika serikat
menunjukkan variabel GDP Indonesia mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan impor Indonesia dari amerika serikat, variabel
nominal exchange rate mempunyai hubungan yang negatif dan bermakna secara statisitik terhadap variabel permintaan impor Indonesia ke Amerika, variabel
harga barang impor mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan impor Indonesia dari amerika serikat namun tidak sesuai dengan
hipotesis, variabel krisis ekonomi variabel dummy mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap permintaan impor Indonesia dari amerika serikat,
variabel impor Indonesia dari amerika serikat tahun sebelumnya mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan impor Indonesia dari
amerika serikat. Sedangkan dari segi penawaran ekspor Indonesia ke Amerika Serikat menunjukkan variabel GDP Amerika mempunyai hubungan yang positif
dan signifikan terhadap penawaran ekspor Indonesia dari amerika serikat, variabel nominal exchange rate mempunyai hubungan yang tidak bermakna
commit to user
32
secara statisitik terhadap variabel penawaran ekspor Indonesia ke Amerika, variabel harga barang ekspor mempunyai hubungan yang negatif dan tidak
bermakna secara statistik terhadap penawaran ekspor Indonesia ke amerika, variabel krisis ekonomi variabel dummy mempunyai hubungan yang negatif
dan signifikan terhadap penawaran ekspor Indonesia dari amerika serikat, variabel impor Indonesia ke amerika serikat, variabel ekspor Indonesia ke
Amerika Serikat tahun sebelumnya mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap penawaran ekspor Indonesia ke Amerika serikat.
Nurul Huda dan Zulihar 2009 dalam penelitian berjudul “Perdagangan Bilateral Indonesia-China periode 2000-2009”. Dari penelitian tersebut
keimpulan yang diberikan adalah, 1 Neraca perdagangan Indonesia terhadap China selama periode 2000-2007 mengalami surplus tetapi sejak tahun 2008 dan
2009 perdagangan Indonesia terhadap China mengalami kondisi deficit, 2 Komoditi Utama yang diekspor Indonesia ke China meliputi komoditi karet,
batubara, CPO, produk kimia dan kertas. Sedangkan komoditi Utama Impor Indonesia dari China meliputi produk barang konsumsi, bahan baju dan barang
modal, 3 Langkah yang dapat dilakukan pemerintah terhadap data terakhir perdagangan Indonesia-China antara lain : pembangunan infrastruktur, permudah
perizinan, permodalan, kontrol produk-produk China dengan gerakan cinta produk dalam negeri.
commit to user
33
G. Hipotesa