commit to user
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hubungan Ekonomi Internasional
Hubungan ekonomi internasional berbeda dari hubungan ekonomi antarregional yaitu hubungan ekonomi di antara berbagai wilayah negara yang
sama, sehingga memerlukan peralatan analisis yang sedikit berbeda dan menganggap ekonomi internasional sebagai bagian yang berbeda dari ilmu
ekonomi. Artinya, setiap Negara selalu menerapkan beberapa pembatasan restriksi terhadap arus barang, jasa, serta berbagai macam faktor produksi yang
akan melintasi batas negaranya. Hal tersebut tidak dilakukan secara internal. Selain itu, arus internasional sedikit banyak dipemgaruhi oleh perbedaan-
perbedaan bahasa, adat istiadat, serta hokum yang berlaku di masing-masing Negara. Selanjutnya, arus barang, jasa, dan sumber daya secara internasional juga
akan menimbulkan pembayaran dan penerimaan dalam bentuk mata uang asing, yang nilainya selalu berubah sepanjang waktuSalvatore, 1997.
Ekonomi internasional berbeda dengan ekonomi interregional antar daerah dalam satu negara. Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara
dimana : a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal realtif lebih
sukar immobilitas faktor produksi
commit to user
15
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda
c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki factor endowment berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.
B. Ekspor dan Impor
1. Ekspor Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri
melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Menurut departemen perindustrian dan
perdagangan yang dimaksud dengan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, sementara eksportir adalah perusahaan atau
perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di
atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-undang nomor 10 tahun 1995
tentang kepabeanan. Ekspor yang akan dilakukan sebuah negara tergantung pada banyak
factor. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya ke negara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukan di negara-negara
lain dan mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut. Misalnya ekspor karet, timah, minyak kelapa sawit dan kayu hutan ke Jepang
dan negara-negara maju lainnyadisebabkan karena barang-barang tersebut
commit to user
16
mereka butuhkan, dan negara-negara tersebut tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang seperti itu. Sebaliknya, Indonesia mengimpor barang-
barang modal dan berbagai jenis barang untuk keperluan pengembangan berbagai jenis indsutri karena Indonesia belum mampu memproduksikan
barang-barang tersebutdengan mutu yang sebaik seperti yang dapat diperoleh dari negara-negara yang lebih maju.
Namun faktor di atas bukanlah faktor terpenting yang menentukan besarnya ekspor suatu Negara. Faktor yang lebih penting lagi adalah
kemampuan dari negara tersebut untuk memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Artinya, mutu dan harga barang
produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Makin banyak jenis barang yang
mempunyai keistimewaan yang dihasilkan oleh suatu negara, makin besar ekspor yang dapat dilakukan negara tersebut.
Ekspor adalah salah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekpor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai.
Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya
pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat
mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan
commit to user
17
fungsi pengeluaran pemerintah. Fungsi ekspor di atas digambarkan dalam gambar berikut Sukirno, 2002 :
Tingkat bunga
X
2
Pertambahan ekspor X
Pengurangan ekspor X
1
pendapatan nasional
Gambar 2.1. Fungsi Ekspor 2. Impor
Sedangkan yang dimaksud dengan impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Republik
Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun yang bersifat non komersial. Dalam keputusan menteri
perindustrian dan perdagangan No 550MPPKep101999 pada point ketentuan umum disebutkan, yang dimaksud dengan impor adalah kegiatan
memasukkan barang ke daerah pabean Indonesia. Antara Negara-negara eksportir dan Negara importir masing-masing memiliki UU dan peraturan bea
cukai yang berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Besarnya impor yang dilakukan suatu negara antara lain ditentukan
oleh sampai dimana kesanggupan barang-barang yang diproduksikan di
commit to user
18
negara-negara lain untuk bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan di negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, atau
harganya lebih murah, daipada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa negara tersebut akan
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan terjadi atau tidak, masih tergantung kepada
kesanggupan penduduk negara itu membayar impor tersebut. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional
daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri. oleh sebab itu dalam analisis
makroekonomi, impor mempunyai cirri-ciri, yaitu semakin besar tingkat pendapatan nasional, semakin besar pula nilai impor. Hal ini ditunjukkan
dalam gambar berikut Sukirno, 2002 : impor
Gambar 2.2. Fungsi impor
Pendapatan nasional Kenaikan impor
Pengurangan impor M
M
1
M
2
commit to user
19
C. Arti Perdagangan Internasional